One Night Stand With My Neighbor

One Night Stand With My Neighbor

One Night Stand

New York, Amerika

Sandra seorang wanita pengejar karir. Usianya hampir 30 tahun dan belum menikah. Hal terpenat dalam hidupnya adalah ketika ia di paksa menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya.

Ia memutuskan untuk pergi dari rumah Ibunya yang terus mengusik dirinya menyuruhnya untuk segera menikah. Ia memilih tinggal sendiri.

Ibunya telah lama menjanda dan kini Ibunya tengah berpacaran dengan tetangga depan yang juga menduda namun usia prianya jauh lebih muda dari ibunya. Hanya berbeda 5 tahun dari anak sulungnya.

Sandra tidak peduli, dia bahkan tidak ingin tahu siapa nama pasangan ibunya dan seperti apa orangnya. Ketidakpedulian itu tumbuh saat Ibunya terus menerus menyuruh Sandra untuk menerima lamaran dari anak temannya.

Kini dia harus kembali ke rumah Ibunya karena mendapat kabar jika Ibunya sakit.

Ditengah jalan mobil Sandra mogok dan ia harus menempuh perjalanan sejauh 2 Km dengan berjalan kaki. Itu membutuhkan waktu sekitar 15-25 menit

Ia sehabis pulang dari pesta pernikahan temannya dan sedang mengenakan gaun berwarna dusty pink diatas lutut. Gaun itu berbahan satin dengan perpaduan bahan Tulle di luar dress. Kain yang bersifat melayang dan lembut ini terbuat dari berbagai serat, seperti sutra, nilon, dan rayon yang memiliki bentuk menyerupai jaring dengan lubang-lubang kecil membentuk heksagonal. Dan tentu saja semua bahan yang ia kenakan tidak menyerap keringat.

Sandra memakai jaket tebalnya namun kakinya masih terasa dingin diterpa angin malam. Ia berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang setiap ada suara kendaraan yang melintas.

Karena lelah dan juga tidak ingin kakinya lecet karena high heels, ia berhenti dan melambaikan tangan. Berharap pengemudi tersebut menepi.

Mobil yang di hentikan itu pun menepi. Sandra lantas meminta tumpangan tanpa basa basi. Pengemudi pria itu mempersilahkan Sandra masuk kedalam mobilnya dengan senang hati.

Sandra tipe orang pendiam, dia hanya diam selama perjalanan. Setelah melewati tiga rumah, Sandra meminta turun dari mobil pria itu dan mengucapkan terimakasih.

Pria itu memiliki wajah yang panjang, dagu panjang dan dua gigi kelinci didepannya sedikit maju.

"Terimakasih atas tumpangannya," ucap Sandra setelah menutup pintu mobilnya. Ia berjalan menuju teras rumah serta menekan bel sembari menunggu pria itu pulang

Tapi Pria itu malah mematikan mesin mobilnya dan ikut turun.

"Aku juga ingin menemui pemilik rumah ini," ucap Pria bertubuh jangkung

Tak berapa lama ada suara pintu terbuka.

Ceklek

"Sandra," pekik Ibunya dan langsung memeluk Sandra.

"Hey Ed, ayo masuk," seru Merry

Sandra mengamati penampilan Merry yang segar dan cerah, tidak seperti orang sakit. Sandra mulai kesal, feelingnya tepat. Merry sengaja berbohong agar Sandra datang dan berkenalan dengan Edward, seseorang yang ingin dijodohkan dengan Sandra

No no no, perjodohan ini tidak boleh terjadi, batin Sandra

Merry membantu Sandra membuka jaketnya kemudian merangkulnya dan membawanya masuk, lalu mempersilahkan Edward untuk duduk

"Sandra, senyum please. Hanya perkenalan kok," bisik Merry kemudian mengajak Sandra duduk di sampingnya

Sandra menurut, dia diam, tak bicara sama sekali selain menjawab apa yang ditanyakan. Ia memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Sean. Sean telah menikah dan memiliki seorang anak yang berumur 5 tahun.

Tak berapa lama, orang tua Edward datang. Merry bilang hanya perkenalan tapi yang terjadi Edward memberikan Sandra sebuah kotak yang berisi cincin berlian dan menyematkan nya di jari manis Sandra.

Sungguh Sandra ingin sekali membuangnya, tapi ia tak berdaya dan hanya menerima kenyataan pahit.

