Di teras rumah seorang pemuda terlihat senyum-senyum sendiri mengingat bagaimana kejadian hari ini.
Sesekali dia tergelak dan menggelengkan kepalanya pelan entah apa yang membuatnya seperti orang kurang waras begitu.
"Hayo...kakak...kenapa nih..."tiba-tiba ada dua orang gadis remaja mendekat padanya dan membuatnya terkejut.
"Eh...kalian...sejak kapan datang?"Bryan mencoba mengalihkan pembicaraan karena kedua adik angkatnya ini pasti akan meledeknya bila tahu apa yang sedang di lamunkannya saat ini.
"Baru saja kami tiba kakak nggak sadar karena kakak sedang asik senyum-senyum sendiri"ucap Moza dia tersenyum meledek kakaknya.
"Hayo...apa hayo...yang membuat kakak kita ini senyum-senyum sendiri?"goda Ribca.
Dan keduanya pun menggoda kakak mereka ini.
"Apaan sih..."Bryan mengelak.
"Sepertinya kakak kita ini sedang jatuh cinta Za..."
"Wah...benarkah itu...jadi penasaran siapa wanita hebat yang mampu menaklukan hati kakak kita yang satu ini"goda Moza.
"Apaan sih kakak itu tersenyum karena ingat kejadian lucu di pabrik"
"Kejadian lucunya sama cewe ya kak hihi"goda Ribca.
"Pastinya soalnya aura kakak ini terlihat banyak bunga-bunga bertebaran tuh kak di sekitaran kakak hahaha"Moza tertawa lepas.
Keduanya tertawa lepas meledek sang kakak,yang sangat terlihat jelas sedang jatuh cinta.
Tak ingin meladeni kedua adik angkatnya yang neyeblin Bryan memilih pergi dari teras dan berlari ke kamarnya.
Keduanya masih cekikikan saat Bryan meninggalkan mereka,sedangkan Bryan di kamarnya merebahkan tubuhnya di kasur empuknya dan mengambil sebuah bingkai foto di nakas.
Di pandangnya foto tersebut di belainya dengan lembut kaca bingkai tersebut.
"Bu...apa benar aku jatuh cinta?"ucap Bryan yang menatap foto almarhum ibunya.
"Dia memang berbeda bu... Hihi aku tahu sebenarnya dia menyukai bu tapi sepertinya dia gengsi untuk mengakuinya,dia gadis yang kaku dan sulit diajak bicara,harus selalu aku pancing,kira-kira umpan apa ya bu yang akan langsung di makan olehnya hehehe aku sudah seperti akan memancing ikan saja ya bu hihi"Bryan curhat dengan foto ibunya sendiri.
Dia lalu banyak bercerita dengan foto tersebut tentang perasaannya pada Andrea ,karena ini adalah hal yang pertama baginya sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya pada siapa pun juga.
Ngoceh-ngoceh sendiri dengan figura ibunya hingga tak terasa dirinya tertidur memeluk foto ibunya.
Pintu kamar yang tidak tertutup rapat membuat ayah Lexi ingin menutup pintu kamar anak semata wayangnya itu,saat mengintip anaknya sedang tertidur sambil memeluk figura foto ibunya membuat Lexi melangkah masuk kedalam kamar tersebut,mengambil bingkai yang ada di dada putranya.
Lexi tersenyum melihat bingkai tersebut.
"Apa yang dia ceritakan pada mu kali ini sayang"ucap Lexi lembut pada foto tersebut.
Lexi pun menaruh bingkai foto tersebut di nakas,dia lalu membelai kepala anaknya,dan setelah itu dia pun pergi dari kamar tersebut dan menutup rapat pintu kamar anaknya.
Keesokan pagi di pabrik.
Andrea berjalan sendirian dan Bryan sedang berkumpul dengan teman-teman semejanya,melihat Andrea berjalan sendirian membuat Bryan ingin menggodanya.
"Andrea...dapat salam dari Wan..."celetuknya.
Andrea hanya melirik sinis pada mereka.
Bryan tak sadar kalau ketiga temannya itu terkejut bahkan rahang mereka seolah lepas dari tempatnya hingga mereka menganga lebar karena kelakuannya ini,pasalnya ini pertama kali Bryan tidak salah menyebutkan nama seorang perempuan.
"Yan...elu sehat?"tanya Aruf.
"Sehat kenapa emangnya?"Bryan bingung.
Juri langsung menempelkan punggung tangannya di dahi Bryan memeriksa keadaan temannya ini.
"Nggak panas sih,tapi kok aneh ya?"Juri seolah nampak berfikir.
"Apaan sih elu berdua yang aneh"Bryan kesal dan menepis tangan Juri yang masih menempel di dahinya.
"Iya aneh Yan...soalnya nggak biasanya elu bener nyebutin nama cewe"celetuk Wan.
"Emangnya gue suka salah gitu nyebutin nama orang?"Bryan tak sadar kalau dirinya sama seperti ayahnya yang selalu salah menyebutkan nama wanita yang tidak dekat dengannya.
Yang membuat teman-temannya heran itu karena Andrea adalah anak baru yang belum genap sebulan bekerja di pabrik.
