Bab 2

" Pak apa maksud bapak menyuruh Arman menikahi gadis ini. Arman sama sekali tidak mengenalnya sebelum ini. Baru hari ini Arman berkenalan dengannya" ucap Arman. Dia tidak habis fikir bagaimana bapak bisa mempunyai ide untuk menikahkan ia dan gadis yang bernama Zahira ini padahal bapak tahu jika ia sudah memiliki kekasih selama ini.

"Maaf pak. Saya setuju dengan anak bapak. kita baru berkenalan hari ini. Saya hanya berniat menolong bapak. Tidak ada tujuan yang lain pak. Saat ini juga saya masih berkuliah pak. sekarang masih tahun ke dua saya berkuliah dan saya belum ada keinginan untuk berumah tangga" Zahira menjelaskan dengan hati hati agar pak Rohmat tidak tersinggung.

Memang Zahira saat ini tengah menempuh pendidikan diploma tiga jurusan administrasi perkantoran di sebuah universitas negeri di kotanya. Ia masuk melalui program beasiswa yang diadakan di SMA nya dahulu. Dia kuliah di pagi hari. Kemudian bekerja di sore hari sebagai kasir minimarket. Kebetulan ini hari Sabtu dan tidak ada jadwal perkuliahan untuknya.

Mendengar jika Zahira masih berkuliah malah membuat pak Rohmat semakin menyukai sosok Zahira. Menurutnya Zahira sosok anak muda dengan paket lengkap di matanya. baik dan sopan serta giat mengejar ilmu.

" Maafkan bapak nak jika kau menjadi bingung seperti ini. Entah mengapa bapak merasa kau sangat cocok untuk menjadi menantuku. Bapak tidak main main nak. bisakah kau berikan alamatmu. Setelah bapak pulih bapak ingin bertemu dengan orang tuamu" ucap pak Rohmat.

Arman menarik nafas kesal. Namun dia tidak berani membantah bapaknya. Baginya bapak dan ibunya adalah orang yang harus dia hormati.

Melihat anaknya yang sedikit kesal. Bu Mona mencoba menengahi. " Pak sudahlah. jangan dulu membahas hal ini. yang terpenting adalah kesehatan bapak. kasihan juga melihat nak Zahira menjadi canggung seperti ini" ucap Bu Mona sembari mengusap lembut pundak Zahira yang berada disampingnya.

" Maaf pak Rohmat. Benar apa yang dikatakan

Bu Mona saat ini yang terpenting adalah kesehatan pak Rohmat. Dan mengenai orang tua Zahira. pak Rohmat tidak akan bisa menemuinya, karena sampai saat ini Zahira pun tak tahu orang tua kandung Zahira siapa. Zahira ditinggalkan di panti asuhan 20 tahun yang lalu. Zahira dibesarkan dan diasuh oleh Bu Rima pemilik panti asuhan. Zahira juga berkuliah karena mendapatkan program beasiswa. Zahira merasa Zahira tidak pantas untuk mendampingi anak pak Rohmat. kalau begitu Zahira permisi dulu ya pak Rohmat Bu Mona dan mas Arman karena Zahira harus bekerja di minimarket" Zahira sengaja menjelaskan dengan detail kondisi hidupnya. Agar pak Rohmat tidak lagi berniat untuk menikahkannya dengan anaknya Arman.

Sepeninggal Zahira pak Rohmat tercenung. Dia tidak mengira ternyata kehidupan Zahira sangat berat. Dibesarkan di panti asuhan tanpa pernah tahu siapa orang tuanya, membuat rasa empati Zahira tinggi terhadap sekitarnya.

" Keluarga pak Rohmat silahkan mengurus untuk ruang perawatan pak rohmat ke bagian administrasi karena pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap" seorang suster menghampiri mereka.

" Pak Bu. Arman mengurus kamar untuk bapak dulu ya." ujar Arman.

" Man bisa bapak minta tolong. Tadi Zahira yang mendaftarkan bapak. Tolong kau mintai alamat Zahira kepada petugas administrasi tersebut" ucap Bapak.

Arman nampak enggan. Namun melihat kondisi bapak yang sedang luka luka. Arman tak tega untuk menolaknya.

Sesampainya di bagian administrasi. Arman langsung mengurus mengenai penanganan bapak Rohmat. Tak lupa ia menanyakan alamat Zahira kepada petugas tersebut dengan alasan ingin mengantarkan sesuatu sebagai ucapan terimakasih.

Setelah menyelesaikan semuanya. Arman bergegas menghampiri kedua orang tuanya. Ia pun menyerahkan alamat Zahira kepada bapak.

Tak lama pak Rohmat dibawa menuju ke kamar rawat inap. Arman memilih kelas VIP untuk bapaknya. Agar bapaknya merasa nyaman. Dengan posisinya sebagai manager marketing yang berpenghasilan sudah mencapai dua digit tentu ia sangat mampu untuk membayar biaya perawatan bapaknya.

Lagipula pak Rohmat, adalah orang yang cukup berada. Dia memiliki usaha furniture yang sudah berjalan lama. Meskipun tidak kaya raya. Namun perekonomian pak Rohmat berada di atas rata rata.

