Kepingan Rindu

Kepingan Rindu

1. Prolog

"Zahra, bangun sayang nanti telat sekolahnya" ucap Ibu Rahma dari luar kamar Zahra.

"Iya bu, Zahra udah bangun koq" ucap Zahra keluar dari kamarnya,

"Zahra, ibu mau ke pasar dulu ya, ini uang sakunya, jangan nakal ya di sekolah" perintah ibu. lalu mengelus kepala Zahra.

"Iya bu, ibu hati-hati di jalan ya"ujar Zahra, Zahra bergegas ke kamar mandi untuk mandi, selang beberapa menit Zahra mengganti pakaiannya menjadi seragam sekolah. Setelah sarapan Zahrapun bergegas ke sekolah.

Pagi-pagi sekali, ibu Rahma berangkat ke pasar untuk jualan kue. Terkadang jika tidak habis, kue itu dibawa pulang oleh Ibu Rahma, atau jika ia bertemu pengemis, kue itu ia berikan untuk pengemis. Meski seperti itu, keluarga Zahra berkecukupan, Zahra saat ini masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar, ia selalu membantu ibunya berjualan jika ia libur sekolah.

Pulang sekolah ia melihat toko kue di seberang jalan, ia sangat ingin memiliki toko kue untuk ibunya, Zahra mendekati toko kue itu. Saat ia sedang melihat-lihat, seseorang mendekatinya,dan cukup membuatnya terkejut.

"Dek, sedang apa di situ? Mau beli kue?" Ucap wanita itu tersenyum pada Zahra. Zahra tersenyum kikuk menanggapinya.

"Engga bu, Zahra ngga punya uang, Zahra cuma pengin aja punya toko kue kayak gini." Matanya berbinar membayangkannya.

"Yuk ikut ibu masuk!" ajak wanita itu, Zahrapun mengikutinya memasuki 'MaraBakery' itu nama toko kue ini, yang Zahra lihat di depan tadi.

"Jadi, nama kamu Zahra?" tanya wanita itu.

"Iya bu" Zahra tersenyum ramah pada wanita itu.

"Panggil ibu, Ibu Maya" ucap wanita itu tersenyum.

"Baik Ibu Maya" sahut Zahra.

Ibu Maya tak hanya mengizinkan Zahra melihat-lihat, beliau juga mengajari Zahra membuat kue, Zahra sangat senang berada disini, ia bisa mencicipi berbagai macam kue enak di sini, dan bisa belajar membuat kue.

Setiap pulang sekolah, Zahra selalu berdalih ada les tambahan di sekolah pada ibunya. Zahra tidak ingin ibunya tahu bahwa selama ini Zahra belajar bahkan bekerja di tempat Ibu Maya. Niat Zahra hanya ingin belajar membuat kue. Namun Ibu Maya justru memberinya upah.

Zahra sangat senang karena bisa belajar membuat kue di sini. Bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu tanpa Zahra sadari. Kini usianya menginjak delapanbelas tahun. Zahra telah lulus SMA dan akan melanjutkan kuliahnya. Meski Zahra sibuk bekerja parttime di 'MaraBakery', Zahra tidak pernah mengabaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Sebelum Zahra masuk kerja di 'MaraBakery', Zahra menyempatkan diri untuk membantu ibu di rumah membuat kue. Hari ini ada pesanan kue tart untuk ulangtahun anak dari tetangga mereka.

"Zahra kamu yakin ingin melanjutkan kuliah di Jogja?" Tanya ibu Rahma pada Zahra yang sedari tadi sedang memasukkan adonan kue kedalam loyang. Zahra menghentikan aktifitasnya.

"Iya Bu, Zahra pengen banget ke Jogja" ucap Zahra mantap menatap Ibu Rahma, lalu melanjutkan kegiatannya tadi mengoleskan mentega pada loyang.

"Ibu ngga usah khawatir soal biaya, Zahra punya tabungan yang cukup koq buat bayar kost sama kebutuhan Zahra sehari hari di sana, selain itu juga kan Zahra dapet beasiswa bu dari sekolah." tambahnya.

"Kamu punya uang dari mana Zahra? Uang saku dari ibu kan juga cuma sedikit." tanya Ibu Rahma curiga.

Praangg...

Loyang yang belum terisi adonan terjatuh dari tangan Zahra, ia sudah menduga hal ini akan terjadi, namun bukan sekarang yang ia mau. Zahra mengambil loyang itu, tertunduk, ia tak tau harus mulai ngomong dari mana sama ibunya, Ibu Rahma mendekati Zahra lalu menyentuh pundaknya. Zahra tersentak lalu memeluk ibunya. Ia menangis di pelukan Ibu Rahma.