Saat mereka sedang asik ngobol membahas hal yang tidak penting,tiba-tiba Yumi dan April datang mendekat pada mereka yang sedang berdiri di depan pintu masuk karyawan.
"Bryan..."sapa Yumi.
"Eh...Miranda"ucap Bryan.
"Astaga aku Yumi Bryan....Yumi...sudah berkali-kali salah terus sih nyebutin nama ku"Yumi kesal.
Ketiga temannya menahan tawa saat melihat ekspresi dari Yumi.
"Kayanya dah sehat lagi dah dia"celetuk Juri.
Dan kedua kawannya mengangguk berbarengan pertanda setuju.
"Andrea sudah ke atas tuh duluan kalian nyari dia?"Bryan berbasa-basi karena sebenarnya dia malas meladeni kedua cewe di depannya ini.
Anak ini kenapa ya kok sama cewe yang satu itu nggak salah sebutin namanya,apa karena namanya kaya laki-laki ya Andrea jadi dia gampang inget gitu.
Fikir Wan.
Dan tanpa menunggu lama mereka pun naik kelantai dua menunggu bel masuk.
Yumi cemberut saat sampai meja,dia masih kesal mengingat Bryan yang tak pernah ingat dengan namanya.
Andrea melihat itu.
"Kenapa?"tanya Andrea pada April.
"Dia kesel Bryan salah manggil namanya terus"jelas April.
"Ooo....begitu"Andrea hanya manggut-manggut saja.
Tapi entah kenapa tiba-tiba dirinya berteriak ke seberang meja.
"Bryan...Yumi ngambek nih...bujuk dong..."ledeknya.
Bryan seolah mendapatkan durian runtuh saat mendengar Andrea mau bercanda dengannya.
Wajahnya langsung berbinar dia tersenyum saat itu juga.
Dasar nakal.
Batinnya.
Bryan bukan tipe cowo yang pandai merayu jadi dia sendiri pun bingung harus merayu bagaimana,meski pun itu hanya sekedar candaan saja.
Hingga waktu berlalu dan tak terasa sudah masuk bulan April Bryan masih mendekati Andrea,meski tak bisa di pungkiri Andrea kalau saat ini hatinya pun mulai menyukai Bryan,bagaimana tidak Bryan itu laki-laki yang supel,pandai dan cekatan itu menjadi poin special bagi Andrea,dia kagum pada sosok pria hitam manis tersebut dan satu lagi Bryan itu suka bertingkah konyol dan lucu bila di hadapannya itu yang membuat dirinya sangat mengagumi Bryan.
Hingga suatu hari disaat pulang bekerja sore menjelang senja,Andrea baru selesai berganti pakaian di ruang ganti dia turun sendirian sudah tak ada orang disana karena semua karyawan sudah pulang dan lebih banyak berkumpul di depan gerbang utama.
Saat dirinya sedang berjalan sendirian tiba-tiba Bryan mengagetkannya dari bawah tangga.
"Dor..."
Andrea terkejut tapi dirinya hanya bertriak kecil saja dirinya gemas dan kelapasan memukul bahu Bryan.
"Apaan sih ngagetin ajah"ucap Andrea kesal meski sebenarnya dirinya senang.
"Sendirian ajah"
"Iya mau sama siapa lagi semuanya sudah pulang duluan"
"An...tunggu"Bryan menghentikan langkah Andrea ketika ingin berjalan meninggalkannya.
"Ada apa?"
"Teman mu itu sudah punya pacar ya?"
"Iya kenapa memangnya kau patah hati gitu ceritanya?"Andrea setengah meledek.
"Tidak...kau sendiri gimana sama Wan?"
"Aku sama dia tidak ada rasa apa-apa,sudah ya..."
Andrea mulai berjalan lagi.
"Tapi sepertinya Wan tertarik sama kamu"
Andrea yang kesal dengan kelakuan Bryan akhirnya menoleh lagi ke arahnya.
"Hei...yang sebenarnya tertarik dengan ku itu kamu atau dia sih? Kalau dia tertarik sama aku seharusnya dia yang mendekati aku bukan kamu yang repot"
Perkataan Andrea Bagai anak panah yang langsung tembus ke hati Bryan.
"Jangan bilang ini semua hanya akal-akalan mu saja agar bisa dekat dan berbicara dengan ku? Karena aku orang yang pendiam dan sulit di ajak berbicara mangkanya kamu nyari bahan yang aneh begini"
Panah kedua seolah menancap kembali ke hati Bryan saat Andrea berbicara lagi.
Bryan langsung mendekat pada Andrea yang terlihat kesal jarak mereka saat ini hanya selangkah saja.
"Aku tak menyangka di balik sifat diam mu itu,ternyata kau adalah pengamat yang handal"ucap Bryan.
"Dan kalau boleh jujur memang semua yang kau katakan itu adalah benar,sebenarnya aku menyukai mu"ucap Bryan akhirnya.
di usianya yang ke 19tahun menjelang 20tahun dirinya menyatakan cinta untuk pertama kali pada gadis berusia 18 tahun menjelang 19tahun,cinta kedua anak manusia yang beranjak dewasa.
Kisah baru di mulai....
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments