Di ruangan lain tepatnya tempat kerja Reid Armond. Qartel sedang menerangkan kenaikan grafik perusahaan Armondite Grup.
"Tuan kita menang melakukan pemasaran skala besar, dan bisa menekan perusahaan lawan, grafik penjualan juga semakin meningkat, jika di tarik perbandingan, perusahaan telah mendapatkan keuntungan 1000% lebih banyak dari tahun lalu." Kata Qartel.
Reid mengangguk, pria itu duduk di kursi kebesarannya yang terbuat dari kulit, dengan menggulung kedua lengan dan melepaskan jasnya serta mengendurkan dasi.
"Lalu untuk sahamnya?"
"Saya baru saja mendapatkan laporan, jika Saham milik BarGa Grup sedang turun, beberapa orang telah melepaskan saham mereka dan menjualnya. Sepertinya Tuan Barrack Gama sedang mengalami tekanan hebat." Kata Qartel.
"Menyenangkan. Aku tidak perlu turun tangan untuk menghancurkannya." Kata Reid.
Kemudian Reid diam sejenak dan memutar pulpennya searah jarum jam, sembari berpikir sesuatu.
"Periksa lagi keuangan untuk anak perusahaan Armondite Grup yang akan holding, jika ada kekurangan suntikkan lagi dana nya, jika ada yang berani korupsi langsung habisi mereka dan buat keluarga mereka tidak di terima dimanapun."
"Baik Tuan Reid."
"Tok... Tok... Tok...!!"
Pintu di ketuk lebih dulu dan Deborah kemudian masuk.
"Tuan Reid, Nona Magdalena sudah sadar sekarang sedang makan."
Reid melihat ke arah Deborah dan hanya diam dengan memangku dagu nya menggunakan tangannya yang memegangi pulpen.
Beberapa menit hening.
Kemudian Reid berdiri dan membenarkan dasinya dengan rapi, lalu menurunkan lengan kemeja dan mengancingkannya dengan rapi.
"Aku akan menemuinya."
Deborah menundukkan kepala tanda mengerti dan undur diri.
"Kau sudah bereskan dokumennya." Tanya Reid.
"Sudah tuan." Kata Qartel.
"Bawa itu."
Kemudian Reid berjalan menuju kamar Magdalena, di belakangnya Qartel mengikuti dengan membawa beberapa dokumen.
"CEKLEK..." Reid membuka gagang pintu mewah yang berwarna keemasan.
Sedangkan Magdalena terkejut, ia baru akan menaruh piringnya ke atas troli, namun tangannya tiba-tiba terpeleset karena terkejut dengan kedatangan Reid.
"PRAANGG!!!" Piring besar yang memiliki motif mewah berwarna emas jatuh dan pecah.
Wajah tampan yang angkuh, dan dingin itu seketika melirik pelan pecahan piring yang berserakan di atas lantai marmer.
Magdalena mengumpat pelan menyalahkan dirinya yang tak hati-hati, ia sangat terkejut dengan kedatangan pria dingin yang angkuh itu, yang membuat Magdalena seolah sedang melihat penampakan.
"Ma... Maafkan saya... Saya terkejut anda tiba-tiba masuk." Kata Magdalena meremas kedua tangannya.
"Ini rumahku, aku bebas keluar masuk mana saja." Kata Reid dingin.
"Maa.. Maafkan saya." Kata Magdalena menundukkan kepala.
"Wajahmu terkejutmu sangat jelek. Kau seperti kucing liar yang tertangkap basah sedang mencuri makanan." Kata Reid tanpa ekspresi.
Magdalena semakin kencang meremas kedua tangannya, dan menatap nanar pada Reid.
"Kenapa?" Tanya Reid.
"Apa?" Tanya Magdalena.
"Ada apa dengan tatapanmu." Kata Reid lagi dengan menatap Magdalena dingin.
"Ti.. Tidak... Mata saya memang suka seperti ini, mungkin karena kamar ini terlalu mewah jadi silau." Kata Magdalena mengucek kedua matanya.
"Ke depannya perbaiki tatapanmu padaku. Qartel jelaskan padanya." Perintah Reid dan duduk di sofa menghadap pada Magdalena.
Qartel kemudian maju dan menyerahkan dokumen.
"Ini adalah salinan dokumen pernikahan anda dan Tuan Reid, anda resmi menjadi Nyonya Armond, dan pernikahan ini masih di rahasiakan."
Kemudian Qartel menyerahkan sebuah buku besar dengan beberapa dokumen tersimpan di masing-masing map nya.
"ini adalah dokumen kekayaan anda, setelah menikah dengan Tuan Reid, anda berhak memilikinya, Tuan Reid telah memberikan 3 hotel berbintang di kota A atas nama anda, lalu sebidang tanah dengan total 10 hektar di kota A atas nama anda dan status tanah tersebut sedang di sewa, uang sewa dari mereka akan langsung masuk ke dalam rekening anda, saya sudah membuatkan rekening pribadi untuk anda, bisa anda cek di dalam buku besar tersebut, lalu Tuan Reid menambahkan pusat perbelanjaan di tengah kota A atas nama anda." Kata Qartel menjelaskan.
Magdalena tercengang bahkan ia sedang membayangkan jika dirinya seperti sedang di timbun oleh uang, ia pun hanya bisa memandangi dokumen-dokumen yang ada di atas pahanya tanpa menyentuhnya.
"Tu... Tunggu dulu... Kita ada di kota A?" Tanya Magdalena terkejut.
Qartel mengangguk.
Magdalena menutup matanya yang tak percaya, sekejab ia sudah ada di kota A yang jauh dari kota asalnya.