"Maafin Zahra bu." ucap Zahra di sela tangisnya. Ibu Rahma melepas pelukannya, menghapus air mata Zahra.

"Kenapa Zahra? Cerita sama ibu." ujar Ibu Rahma lirih.

"Ibu ngga akan marah kan sama Zahra?" balas Zahra lirih, ia takut ibunya akan marah mendengar penjelasan Zahra. Ibu Rahma mengangguk.

"Iya sayang." ujar ibu Rahma tersenyum. Zahra menghela nafasnya sebelum menjelaskan semuanya.

"Selama ini Zahra parttime di 'MaraBakery' bu, Zahra ngga pernah ada les tambahan di sekolah, kalaupun ada itu paling cuma sekali seminggu, selebihnya Zahra parttime, karena Zahra ngga mau ngerepotin ibu terus." ujar Zahra lirih.

Ibu Rahma terdiam, ia menahan matanya yang perih karna menahan air mata yang ingin keluar. Zahra menyentuh pundak Ibu Rahma,

"Bu? Ibu boleh marah sama Zahra sekarang, Zahra udah bohongin ibu." Zahra menunduk tidak berani menatap ibunya.

"Zahra, ibu nggak pernah ngajarin kamu untuk bohong kan? Ibu nggak pernah meminta kamu untuk kerja, Ibu hanya ingin kamu fokus sekolah." ujar Ibu Rahma lalu duduk tanpa memandang Zahra.

Zahra terdiam, dia sangat merasa bersalah, sampai ia tak tahu bagaimana caranya untuk minta maaf. Zahra terus menatap lantai, ia masih takut menatap mata ibunya. Ibu Rahma menatap Zahra tersenyum hangat. Ia memegang tangan Zahra membuat Zahra menoleh.

"Tapi ibu bangga sama kamu, kamu tetap mengutamakan pelajaran kamu, sampai kamu dapat beasiswa, ibu bangga sama kamu Zahra." ucapnya berbinar, Zahra tersenyum menatap ibu Rahma yang tersenyum padanya, Zahrapun memeluk Ibu Rahma.

Sedang menikmati rasa hangatnya pelukan ibu Rahma, sesuatu mengganggu penciumannya.

"Bu, bau apa yaa?" tanya Zahra mendongak.

"Ngga tau, kayak bau,- Ya ampun Zahra kuenya gosong" ujar Ibu Rahma lalu melepaskan pelukan mereka ,ia berlari menuju oven. Mengambilnya keluar lalu meletakkan kue yang gosong ke wadah yang ada di meja, sejenak mereka terdiam, lalu Ibu Rahma tertawa disusul oleh Zahra.

"Maaf bu, gara-gara Zahra,-" belum selesai Zahra bicara, sudah dipotong oleh Ibu Rahma.

"Udah ngga papa, kita kan bisa buat lagi," ujar Ibu Rahma tersenyum hangat.

Merekapun melanjutkan kegiatan membuat kue bolu. Setiap hari Ibu Rahma memang selalu mendapat pesanan kue, dari kue kecil seperti donat hingga kue tart ulang tahun. Tentu berkat kerja keras mereka berdua.

***

Seperti biasa Zahra masuk kerja di 'MaraBakery', bedanya, sekarang Zahra tidak lagi parttime karena sudah lulus sekolah.

"Ra, ini kamu taruh di sebelah cupcake strowberry aja ya, nampan yang kosong di depan bawa aja ke sini." perintah Ibu Maya pada Zahra sambil menyodorkan nampan berisi cheesecake.

"Baik bu." Zahra menerimanya dan membawanya ke depan.

"Zahra!" teriak Keina dari depan pintu masuk 'MaraBakery', Zahra tersenyum menoleh pada Keina sahabatnya itu.

"Kei, Kei, kamu tuh kebiasaan ya teriak-teriak masuk ke sini." ujar Zahra menggelengkan kepala. Zahra meletakkan nampan berisi chessecake itu ke dalam etalase dan mengambil nampan yang sudah kosong. Keina terkekeh pada Zahra.

"Duduk dulu Kei, aku ambilin minum dulu ya." ujar Zahra melangkah ke dapur.

"Kayak biasa ya Ra." Pinta Keina, Zahra mengacungkan jempolnya sebelum masuk dapur.

