Sementara di sebuah rumah kontrakan sederhana terdapat seorang gadis yang sedang asik menonton acara anime di televisi dirinya sesekali tertawa saat melihat adegan lucu yang tayang tersebut.
"Andrea...kamu sudah makan belum?"tanya ibunya,yang sebenarnya ibu tirinya.
"Belum bu...nanti saja aku belum lapar hihi"jawabnya sambil cekikikan karena masih menyaksikan tv.
Ibunya Hanya menggeleng pelan saja,walau sebenarnya sangat kesal dengan kelakuan anak tirinya yang sangat cuek ini.
Mental Andrea sudah terbentuk sejak dirinya kecil,meski sering di perlakukan tidak adil oleh ibu tirinya tapi dirinya tak memperdulikannya bahkan ayahnya lebih menyangi anak sambungnya itu ketimbang dirinya yang anak kandungnya karena sang ibu tiri berhasil mencekoki berbagai argumen pada otak ayahnya,hingga ayahnya membenci anak-anak kandungnya sendiri.
Andrea itu anak bungsu dari lima bersaudara ke empat kakaknya yang tiga laki-laki dan satu perempuan tidak tinggal bersama ayahnya karena ayah selalu memusuhi mereka hingga mereka memilih pergi dari rumah hingga menjalin rumah tangga,dan saat ini yang bertahan hanya Andrea karena ayahnya sakit-sakitan saat ini di karenakan usianya memang sudah sangat tua juga.
Kembali lagi ke meja makan di kediaman Lexi Irawan.
Tari dan reka sebagai ibu angkat dari Bryan melihat ada yang berbeda dari anak angkatnya itu seorang pemuda yang sedang menuju dewasa.
"Iyan... Apa terjadi sesuatu yang menyenangkan saat di pabrik?"tanya ibu Tari lembut.
"Hem....iya bu..."jawab Bryan polos.
"Apa itu? Kalau boleh ibu tahu?"tanya Ibu Reka.
"Ada anak baru di pabrik lucu bu...kelihatan masih polos"jelas Bryan yang sedang makan.
"Teman kerja mu?"tanya Tari.
"Iya...namanya Andrea"jelas Bryan.
"Uhuk...uhuk..."ibu Reka tersedak saat minum saat mendengar anak angkatnya menyebutkan sebuah nama.
"Anak perempuan maksud mu?"tanya Ibu Reka.
"iya bu"jawab Bryan polos.
"Kau...kau ingat nama teman perempuan mu?"tanya Ibu Tari ragu.
"Iya memangnya kenapa sih?"Bryan bingung.
Dia tak sadar kalau ini adalah sesuatu yang langka karena dia mengingat nama teman perempuannya.
"Sudah berapa hari kalian kenal?"tanya ibu Reka penasaran.
"Dia sudah satu minggu kerja dan aku baru tahu namanya hari ini,kenapa sih bu?"Bryan bingung.
Sementara kedua ibu angakatnya terlihat terkejut sang ayah malah asik makan tak perduli dengan pembicaraan mereka semua.
"Seminggu? Dan baru hari ini kamu tahu namanya? Oh astaga seperti apa anak perempuan itu sih?"tanya kedua ibu berbarengan.
"Anaknya biasa saja kulitnya tidak putih tidak hitam,wajahnya pun biasa saja tidak cantik,matanya kecil,pipinya tembam,bibirnya tipis..."
"Lexi...kamu dengar itu anak mu Lex anak mu..."jerit Tari dan Reka berbarengan hingga membuat Bryan tak meneruskan kata-katanya karena melihat keanehan pada kedua ibu angkatnya.
"Dia sudah besar tak ada salahnya jatuh cinta Reka.... Tari...bukan kah ini juga yang kalian inginkan"ucap ayah Lexi santai.
"Uhuk...uhuk...uhuk..."Bryan tersedak makanan saat mendengar ayahnya berbicara.
"Ayah ngomong apa sih siapa yang jatuh cinta sih Yah"Bryan menyangkal.
"Ya kamu...Iyan..."ucap kedua ibu itu berbarengan.
"Aku? Dengan siapa jatuh cinta?"Bryan masih tak menyadari.
"Ck sudah sih jangan bahas lagi anaknya juga belum ngerti"ucap Lexi santai.
Dan kedua ibu pun hanya mengangguk saja membenarkan perkataan ayah Lexi.
Sementara si objek pembicaraan hanya kebingungan sendiri,masih tidak mengerti maksud pembicaraan semua orang yang ada di meja makan ini.
Hingga hari terus berlalu.
Bryan terus mendekati Andrea dengan alasan kalau temannya yang bernama Wan itu ingin dekat dengannya.
Tapi Andrea berfikir itu alasan Bryan saja agar bisa berbicara dengannya,karena selama Bryan mengatakan kalau Wan ingin berkenalan dan dekat dengannya Wan sendiri pun tak pernah sama sekali bertegur sapa dengan Andrea.
Hingga Andrea kesal pada Bryan.
"Sebenarnya yang ingin dekat dengan aku itu kamu atau Wan sih?"tanya Andrea kesal.
"Ya...Wan..."Bryan gugup.
"Bohong banget"Andre ketus.
"Beneran besok mau nggak janjian jalan"
Andrea berlalu dari hadapan Bryan dan menuju mejanya.
"Dasar sinting Wan....Wan... Yang mana yang namanya Wan juga aku nggak tahu,mau jadi makcomblang tapi nggak jelas"gerutu Andrea.
"Kamu kenapa?"tanya April teman satu mejanya.
"Eh...nggak apa-apa hehe"Andrea tidak bercerita pada temannya tentang sikap Bryan yang selalu mendekatinya diam-diam.
