Reza menatap dinding di depannya, ia melepaskan pelukan mamanya lalu berdiri menghampiri dinding itu. Reza mengambil salah satu bingkai yang ada di dinding itu. Menatap foto itu sedu.
"Apa kabar dek? Kamu bahagia kan di sana?" gumam Reza lirih.
Mamanya mendekati Reza, mengelus pundak Reza, ia juga merasa terpukul kehilangan putri bungsunya yang masih berusia empat tahun karena kecelakaan limabelas tahun yang lalu.
Reza menoleh pada mamanya, ia memeluk mamanya, merasa sangat berat kehilangan adik kecilnya yang mungkin sekarang sudah menjadi seorang gadis yang sangat cantik.
"Sudah malam sayang, lebih baik kamu tidur ya." perintah mamanya, Reza mengangguk lalu menuju kamarnya.
***
Sesuai janji Reza semalam, Reza mengantar mamanya ke bandara hari ini.
"Za, nanti di depan kita belok kiri ya." Pinta mamanya pada Reza yang sedang mengemudi. Reza mengernyit.
"Loh itu kan bukan jalan ke bandara ma?" Ujar Reza bingung. Mamanya hanya tersenyum penuh arti. Reza menghela nafas. Ia memutar setirnya belok menuju jalan yang dimaksud mamanya tadi.
"Berhenti di depan ya Za." Pinta mamanya, dan lagi-lagi Reza hanya menurutinya tanpa protes.
Reza hanya duduk terdiam saat mamanya turun dari mobil. Rezapun bergegas turun dan mengekori mamanya.
Tok.. Tok.. Tok.. "Assalamu'alaikum.." salam mama Reza di depan pintu itu, sedangkan Reza duduk di kursi depan kontrakan kecil itu. Tak lama kemudian pintu itu terbuka.
"Wa'alaikumsalam, ibu?" sambut gadis itu yang baru saja membuka pintu, mereka saling memeluk satu sama lain. Reza menoleh saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Ia mengucek matanya berkali-kali memastikan pandangan matanya. Reza berdiri menghampiri mamanya di depan gadis itu.
"Zahra?" tegur Reza terkejut. Gadis yang terpanggil namanya itu melepaskan pelukanya dan menatap Reza, ia tak kalah terkejut dari Reza.
"Reza? Kamu ngapain di sini?" tanya Zahra yang masih tidak percaya.
"Aku,-" ucapan Reza terpotong.
"Loh kalian saling kenal?" potong mamanya Reza menatap Zahra dan Reza bergantian.
"Reza temen aku bu, waktu sekolah dulu." ujar Zahra tersenyum pada mamanya Reza.
"Bu Maya kenal sama Reza? Dia siapanya ibu?" tanya Zahra. Bu Maya tersenyum penuh arti pada Zahra.
"Reza ini anak sulung ibu Ra." ujar Bu Maya menanggapi.
"Oh ya? Kebetulan sekali" ujar Zahra tersenyum. Zahra mempersilahkan Bu Maya untuk duduk, sedangkan Reza memberi kursi itu untuk Zahra dan memilih berdiri di samping mamanya.
"Mama koq bisa kenal sama Zahra?" tanya Reza penasaran.
"Zahra ini, dari dulu kerja sama mama, sampai dia lulus SMA." Ujar Bu Maya tersenyum pada Zahra, Zahra pun tersenyum lalu melanjutkan kata-kata Bu Maya.
"Iya Za, dan berkat mama kamu, aku jadi bisa kuliah ditempat yang aku mau, dan aku jadi bisa bantu ngeringanin ibu soal biaya sekolahku dulu." ujar Zahra seraya mengingat kebaikan Bu Maya.
"Oh ya?" ujar Reza masih tidak percaya, mereka hanya mengangguk menatap Reza yang masih terkejut itu.
Zahra tidak menyangka, orang yang selama ini membantunya adalah orangtua Reza. Zahra tau, Bu Maya seorang singleparent, tapi beliau tidak pernah mengenalkan siapa anaknya pada Zahra. Begitu juga Reza, Zahra tau orangtua Reza telah berpisah, namun Zahra juga tidak tahu bahwa Bu Maya adalah mama kandung Reza.
"Oh iya Ra, kamu mau ngga ikut nganterin mama ke bandara?" tanya Reza, Zahra menatap Bu Maya, beliau hanya mengangguk tersenyum pada Zahra.
Akhirnya Zahrapun menyetujui tawaran Reza itu, Zahra mengambil tasnya dan bergegas mengunci pintu kostnya. Mereka memasuki mobil Reza dan menuju bandara.
***
Usai mengantar mamanya, Reza mengajak Zahra menyusuri jalanan kota Jogja.
"Ngga nyangka ya, dunia ini sempit juga ternyata, jangan-jangan mama aku sama ibu kamu kenal juga." Ujar Reza berandai-andai.
"Ah kamu bisa aja, bukan karena aku yang ternyata kenal sama mama kamu, mama kamu juga kenal sama ibu juga kali." timpal Zahra terkekeh tanpa menatap Reza. Lalu ia menoleh pada Reza.
"Kamu ngga banyak berubah ya Za?" ujar Zahra yang diam-diam memuji Reza. Reza mengernyit.
"Emangnya aku harus berubah kayak gimana Ra? Batman?" timpal Reza terkekeh tanpa menatap Zahra. Zahra memukul pelan bahu Reza.
"Issh, ngga gitu juga kali." dengus Zahra.