" Pak Bu. Arman pulang dahulu ya. Arman akan membawa pakaian bapak dan pakaian ibu. serta Arman akan membelikan ibu makan juga. Arman tidak akan lama" ucap Arman.

" baiklah man. hati hati ya" sahut Bu Mona. Sedangkan bapak hanya mengangguk.

" Pak mengapa bapak tiba tiba menyuruh Arman untuk menikah dengan gadis yang baru kita kenal. Bukankah bapak tahu jika Arman sudah dua tahun menjalin kasih dengan Raisya" tanya Bu Mona

" Bu. apakah ibu tahu. Siapa yang bapak ikuti sampai bapak kecelakaan seperti ini. Raisya Bu. Bapak melihat raisya menggandeng seorang pria seumuran bapak dengan mesra. Padahal ayah raisya sudah meninggal sejak dua tahun lalu menurut cerita Arman. Pria yang digandeng Raisya nampaknya kaya raya Bu." ucapan pak Rohmat membuat Bu Mona terkejut.

" Mengapa bapak tidak memberitahu Arman pak. Berarti ini yang menyebabkan bapak ingin menikahkan Arman dengan gadis tadi. Karena bapak ingin menyelamatkan Arman" Bu Mona mulai mengerti jalan fikiran suaminya.

" Bapak tidak mungkin memberitahu Arman tanpa bukti Bu. Arman tidak akan mudah percaya. ibu kan tahu Arman budak cintanya Raisya. Mata dan telinganya akan ia tutup jika kita membicarakan keburukan Raisya. Hingga kini ia belum berani menikahi Raisya karena dia masih memiliki rasa hormat dan rasa sayang kepada kita. Karena ia tahu jika kita tidak terlalu menyukai Raisya" ujar pak Rohmat.

Bu Mona hanya bisa terdiam dan larut dalam fikirannya. Sebenarnya separuh hatinya tidak rela jika Arman menikahi Zahira. Namun sudut hatinya yang lain berfikir jika Zahira jauh lebih baik dari Raisya.

****

Zahira memarkirkan motornya di parkiran pasar . Dia akan berbelanja sesuai permintaan Bu Rima. Sekarang masih pukul 14.00 masih ada waktu untuknya karena jam kerjanya dimulai pada pukul 16.00.

Selesai berbelanja Zahira merasakan perut nya lapar. Ia baru ingat jika dia belum makan siang. Lekas dilangkahkan kakinya menuju warung bakso langganannya.

Begitu sampai di warung ketika akan memesan. mang min pemilik bakso sudah berkata duluan " satu mangkok bakso besar dengan mie kuning kan neng dan minumnya es jeruk dingin"

Zahira tertawa mendengarnya. Ternyata mang min hapal dengan menu favoritnya.

" Kok mang min hafal dengan pesanan Zahira?" tanya Zahira ketika mang min membawakan pesanannya.

" Ya jelas hafal Atuh neng. Eneng kan langganan disini lagipula Wajah neng yang sangat cantik mudah untuk diingat " canda mang min.

Zahira hanya tertawa mendengarnya. Lekas di santapnya bakso didepannya. setelah baksonya habis, Zahira menyesap es jeruknya. Tiba tiba dia teringat dengan kejadian tadi. Bagaimana bisa tiba tiba pak Rohmat memiliki ide untuk menikahkan Zahira dengan anaknya.

Ah sudahlah mungkin pak Rohmat hanya bercanda. Diingat nya wajah Arman. Wajah yang tampan dengan penampilan berkelas sangat berbanding terbalik dengan dirinya.

Dan terlihat jelas jika Arman tadi keberatan dengan keinginan bapaknya.

****

Sebulan sudah peristiwa tersebut. Zahira sudah melupakannya. Dia menjalani rutinitas seperti biasa. Kuliah dan bekerja. Sesekali dia bermain main dengan anak anak di panti. Ia merasa sangat menyenangkan ketika bermain dengan anak anak kecil tersebut mereka tertawa dan bercanda seolah tidak ada beban meskipun disini mereka tanpa orang tua. Tetapi mereka memiliki satu sama lain untuk saling membagi kasih sayang.

Seperti saat ini Zahira tengah asik bermain petak umpet dan kejar kejaran dengan Adik adik kecilnya.

" Za ada yang mencarimu" Vivi berkata sembari mendekati Zahira. " Cepat sana kau temui. Bu Rima sudah menemui mereka. Biar aku yang menemani bermain anak anak super aktif ini" ucap Vivi.

" Vi siapa ya yang mencariku. Hal ini baru terjadi sepanjang aku tinggal disini." entah mengapa hati Zahira merasa tak nyaman.

" Aku tidak tahu za. aku tidak sempat menengok ke ruangan bu Rima. Tadi aku sedang ada dikamar kita Dan Bu rima datang mencarimu. sudahlah cepat kesana biar kau tidak penasaran terus" ucap Vivi lagi. Dia sudah bersiap siap untuk bergabung bermain main dengan adik adik kecilnya.

Zahira melangkahkan kakinya dengan enggan menuju ke ruangan bu Rima. Ketika dia masuk keruangan Bu Rima yang pintunya terbuka. Dia terkejut bukan main melihat siapa saja yang ada dihadapannya.

****

Terpopuler

Comments

Aliya Jazila

Aliya Jazila

cukup bagus ceritanya

2023-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!