Setelah tamunya pulang, Sandra marah besar dan melakukan protes secara besar-besaran.

"Kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Edward! Aku membencimu Bu," sarkas Sandra meninggalkan rumah ibunya. Merry memanggilnya menyuruhnya untuk kembali. Tetapi Sandra mengacuhkan panggilannya

Ia menangis seraya melepaskan cincin di jarinya. Cincin itu tak bisa keluar karena kekecilan di jarinya, hanya dengan bantuan sabun agar terlepas dari jari.

Sandra terus berlari menuju entah kemana.

Jauh dirinya berlari, tanpa alas kaki, tanpa jaket yang menutupi gaunnya yang terbuka. Dingin seperti perasaanya saat ini hampa, sepi dan tersiksa.

Sampailah dirinya ke sebuah pantai, yang terlihat hanyalah air yang gelap dengan pantulan cahaya bulan. Lampu jalan yang cukup meneranginya.

"I hate you!!" teriak Sandra seraya mengambil botol kosong yang terdampar di pesisir Pantai lalu melemparkannya

Debak

"Argh!" teriak seorang pria.

Asal suaranya jauh didepan, Sandra langsung menuruni bebatuan dan berjalan beberapa meter.

Seorang pria bermata biru menghampiri Sandra sembari membawa botol yang dilemparkannya

"Apa kau yang membuang ini?" terka Pria berbadan tinggi tersebut.

Tubuhnya tinggi, memiliki bidang yang kekar. Pria itu memakai kemeja berwarna putih dan berjas hitam.

"I-i-iya maafkan aku. Aku sedang kesal dan tidak tahu jika kau ada disana," ucap Sandra

"Mau ikut memancing?" tanya Pria itu

Sandra memikirkan sesuatu, bukan ide yang buruk. Barangkali dengan memancing kepenatannya dapat hilang. Sandra mengangguk pelan tanda setuju

"Kau melemparkan botol itu saat aku ingin melepaskan jangkar,"

Sandra mengamati pria itu, apakah dia seorang nelayan kenapa berpakaian layaknya seorang CEO.

"Ini hobiku, memancing ke tengah laut di malam hari," timpal pria itu seakan-akan tahu apa yang ingin ditanyakan Sandra.

"Kelihatannya seru, aku belum pernah memancing, " sahut Sandra

"Akan ku ajari sampai bisa," ucap Pria yang tidak diketahui namanya.

Mereka berlayar menuju lautan dan saling bercerita. Sesampainya ditengah laut Pria itu melepaskan jangkar dan mengambil peralatan memancing. Diterangi cahaya rembulan dan lampu seadanya yang terpasang di kapal.

Pria itu melepaskan jas miliknya dan memberikannya pada Sandra yang terlihat kedinginan.

Baru pertama kali Sandra menemukan seseorang yang sungguh asik. Ia terpana dengan pria itu, sesekali ia memandangi sekilas wajah pria itu. Begitu juga dengan pria asing yang baru ditemuinya. Kenyamanan pun terbentuk dalam ruang sempit bernama kapal kecil.

Setelah beberapa jam memancing dan beberapa ikan berhasil didapat, mereka memutuskan untuk pulang.

Sandra pamit begitu kapal berhasil menepi, tetapi pria bertubuh kekar itu menarik lengan Sandra tak mengijinkannya pulang malam ini.

"Ada apa?" tanya Sandra

Jantungnya berdegup ketika pria itu menatapnya lekat dan wajahnya semakin mendekat. Tanpa bicara, tanpa satu patah kata. Pria itu memagut bibir Sandra, mencuri ciuman pertamanya dan dengan rakus mengambil semua yang berharga dari wanita cantik itu.

Sandra ingin menolak, berkali-kali ini menepis tubuh kekar yang semakin melekat namun hatinya berkata lain. Ia tak bisa menolak, dirinya juga terbakar api asmara.

Melody cinta menebar, perlahan menjatuhkan beberapa helai kain demi kain. Sang pria menguasai dirinya. Berada diatasnya menjadi pemandu cinta malam itu, one night stand.

Sandra tak bisa menghindari tatapan yang begitu tajam menatapnya seakan haus akan kasih sayang, jantungnya bergemuruh hebat. Dalam hati ia berkata "Aku ingin memilikimu,"

Kenal pun tidak, siapa pria itu. Tampak tak asing tapi nyaman telah membelenggu dirinya memasungnya hingga terpatri dalam jiwa bahkan raga pun rela ia berikan.