Tak terasa mobil Reza berhenti di depan sebuah cafe. Reza memesan cappucinno, sedangkan Zahra memesan vanilla latte, tak beberapa lama minumannya datang, mereka memilih duduk di rooftop cafe yang bisa memandang jalanan jogja dari atas.
"Ngomong-ngomong Ra, gimana kamu sama Gilang?" tanya Reza tiba-tiba.
"Hah? Gilang? Gimana apanya?" tanya Zahra, ia mendengus saat Reza membahas Gilang.
"Yaa, hubungan kalian? Gimana? Udah jadian?" Ujar Reza lalu menyesap kopinya.
"Yah kamu tau sendiri kan, Gilang itu kayak gimana? Nyebelin tau ngga, untungnya waktu SMA dulu dia ngga bareng sama aku lagi. Banyak banget yang pengen aku omongin sama kamu soal Gilang." Ujar Zahra sedikit bersemangat namun tiba-tiba cemberut.
"Kamu jahat banget ninggalin aku, dulu kamu sering nolongin aku waktu Gilang jailin aku." Sambung Zahra. Menepuk lirih lengan Reza.
"Aww sakit Ra," Rintih Reza. Mengelus lengannya yang sebenarnya tidak sakit sama sekali.
"Yee gitu aja sakit, dasar lemah," Zahra menjulurkan lidahnya lalu tertawa. Rezapun ikut tertawa.
"Ya maaf soal itu Ra, aku kan cuma ngikut papa aja, jadi ya aku juga harus pindah sekolah kesini. Maunya si gitu terus di samping kamu, jagain kamu, belain kamu di depan Gilang. Tapi mau gimana lagi coba? Aku yakin koq, Gilang anaknya baik." Ujar Reza sedikit membela Gilang.
"Baik apanya? Dia aja suka jailin aku. Apalagi waktu masuk SMP, temennya tambah banyak, dia tambah jail tau." sungut Zahra.
"Tau ngga? Gilang ngelakuin itu semua karena dia tuh suka sama kamu." terka Reza, Zahra tergelak. Lalu menepis pernyataan itu.
"Suka? Ck.. suka ngejailin maksud kamu?" decak Zahra.
"Ck, percaya sama aku Ra, kamu juga suka kan sama Gilang? Buktinya tiada hari tanpa Gilang dalam hidup kamu. Dia tuh selalu ada disetiap perjalanan hidup kamu. Ya kan?" Timpal Reza
"Apaan sih Za, sebel tau, udah sekelas terus lagi sama dia selama di SMP. Masa sekolah aku hancur gara-gara dia tau ngga." Zahra makin semangat menceritakan kekesalannya.
"Itu jodoh namanya Ra." Reza tertawa, Zahra hanya mendengus kesal karena terus diledek Reza.
"Duh, amit-amit dah aku jodoh sama cowok kayak dia, nyebelin, ngga tau deh apa yang ada di otaknya." Ucap Zahra mendengus.
"Ngomong-ngomong kamu ngga pengen tau kabar dia?" pancing Reza, Zahra hanya mengernyit.
"Buat apa? Orang nyebelin juga, pasti dia punya banyak pacar kan sekarang, gimana ya tampangnya? Pasti angkuh banget deh, blagu juga." Ujar Zahra berandai-andai, sedangkan Reza memandang Zahra tanpa ekspresi.
"Udah ngaku aja, kamu pasti kangen kan sama Gilang? Sampe berandai-andai gitu." ujar Reza lalu terkekeh. Zahra mengerjap, ia menyambar gelas vanilla lattenya dan meminumnya.
"Aku tau koq, kamu sama Gilang sama-sama suka. Ya kan Ra?" ujar Reza lalu kembali menyesap kopinya itu.
"Apaan sih Za. Ngaco deh." tepis Zahra, mengalihkan pandangannya.
"Apanya yang ngaco sih Ra, buktinya dari tadi kamu asyik banget ngomongin Gilang, hayoo ngaku deh sama aku." sergah Reza.
"Iihh engga Zaa," bantah Zahra, ia tidak berani menatap Reza karena malu.
"Aku percaya koq sama Gilang, dia ngga mungkin terus-terusan jailin kamu." ujar Reza, Zahra kembali menatap Reza.
"Ngga akan jailin aku? Ya ampun Za, aku tuh sampe kerepotan tau ngadepin si Gilang yang sok ganteng itu." ujar Zahra memutar bola matanya malas.
"Tapi emang ganteng kan?" ledek Reza pada Zahra yang justru memelototinya.
"Seenggaknya, Gilang pernah nolongin kamu waktu kaki kamu terkilir di jalan, ya kan? Itu menandakan kalo Gilang tuh sebenernya baik." tambah Reza mengingatkan Zahra pada Gilang.
Zahra membenarkan ucapan Reza tadi, memang benar, bukan hanya saat masih ada Reza, bahkan setelah Reza pindahpun Gilang pernah bahkan sering menolongnya saat dia sedang mengalami kesulitan. Tanpa sadar membuat Zahra tersenyum mengingat kejadian itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
jdi nostalgia masa sma kan jdinya reza zahra
2020-07-10
1
Arthur
Semangat thor
Maaf baru mampir, nunggu NT sehat 🙈
Udah like ketinggalannya 😊
Salam novel Fur Therese 💐
2020-06-16
1
Rindu Rembulan
aku mampir lagi🥰
2020-06-16
1