"Ini semua karena anda tidak mau pernikahan anda di publish, jadi kami membawa anda ke kota A. Lalu mengenai Tuan Morriz, dia yang telah merencakannya, dia menyuap para tetua untuk bisa menikah dengan anda, setelah kami selidiki lebih dalam, ternyata Tuan Morriz telah merencanakannya sejak dia pindah di desa anda. Sepertinya selain ingin memiliki harta anda dan Nenek anda, Tuan Morriz juga berniat mengikat anda agar menjadi istrinya. Tuan Morriz memiliki perasaan pada anda, dan dia menghasut para tetua agar para tetua melakukan ritual perjodohan dengan mengatakan agar hasil panen lebih baik." Kata Qartel.
Air mata Magdalena menetes, dan menggenang, lalu ia teringat jasad neneknya yang bersimbah darah, dadanya terasa sesak dan nyeri.
"Lalu..." Kalimat Magdalena tertahan, lehernya tercekat karena menahan tangis yang tak ingin semakin menjadi.
"Lalu... Lalu... Apakah penyerangan dan pembantaian itu kalian yang lakukan, aku pikir itu karena kalian memiliki dendam dengan Morriz."
"Bukan. Bandit-bandit itu sebenarnya adalah, musuh Tuan Morriz, mereka pernah di tipu oleh Tuan Morriz." Kata Qartel.
Magdalena semakin menangis dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, namun kemudian ia menarik nafas dan mengontrol diri serta emosinya.
"Morriz biadapp... Dasar bajingan..." Kata Magdalena geram meremas selimut dengan kedua tangannya.
"Lalu? Apa syarat dari semua ini. Meskipun aku juga tidak memiliki keinginan untuk menikah dengan anda. Katakanlah ini pernikahan sepihak. Apa semua harta ini adalah suap agar saya tetap mau bersama anda?" Lanjut Magdalena.
Seketika Reid tersenyum sinis.
"Kau pikir seberapa tinggi kau menilai dirimu." Kata Reid.
"Setidaknya bagi kebanyakan pria saya di nilai cukup cantik, banyak bangsawan, dan pria kaya mengincar saya. Saya hanya bernasib sial tinggal di desa terkutuk itu." Kata Magdalena percaya diri.
"Sepertinya setelah makan kau sudah memiliki tenaga untuk marah, saat pertama kali melihatmu, kau seperti mayat hidup." Kata Reid dengan ekspresi dingin.
"Itu.. Karena beberapa hari saya tidak makan dan minum. Saya tidak suka basa-basi, katakan saja apa mau anda tidak mungkin tidak alasan anda tiba-tiba menikahi saya, jika pun karena Morriz berhutang, saya rasa ada hal lain juga yang mendasarinya anda berbuat seperti itu."
"Qartel tinggal kan kami." Kata Reid.
Kemudian Qartel menunduk dan meninggalkan mereka.
Setelah pintu di tutup oleh Qartel, Reid berdiri dan membuka dasinya, lalu membuka 2 kancing kemeja nya dan mendekati ranjang.
"Kau cukup tanggap, memang ada sesuatu yang harus kau lakukan." Kata Reid dingin dan memandang Angkuh Magdalena.
Dengan bertumpu dengan lutut kerasnya, Reid mencondongkan tubuhnya pada tubuh Magdalena, lalu menarik dagu Magdalena dengan tekanan.
"Aku butuh warisan dari ayahku, syaratnya aku harus menikah. Kau cukup berperan menjadi istri yang baik di depan keluargaku, saat kita berdua kau bisa menjadi dirimu sendiri. Tapi ingat, jika kau merusak rencanaku, kau akan tahu akibatnya. Deborah akan memberitahu mu apa yang harus kau lakukan. Yang paling penting jangan menyulut emosiku, dan jangan campuri urusan pribadi masing-masing... Jika kau berhenti di tengah jalan, kau harus melunasi hutang Morriz." Kata Reid tepat di depan wajah Magdalena.
Sedangkan Magdalena sendiri menahan nafas dan menggigit bibirnya, ia melihat bagaimana wajah tampan namun kejam dan angkuh itu mengintimidasinya.
Magdalena seolah sedang berhadapan dengan iblis yang kuat, tatapan yang menyeramkan dan mengancam.
"Aku bisa dengan mudah menemukan siapa saja yang mengincarmu untuk dijadikan istri, dan siapa saja yang menginginkanmu, besok kau akan mendengar berita tentang orang-orang yang menginginkanmu. Jadi, segala sikap dan kalimatmu, akan menentukan nasib mereka. Kau harus paham tentang ini karena aku bukan pria yang baik dan pemaaf." Kata Reid melempar dagu Magdalena dengan sedikit tekanan.
Reid kemudian pergi meninggalkan Magdalena, sedang Magdalena menghembuskan nafasnya yang tertahan, tubuh nya yang tegang mendadak melonggar setelah kepergian Reid.
Qartel berdiri di depan kamar Magdalena, kemudian Reid memberikannya perintah sesuatu yang di sukai Qartel.
"Selidiki siapa saja yang menginginkan Magdalena, dan kau tahu apa yang seharusnya kau lakukan." Perintah Reid.
"Baik Tuan." Kata Qartel menundukkan kepala.
"Jangan lupa panggil pelayan untuk membersihkan pecahan piring di kamarnya." Perintah Reid sembari pergi berlalu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
istri king kurkan
definisi pernikahan pembawa berkah, udah nggak jadi mati dapet banyak harta lagi😂
2025-02-21
0
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
aku juga penasaran, apa alasan Raid menikahi Magdalena 🙄
2023-04-29
0
guhdani
lanjut
2023-04-15
0