.

.

.

Sinar mentari memasuki celah jendela kapal pagi itu. Menyilaukan wajah yang sedang terlelap pulas.

Sandra tersadar namun ia belum juga bangun. Di endusnya aroma lelaki disampingnya. Seketika memori otaknya kembali mengulang kejadian malam kemarin.

Matanya langsung terbuka, yang pertama kali ia melihat sebuah dada pria yang ditumbuhi bulu-bulu di hadapannya. Sandra mengangkat kepalanya, melihat wajah pria yang tampan sedang mendekapnya. Pria itu hanya berbalut celana panjang tanpa atasan

Sementara Sandra berselimut kemeja dan jas milik pria itu, kepalanya berada di lengan kekarnya. Sandra melepaskan tangan pria itu dan segera beranjak.

Mengambil dres serta kain dalaman miliknya yang tak jauh dari tempatnya berbaring.

Kapal dibuat bukan untuk diikat di pantai, tapi untuk mengarungi ganasnya ombak di tengah lautan. Tapi yang terjadi semalam, kapal ini sebagai saksi ganasnya permainan cinta dari pria yang tak dikenal.

"Bodohnya aku kenapa aku memberikan semua milikku. Tapi, Dia sungguh pemikat sejati," gumam Sandra pelan dan meninggalkan pria itu setelah selesai mengenakan pakaiannya.

Sandra menoleh ke kiri dan kanan melihat suasana pantai yang sepi. Karena merasa malu, Sandra lantas meninggalkan pria yang semalam berkelana dengannya tanpa pamit.

Tapi baru saja melangkah, Sandra merasa sedikit sakit pada area bawah. Wajar karena ini yang pertama baginya.

Udara pantai yang sejuk serta angin yang kencang berhembus menambah dinginnya pagi. Sandra begitu menyukai pantai. Melihat ombak menggulung tepian, menandai harapan yang terbenam sebelum kesampaian. Ia berharap kejadian semalam tak akan terulang lagi. Dan semoga tidak ada benih yang masuk ke tubuhnya.

Sandra berkali-kali mengutuk dirinya yang bodoh. Entah dia haus cinta atau haus kasih sayang. Di usianya yang tak lagi muda. Tak pernah bercinta dengan siapapun namun malah memberikan mahkota berharganya pada pria yang tak di kenal.

Dari kecil Sandra seorang yang introvert, dia tidak pandai bergaul. Bahkan dia juga tidak begitu tertarik untuk berkenalan dengan teman pria. Dan pria semalam telah menaklukkan hatinya.

"Aku bahkan lupa menanyakan namanya. Apa aku harus kembali? Ah tidak sebaiknya aku pergi. Hmm aku akan meminta Sean untuk menjemputku," ucap Sandra

Tetapi nasib berkata lain, ponsel Sandra kehabisan daya. Ia juga tak membawa uang. Dompetnya berada di dalam tas dan tertinggal di rumah ibunya. Terpaksa Sandra kembali ke rumah Ibunya dengan berjalan kaki, anggap saja olahraga pagi tanpa alas kaki.

Sandra tiba di rumah Ibunya dengan wajah berantakan. Merry khawatir dengan anak perempuannya itu, ia langsung memeluk dan menyuruhnya masuk.

"Sandra, apa yang terjadi?" tanya Merry

"Ini semua gara-gara Ibu," ucap Sandra menyalahkan Ibunya.

"Aku mau mandi, hemm bajuku masih disini kan? Atau kau telah membuangnya?" tanya Sandra

"Mana mungkin aku membuangnya, semua pakaian dan barang-barang milikmu masih tersimpan rapi di kamarmu," ucap Merry

Sandra kemudian bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai atas, sebelumnya dia mengambil tas miliknya yang ia taruh di buffet ruang tamu.

"Apa kau akan menginap disini? Aku akan memasakkan makanan kesukaanmu," sahut Merry sedikit berteriak karena Sandra sudah menaiki tangga

"Hemm sepertinya iya, mobilku sedang dalam perbaikan. Semalam mogok dan aku meminta Sean membawanya ke bengkel,"

"Kau selalu saja menyusahkan adikmu, menikahlah agar ada pria yang bisa menjagamu. Karena kau sudah disini, bagaimana kalau kau berkenalan dengan kekasihku," ucap Merry

"Argh tak bosan kah kau menjodohkan diriku. Aku bisa mencari pasangan hidupku sendiri Bu," ucap Sandra menghentikan langkahnya di anak tangga,

"Dan aku tak ingin berkenalan dengan kekasihmu yang baru. Bagiku Ayahku tetaplah Carlos," timpal Sandra

Sandra melanjutkan menaiki anak tangga, dan bergegas mandi di kamar mandi atas. Perih masih menyelimuti dirinya. Beginilah rasanya pertama kali melakukan hubungan.

