Hanum yang menyadari bahwa perbuatan buruk Zarrah yang suka berpakaian minim di dalam rumah tidak bisa didiamkan saja pun pergi menegur Zarrah.
"Dek, bisa tidak kalau di rumah kamu pakai pakaian yang sopan? Ada Mas Alvin di rumah, Dek. Nanti ada pikiran buruk yang muncul.” Ucap Hanum yang tidak ingin hal buruk terjadi antara Zarrah dan Alvin.
“Mbak Hanum ini bicara apa? Aku dan Mas Alvin tidak ada hubungan apapun dan apa hubungannya dengan pakaianku dengan pikiran buruk Mbak itu?” tanya Zarrah dengan wajah yang marah.
Zarrah yang tidak senang ditegur oleh Hanum pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian lalu buru-buru pergi.
“Mau kemana Dek? Kenapa buru-buru sekali?” tanya Hanum dengan wajah dan nada suara yang cemas.
“Mau kuliah!” jawab Zarrah dengan nada suara yang tinggi dan judes dengan wajah yang kesal lalu pergi menaiki ojek online.
Hanum yang melihat Zarrah padanya pun hanya bisa menghela nafas yang panjang sambil terus beristighfar.
Namun tidak diduga, setelah tiga jam Zarrah keluar dari rumah Ibu Wati menelpon Hanum dengan nada suara yang marah-marah.
“Kamu ada masalah apa dengan Adikmu, Nduk?” tanya Ibu Wati dengan nada suara yang sedikit tinggi setelah mengucapkan salam.
“Tidak ada apa-apa, Buk.” Jawab Hanum dengan nada suara yang lembut dan terpaksa berbohong karena tak ingin Ibu Wati menjadi khawatir.
“Jangan berbohong Hanum. Ibu tau kalau kamu bertengkar dengan Zarrah. Kamu ini kenapa Nduk? Zarrah kan adek kamu satu-satunya, kenapa tidak bisa aku saja? Ibu jadi sedih melihat kalian berdua seperti ini!” ucap Ibu Wati dengan nada suara yang terdengar sedih sambil terdengar beberapa kali helaan nafas yang panjang.
“Hanum tidak bertengkar dengan Zarrah. Hanum hanya menasehi Zarrah untuk menjaga pakaiannya karena ada Mas Alvin di rumah!” ucap Hanum yang ingin membela tindakannya.
“Biarkan saja Zarrah berpakaian seperti apa lagian dia seperti itu di dalam rumah. Tidak akan terjadi apa-apa, Nduk!” ucap Ibu Wati dengan nada suara yang meyakinkan.
Hanum yang mendengarkan ceramah dan nasehat dari Ibu Wati pun menarik nafas yang panjang lalu menyerah.
“Hah! Sepertinya aku terlalu banyak berpikir. Ibu bahkan tidak berpikir jika akan terjadi sesuatu antara Zarrah dan Mas Alvin lalu kenapa aku jadi sangat cemas seperti ini. Sepertinya aku harus banyak mengaji agar menjadi lebih tenang!” ucap Hanum dengan wajah yang pasrah.
Beberapa bulan berlalu, Zarrah yang telah tinggal di rumah Hanum dan Alvin tidak disangka semakin dekat hingga suatu saat Ketiganya sedang makan tekwan bersama, Alvin menanyakan hal yang pribadi kepada Zarrah.
“Kamu ini pergi dan pulang kuliah selalu sendiri dan naik ojek online. Apa kamu tidak punya pacar, Zarrah?” tanya Alvin dengan wajah yang penasaran.
“Hmmm, tidak ada Mas. Aku jomblo. Jomblo dari lahir malah. Mas coba cariin aku pacar yang tampan, punya pekerjaan bagus, royal dan baik seperti Mas Alvin!” ucap Zarrah secara tidak sadar.
Hanum yang mendengar Zarrah mengatakan hal seperti itu tercengang dan terdiam sebentar lalu menatap Alvin yang ada di dekatnya.
“Boleh nanti Mas cariin kamu pacar yang sesuai dengan tipe kamu. Kebetulan ada adik dari teman kerja Mas yang sedang mencari pasangan.” Ucap Alvin dengan wajah yang serius.
“Ya sudah kalau begitu kenalkan saja Mas.” Ucap Zarrah dengan nada suara yang terdengar manja yang membuat Hanum menjadi tidak nyaman.
“Hmmm, kalau orangnya baik dan bertanggung jawab maka kenalkan saja dengan Zarrah, mas!” ucap Hanum yang menahan emosinya sambil tersenyum lembut kepada Alvin dan Zarrah.
Seminggu berlalu, di saat ketiganya sedang duduk berkumpul makan bersama tiba-tiba Alvin bertanya tentang adik dari temannya yang dikenalkan kepada Zarrah.
“Hmm, Zarrah apakah ada pria bernama Andika mengech*t kamu ngajak kenalan?” tanya Alvin dengan wajah yang penasaran.
“Andika adalah adik sepupu dari teman kantor, Mas. Dia adalah orang yang baik dan sholehah!” ucap Alvin dengan wajah yang penuh percaya diri.
Hanum yang mendengar perkataan Alvin pun ikut penasaran dan mengalihkan pandangannya kepada Zarrah yang duduk di sampingnya.
“Hmm, ya ada kok Mas tapi aku tidak balas ch*tnya karena malas.” Ucap Zarrah dengan wajah yang cuek.