Hingga suatu hari Bryan datang ke mejanya dan mengobrol dengan Yumi,mereka tampak akrab,dan entah kenapa Andrea jadi semakin kesal dengan Bryan saat melihat itu.
Bahkan sejak saat itu Bryan tetap menegurnya bila bertemu tapi dia selalu menanyakan perihal Yumi padanya.
Seperti sore ini setelah pulang bekerja dan mereka turun dari ruang ganti disaat keadaan sepi Bryan mendekati Andrea dan berjalan beriringan dengannya,menanyakan perihal Yumi.
"Kamu kalau suka sama oranganya bilang ajah nggak usah tanya-tanya sama aku,lagi pula aku tuh baru kenal sama dia jadi nggak tahu watak dia kaya apa"jelas Andrea saat Bryan bertanya padanya.
Bryan hanya senyum saja.
"Kenapa senyum-senyum?"tanya Andrea kesal.
"Nggak apa-apa cuma lucu ajah"
"Lucu apanya?" Andrea sewot.
"Kamu lucu"
"Aku?lucu? Memangnya aku ini pelawak dasar aneh"
"Hahaha tuh kan kamu lucu"
"Ish...apaan sih nggak jelas"Andrea kesal dan berjalan meninggalkan Bryan.
"Kau menyukai ku?"tanya Bryan.
Langkah Andrea langsung terhenti ketika Bryan berkata seperti itu.
Andrea mengepalkan tangannya menggenggam erat tali tas slempangnya,sebenarnya dirinya sendiri pun tak mengerti apa perasaan yang sedang melandanya kini.
Apa benar aku suka padanya? Nggak....nggak mungkin ini rasa suka nggak mungkin memang sih dia ganteng dan manis tapi nggak aku nggak mau jatuh cinta dulu,aku mau fokus kerja,aku mau ngobatin bapak dulu.
Mempunyai riwayat bapaknya yang sudah tua dan sakit-sakitan membuat Andrea jadi tidak mau berpacaran dahulu di tambah lagi saat ini dirinya tinggal dengan ibu tiri dan kakak tiri,yang kurang menyangi bapaknya.
Andrea berbalik badan melihat ke arah Bryan.
"Kenapa kau menyimpulkan begitu?"tanya Andrea.
"Karena aku melihat tulisan di dahi mu ada kata cemburu bila aku sedang dekat dengan teman mu itu"Bryan mendekat kini jarak mereka hanya selangkah lebih dekat.
"Dasar sinting" ucap Andrea ketus.
Tapi Bryan hanya tersenyum saja mendapat perkataan seperti itu.
Andrea meninggalkan Bryan sendirian,dan berlari kecil menuju gerbang pabrik.
Cemburu siapa yang cemburu dasar aneh... Lagi pula dia kalau mau dekat dengan Yumi kenapa harus banyak tanya sama aku sih nyebelin.
Andrea terus menggerutu dalam hatinya hingga dia tidak sadar saat berjalan dengan terburu-buru dan akhirnya menabrak seseorang,hingga dirinya hampir terjatuh.
Duk...
"Aaaaa"
Greb.
Sebuah tangan menangkap tangannya berusaha menolongnya agar tidak terjatuh.
"Ngelamun ya..."ucap seorang pemuda ini tidak asing bagi Andrea tapi dia masih belum mengenal namanya.
"Eh...maaf dan terima kasih ya hehe"Andrea jadi gugup.
Pemuda tersebut pun tersenyum padanya,seorang pemuda yang sederhana dan juga manis itu terlihat sedang berinteraksi dengan Andrea dari kejauhan.
Dan Bryan yang melihat itu langsung berlari mendekat pada mereka.
"Asik...udah kenalan gitu ceritanya"celetuk Bryan saat melihat tangan Andrea masih di pegang oleh pemuda tersebut.
"Eh...Yan... Hehehe nggak kok dia tadi mau jatuh jadi gue tolongin"jelas pemuda tersebut.
"Sudah sih Wan...masih malu-malu ajah"singgung Bryan.
Wan...jadi ini yang namanya Wan.
"Apaan sih Yan... Hehe maaf ya... Bryan memang suka begitu suka bercanda,udah ya...lain kali kalau jalan hati-hati" Wan meninggalkan mereka berdua kembali.
Andrea ingin berjalan tapi langkahnya terhenti lagi saat Bryan berbicara.
"Hati-hati dengan Wan dia itu predator"celetuk Bryan.
Andrea hanya memicingkan matanya,karena heran.
"Dasar aneh kemarinnya kau mejodohkan ku dengannya sekarang kau malah membuat ku takut dengannya?"gumam Andrea.
Sedangkan Bryan berjalan melewati Andrea yang terlihat kesal padanya.
"Hei...Yuyu..."Bryan menyapa Yumi.
"Nama gue Yumi...Bryan kenapa sih elu lupa mulu"Yumi kesal.
"Ah...gitu ya hahaha"Bryan malah tertawa.
Sedangkan di belakang mereka terlihat juga wajah kesal dari seorang gadis yang merasa di permainkan oleh pemuda yang ada di hadapannya ini,hingga dirinya berjalan dengan sengaja menabrak dan membelah mereka berdua yang terlihat akan mengobrol bersama.
Yumi bingung dengan kelakuan Andrea sedangkan Bryan hanya tersenyum saja melihat itu,entah kenapa dirinya jadi senang,bila melihat Andrea marah padanya saat dirinya bersama Yumi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BKNKAH DLU ARDILA MURID BARU YG MNYUKAI BRYAN, KMN ARDILA...??
2023-07-13
0