Sementara Merry, mengambil ponselnya lalu menghubungi kekasih yang sebentar lagi akan menikah dengannya.

Di lain tempat, Pria yang bercinta semalam dengan Sandra terbangun mendengar ponselnya terus berdering.

Ia mengambil ponselnya melihat siapa yang menghubunginya. Tapi ia tak langsung menjawab, matanya mencari keberadaan sosok Sandra.

Pria itu beranjak dan menengok di luar kapal. Sosok Sandra menghilang.

"Astaga dia menghilang," Pria itu memukul dinding kapal sedikit kesal karena dia belum berkenalan dan belum mengetahui siapa namanya.

Pria itu melihat ponselnya lagi yang masih berdering seraya bergumam,

"Yang terjadi semalam aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Maaf, tanpa sengaja aku telah mencintainya, dan mengkhianati cintamu,"

"Ya, sayang," ucap pria itu saat mengangkat telepon

"Damian, kau kemana saja? Dari semalam aku menghubungimu," sahut suara wanita di seberang telepon.

"Maaf semalam aku sibuk, nanti aku akan kerumahmu," ucap Damian

Setelah perbincangan singkat, Damian menutup teleponnya dan mengambil kemejanya yang tergeletak di lantai kayu. Namun matanya terganggu dengan sebuah bercak darah yang berada di lantai.

"Oh tidak, dia masih perawan. Astaga pantas saja....," gumam Damian yang tak melanjutkan perkataannya lagi. Pantas saja terasa berbeda dan lebih sempit. Damian pulang dengan segala bayang-bayang Sandra di hatinya. Memori yang tak bisa dilupakan begitu saja

Damian bukanlah pria nakal yang suka selingkuh tapi yang terjadi semalam diluar dugaannya. Pesona Sandra sungguh memikat dirinya seperti ada magnet yang membuatnya ingin terus mendekatinya.

Ia berencana mengatakan sebenarnya pada kekasihnya, dan akan menerima segala konsekuensinya. Karena Damian adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.

Duda itulah statusnya kini. Istrinya meninggal karena kecelakaan dan saat ini ia memiliki hubungan dengan wanita lain dan mereka telah berencana akan menikah dalam waktu dekat.

.

.

Usai mandi, Sandra yang masih mengenakan handuk kimononya berada di balkon kamar sembari mengeringkan rambutnya.

Tak berapa lama ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah tetangga depannya. Seorang pria turun dan membuka garasi rumahnya.

Sandra menyipitkan matanya, merasa mengenali pakaian yang dikenakan pria itu. Ia semakin fokus menatapnya.

Kedua matanya membelalak besar saat tahu pria itu adalah pria yang menggauli dirinya. Tak berapa lama pria yang dipandangi tadi mendongak ke atas melihat Sandra yang sedang mengamatinya dari kejauhan.

Sandra langsung membalikkan badan dan masuk kedalam kamar.

"Ya Tuhan, dunia ini begitu sempit," celetuk Sandra dengan jantung yang berdebar kencang.

"Semoga saja dia tidak sempat melihatku," gumam Sandra.

Sifat introvertnya kembali, ia mengurung diri dikamar dan akan keluar jika mobilnya selesai diperbaiki.

Sementara Damian baru kali itu melihat Sandra, tapi ia tidak menyadari jika Sandra adalah wanita yang bersamanya semalam.

"Apakah itu anak Merry yang perempuan? Katanya usianya 5 tahun lebih muda dariku," ucap Damian pada dirinya sendiri kemudian ia masuk ke mobil dan memarkirkannya di garasi rumahnya.

Terpopuler

Comments

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

astagaaaaaa, Sandraaaaaaa

2024-10-13

0

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

Ibu punya rencana, tapi Tuhan membantunya. Sip.

2024-10-13

0

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀

Sandraaaaa, ga canggung tahhhh? 🤣🤣🤣

2024-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!