EPISODE 3

"Bukankah dia si bangsawan gila yang selalu menyuruh para pengawalnya untuk membunuh orang yang bermasalah dengannya?"

"Bukankah dia adalah pria kasar yang pernah menginjak wanita saat wanita itu menyentuh dirinya?"

"Dia si pria kaya yang di takuti, karena hanya dengan menjentikkan jarinya, titahnya yang mutlak akan di laksanakan oleh para pengawalnya."

"Apakah dia tidak takut tinggal sendirian di kastil yang sangat besar itu?"

"Kalau kalian tak mau mati maka jaga mulut kalian dan diamlah!" Hardik seorang pria paruh baya yang ada di belakang mereka yang bergosip.

Semua orang kasak kusuk saling bertanya dan saling melempar pertanyaan mereka, tanpa ada yang bisa menjawab.

"Apa ini Pernikahan atau masa berkabung." Kata Reid.

"Tuan... Mereka sedang melakukan ritual." Kata pengawal sekaligus sekretaris pribadi yang ada di belakangnya.

"Aaa... Ritual? Ada yang bisa menjelaskannya, kenapa pernikahan bisa menjadi ritual." Kata Reid.

"Begini, kami sedang melakukan ritual untuk janda yang masih perawan karena di tinggal mati suaminya sebelum malam pertama Tuan Reid." Kata Tetua.

"Astaga... Seharusnya ada yang memberitahu jika acaranya berubah menjadi pemakaman." Kata Reid.

"Tuan, kabarnya desa baru saja di serang para perompak bandiit, mereka menjarah seluruh harta dan membunuh para penduduk." Kata sekretaris Reid.

"Maafkan kami tuan Reid... Karena beberapa hari ini kami sedang berkabung, selain harta benda dan persediaan makanan kami di rampas banyak keluarga kami yang meninggal jadi kami sangat sibuk mengurus pemakaman. Selain itu, atas permintaan pribadi Magdalena, bahwa pernikahannya harus di rahasiakan, karena dia masih ingin melanjutkan sekolah. Jadi, apa yang membuat Tuan Reid datang ke desa terpencil kami?" Kata cucu dari tetua.

Reid melangkah kan kaki dan menundukkan kepalanya karena pria yang berbicara lebih pendek darinya.

Wajah Reid gelap dan juga dingin. Menatap nanar wajah sang cucu tetua.

"Siapa kau berani mengatur kaki ku mau pergi kemana."

"Maa.. Maafkan saya..." Kata cucu tetua tertunduk.

Orang-orang seketika ngeri dengan tatapan buas Reid.

"Qartel, beri tahu kan alasan kedatangan kita."

"Baik Tuan." Kata pengawal serta sekretaris pribadi Reid.

"Tetua, Kedatangan Tuan Reid ke sini selain menghadiri pesta pernikahan juga ingin bertemu dengan Tuan Morriz."

"Morriz?" Kata salah satu orang.

"Morriz?" Kata orang-orang lagi.

Mendengar nama Morriz, semua orang mendadak saling menyebutkan nama Morriz, dan semakin gaduh.

"Morriz adalah suami gadis itu Tuan, dan dia sudah meninggal dalam pembantaian malam perampokan, sebelum malam pertama, perompak itu menembak kepala Morriz." Kata cucu Tetua.

"Tuan Reid..." Kata Qartel meminta perintah.

"Hm... Bagaimana ini, dia memiliki hutang padaku siapa yang harus bertanggung jawab." Kata Reid santai dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Semua mendengar apa yang di katakan Reid, jika Morriz memiliki hutang. Bahkan Magdalena yang mendengarnya mendadak menjadi tak tenang, ia ingin melihat namun nyalinya tak cukup kuat, ia hanya bisa melirik dari balik kain hitamnya, sesekali ia mencoba tak peduli karena suaminya telah mati, namun ia sangat penasaran apa yang telah membuat suaminya berhutang.

"Berapa banyak Tuan?" Tanya tetua.

"Jika ku sebutkan angkanya apakah kalian mau melunasinya?" Tanya Reid dingin.

Semua orang diam dan menunduk, kemudian Qartel yang menjelaskannya.

"Tuan Morriz memiliki hutang pada Tuan Reid sebanyak 2 Milyar, awalnya kami tidak tahu untuk apa, dia hanya mengatakan akan memberikannya pada kedua orang tuanya yang ada di kota, tapi pengawal kami telah menyelidiki jika uang itu di gunakan untuk berjudi, dan ternyata Morriz pindah ke desa ini." Kata Qartel.

Seketika tubuh Magdalena lemas, ia terjatuh dan terduduk di atas tanah, air matanya kembali mengalir, tubuhnya sudah kian lemas, ia belum makan dan minum selama beberapa hari, dan kini panas terik semakin menyengat ke dalam tubuhnya yang semakin kurus dan lemah.

Reid melirik bagaimana Magdalena ambruk tak berdaya di atas tanah yang basah.

"Tapi saat Morriz baru saja pindah di desa kami, dia mengatakan bahwa dirinya yatim piatu." Kata Tetua.