“Malas? Malas kenapa? Anaknya baik dan sopan. Mas yakin karena pernah bertemu beberapa kali!” ucap Alvin dengan wajah yang bingung.
“Orangnya kaku. Aku tidak suka dengan orang seperti itu. Aku maunya dengan pria yang kekinian dan suka bergaul, Mas. Aku tidak suka pria kaku seperti Andika!” ucap Zarrah dengan wajah yang cemberut.
Alvin yang mendengar perkataan Zarrah pun tertawa lucu sambil memuji Zarrah di hadapan Hanum yang membuat Hanum menjadi cemburu.
“Kamu ini aneh sekali Zarrah tapi lucu juga. Kamu membuat orang menjadi gemas padamu!” ucap Alvin dengan tawanya.
“Agh... Mas Alvi...” ucap Hanum dalam hati dengan wajah yang tidak senang dan cemburu dengan tangan yang terkepal erat.
Alvin dan Zarrah yang tidak menyadari bahwa Hanum cemburu terus berbicara berdua tanpa mengajak Hanum bicara.
Hanum yang merasa sangat tidak nyaman dengan situasi itu pun pergi sambil membawa piring makanannya ke dapur.
“Aku tidak pernah melihat Mas Alvin memuji wanita lain di depanku dan saat melihat Mas Alvin memuji Zarrah rasanya sakit sekali. Apakah ini karena Zarrah adalah adikku?” ucap Hanum dengan suara yang rendah sambil meneteskan sedikit air mata.
“Ya, Tuhan. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa aku selalu merasa cemas dan was-was saat Mas Alvin semakin dekat dengan Zarrah?” tanya Hanum dengan wajah yang sedih.
Zarrah yang hanya fokus pada kuliahnya selalu pulang ke rumah setelah jam kuliahnya habis sehingga membuat Zarrah selalu bertemu dengan Alvin yang sering ada di rumah.
Zarrah yang terus menerus mendapatkan masalah di kuliahnya pun selalu meminta saran dan bantuan dari Alvin yang membuat Hanum menjadi tidak nyaman.
“Dek, kalau ada masalah dengan kuliahmu, kamu bisa tanya pada Mbak. Mbak juga anak kuliahan kok seperti kamu!” ucap Hanum dengan nada suara yang lembut.
“Hmmm, Mbak Hanum memang anak kuliahan tapi Mbak Hanum selalu mengerjakan pekerjaan rumah jadi Zarrah takut Mbak tidak mengerti.” Ucap Zarrah dengan santainya.
“Lagipula Mas Alvin tidak masalah aku tanyakan terus, benarkan Mas?” tanya Zarrah yang langsung menatap Alvin yang berada di depannya di depan layar laptopnya.
“Ya, Mas tidak keberatan.” Ucap Alvin singkat dan dengan cepat melanjutkan fokusnya pada layar laptopnya.
Hanum yang ingin melakukan protes lagi tidak terduga langsung dipotong oleh Zarrah yang dengan cepat membuat Hanum menyerah.
“Lihatkan? Mas Alvin saja tidak keberatan, kenapa Mbak sepertinya keberatan sekali? Mbak tidak senang aku ada di sini, ya? Kalau tidak senang bilang saja pada Ibu di Malang!” ucap Zarrah dengan nada suara yang terdengar menantang.
“Hah! Mbak tidak berpikir seperti itu. Mbak hanya tidak ingin pekerjaan Mas Alvin terganggu, Dek.” Ucap Hanum yang langsung membela dirinya.
“Baiklah. Jika Mas Alvin tidak keberatan maka Mbak tidak akan mempermasalahkannya.” Ucap Hanum yang langsung pergi meninggalkan Alvin dan Zarrah menuju dapur.
Hanum yang berada di dapur pun langsung bersandar di kulkas dan mengadukan semua yang dirasakannya pada Sang Pemiliki Hati.
“Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku selalu berpikir negatif terhadap Zarrah? Berikanlah kebenarannya, Ya Tuhan!” ucap Hanum dengan wajah yang sedih.
#Bersambung#
Apa sebenarnya yang telah terjadi? Apakah Zarrah sungguh menyimpan rasa untuk Alvin? Apakah akan terjadi sesuatu di BAB selanjutnya? Tunggu jawabannya di BAB selanjutnya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Juan Sastra
baru kelihatan kan shanum jika suamimu tidak bisa menjaga hatimu
2023-08-18
1
Neulis Saja
walaupun ibunya Hanum sudah tua tapi cara berpikir dan pendalaman agamanya minim bisa terlihat dari Hanum yg mengadukan pakaian yg dipakai zarra yg terbuka dan masalahnya akan dilihat oleh orang yg bukan muhrimnya dia bilang itu kan bukan di luar rumah. yang jadi masalah apakah di luar rumah atau di dalam rumah kalau berpakaian terbuka dan ada orang yg bukan mahromnya apa pendapatmu ibu wati ? jadi kamu membela anakmu yg kurang ajar dan mengorbankan anakmu yg baik maka siap2 ibu wati untuk merasakan sakit dari ulah anakmu yg tdk tahu bgmn seorang muslim hrs bersikap dihadapan yg bukan mahromnya apakah kamu akan menyesal atau membiarkan takdir bercerita pahit wait and see
2023-08-15
1
Eka Widya
tanpa d sadari kasihsayang seorang ibu bisa berakibat fatal yg akan menghancurkan kebagiaan anaknya
2023-06-20
1