"Aah... Qartel tunjukkan cek dan buktinya." Perintah Reid sudah muak.

Kemudjan Qartel menunjukkan bukti-bukti jika Morriz memang meminjam uang sebezar 2 milyar untuk berjudi, parahnya dia menggunakan uang judi itu di kasino milik Reid, kasino termewah dan terbesar.

"Tuan Morriz juga mengatakan jika rumah yang berada di bagian ujung akan menjadi jaminan jika dia tidak dapat melunasi hutangnya, dia mengatakan setelah pernikahannya akan memdapatkan rumah itu. Rumah bagian ujung desa, apa ada yang tahu?" Kata Qartel.

Keringat bercucuran di tubuh Magdalena, hingga dadanya terasa sakit dan sesak bahkan ia tak sanggup lagi menangis, seolah air matanya telah kering dan habis. Mendadak Magdalena justru ingin segera di kubur hidup-hidup karena mendengar bahwa rumah neneknya di gadaikan oleh Morriz.

Pikiran Magdalena kemudian mempertanyakan tentang ramalan para tetua. Apakah semua itu Morriz yang telah mengaturnya.

"Itu... Rumah nenek Magdalena." Kata Tetua.

Semua orang memandang ke arah Magdalena yang sudah terduduk lesu di tanah, dengam tudung kain merah menutupi seluruh tubuhnya.

"Jadi... Siapa yang akan bertanggung jawab." Kata Reid dingin.

"Periksa rumanya Qartel apakah sebanding dengan hutang Morriz." Perintah Reid.

"Baik Tuan." Qartel pun pergi.

Setelah beberapa menit, Qartel kembali.

"Tuan, rumahnya... Sangat..." Qartel berhenti, ia tak ingin menyinggung gadis lemah yang sedang duduk di tanah dengan tubuh lemah.

"Baik aku mengerti." Jawab Reid.

Semua diam membisu dan tak ada yang berani mengatakan apapun.

"Kalau begitu aku punya ide." Kata Reid, pria itu berjalan mendekati Magdalena yang terduduk di tanah.

Kemudian Reid membuka tudung kain hitam dan membuangnya.

"WUUSSHHH!!!" Tudung kain berwarna merah pun melayang di udara dan kemudian jatuh di tanah.

"Tuan, anda tidak boleh membukanya, dia pembawa kesialan." Kata salah satu pengiring.

"Ohya? Aku penasaran kesialan apa yang akan dia bawa padaku." Kata Reid.

"Tuan, apa yang sebenarnya anda inginkan." Tanya Tetua gemetar.

"Sudah ku putuskan, aku akan menikahi janda ini, karena Morriz tidak bisa melunasi hutangnya maka istrinya yang akan menjadi jaminan." Kata Reid.

Seketika keputusan Reid membuat gempar para penduduk desa, bagaimana mungkin Reid akan menikahi janda yang akan membawa kesialan.

"Tapi Tuan, janda ini sudah di kutuk karena ditinggal mati suaminya, apalagi jika dia tetap hidup, dia hanya akan membawa kesialan bagi anda dan bagi sekitarnya." Kata Tetua.

"Aku justru penasaran, dan ingin melihat, kesialan apa yang akan dia bawa padaku. Aku bosan." Kata Reid dingin.

Semua orang terpaku dan tidak percaya dengan kalimat Reid, apakah Reid benar-benar manusia, apakah dia sedang menantang dewa? Ketika bangsawan lainnya ingin menghilangkan kesialan dengan cara apapun, bahkan dengan cara membunuh, Reid justru ingin menemui kesialan itu, Reid justru mendatangi kesialan itu. Reid justru menjemput kesialan itu dan membawanya pulang.

"Tunggu apa lagi, nikah kan kami sekarang juga." Perintah Reid.

Magdalena mendongak melihat wajah angkuh Reid, setelan jas yang mewah, serta kedua tangannya berada di kedua saku celana, lalu dagu pria itu yang kuat semakin memperlihatkan bahwa pria itu sangat dominan.

Posisi yang tidak sebanding dengan Magdalena, bahkan ketika Reid melihat, Magdalena merasa seperti Reid sedang melihat dirinya yang ada di dasar kakinya.

Pandangan merendahkan.

Magdalena seketika bergetar, nafasnya semakin memburu, mata yang basah dan lembab, serta tubuhnya yang kotor karena terkena tanah, semakin merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, mengapa Reid yang hidup melajang selama ini tiba-tiba memutuskan untuk menikahinya.

Magdalena yakin, semua itu bukan hanya sekedar hutang yang di miliki Morriz, pria waras tidak akan menikahi janda yang di kutuk dalam kesialan karena di tinggal suaminya mati.

Magdalena meremas tanah-tanah dengan cengkraman tangannya, tubuhnya bergidik, ia merasa di kubur hidup-hidup baginya adalah hal yang lebih baik.

Bersambung

Terpopuler

Comments

istri king kurkan

istri king kurkan

kebanyakan orang tu kalo dilarang malah tertantang 😌

2025-02-21

0

Ken~

Ken~

Hmm

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!