Keina duduk di salah satu meja di dalam toko itu, berkat kerja keras Ibu Maya, 'MaraBakery' bukan hanya sebuah toko kue seperti dulu, sekarang toko ini telah disulap menjadi sebuah cafe. Tak lama kemudian Zahra membawa nampan berisi cheesecake blueberry dan jus alpukat untuk Keina.

"Nih menu baru di sini." tunjuk Zahra pada cheesecake blueberry buatannya. Keina mengangguk lalu mencicipinya. Matanya membulat sempurna.

"Mantap Ra, ini gilaa enak banget." puji Keina, Zahra terkekeh mendengar pujian Keina. Keina lalu meminum jus alpukatnya.

"Ra, kamu beneran mau ngelanjutin kuliah di Jogja? Aku ditinggal gitu?" Gerutu Keina tidak terima akan ditinggal Zahra. Zahra tersenyum menanggapinya.

"Yaa kan kamu tau sendiri, aku pengen banget kuliah disana." ujar Zahra.

"Iya iyaa, gara-gara Reza nih kamu jadi kuliah kesana, huuh." Keina mendengus kesal. Ia mengaduk jus alpukatnya dengan sedotan.

"Huss jangan salahkan Reza donk, kan ini mau aku sendiri." Ucap Zahra mencoba membela Reza. Keina memutar bola matanya lalu menatap Zahra jengah.

"Sebenernya Reza kayak gimana sih? Aku jadi penasaran, sama Gilang cakep mana coba?" Ledek Keina tersenyum pada Zahra. Zahra tampak kesal karena Keina membahas Gilang.

"Dih koq jadi nyamain sama Gilang si Kei, jangan bahas Gilang deh, huuhh untung aja,-" ucapannya terpotong.

"Aku ngga seSMA bareng Gilang. Itu kan yang mau kamu bilang, udah berapa ribu kali kamu bilang gitu, sampe aku hafal nih." Ucap Keina jengah. Keina lantas meminum kembali jus alpukatnya.

Zahra tampak bersemu merah, karena memang benar Zahra selalu mengucapkan kalimat itu pada Keina. Zahra tergagap.

"Yaa,- ya ngga ribu juga kali Kei." bantah Zahra.

Dan seperti biasa, ending dari pertemuannya dengan Keina pasti selalu membahas kejailan Gilang. Keina kenal Zahra dan Gilang karena masuk di SMP yang sama yaitu SMP Nusa Karya. Namun setelah kelulusan SMP Gilang tidak lagi muncul di depan Zahra.

Reza, dia juga sahabat Zahra waktu SD namun harus berpisah waktu kelas 4 SD, karena Reza harus ikut Ayahnya pulang ke Jogja.

"Terus gimana Reza yang kamu suka itu?" Zahra balik bertanya pada Keina, Keina mengalihkan pandangannya.

Keina juga memiliki sahabat dekat bernama Reza, Reza teman kecilnya saat mereka belum sekolah, keluarga Keina dan Keluarga Reza sangat dekat. Namun Keina justru menganggap Reza lebih dari sahabat.

"Ngga tau Ra, lama banget ngga ketemu Reza." ujar Keina.

"Kapan-kapan kenalin dong sama aku. Siapa tau,-" ucapan Zahra terpotong.

"Enak aja, kamu kan udah punya Gilang, terus Reza juga, masa Rezanya aku mau diembat juga" protes Keina. Zahra tertawa melihat Keina yang tampak cemburu itu.

"Engga becanda Kei, becanda." ujar Zahra di sela tawanya.

"Ngomong-ngomong gimana? Ibu kamu udah ngijinin kamu kuliah di Jogja?" Tanya Keina, Zahra menghentikan tawanya. Menatap Keina dengan tatapan sedu. Zahra tampak menghela nafasnya.

"Udah! Dan ibu setuju" seru Zahra dengan mata berbinar, Keina juga ikut bahagia mendengarnya.

"Serius Ra?" tanya Keina memastikan. Sedetik kemudian Zahra mengangguk dengan senyum bahagianya. Keina memeluk Zahra dan memberinya selamat.

Terpopuler

Comments

JejakLangkah28

JejakLangkah28

Haloo Thor❤️
Jangan lupa mampir kecerita aku yang judulnya "Kita Tak Sejalan"
Jangan lupa boom like dan rate5❤️
makasih ❤️

2020-10-02

1

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

menarik......lanjut...romsn2 cinta segi4....zahra,keina,reza,gilang

2020-07-10

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

aq mampir baca lagi thor
seru nih crt nya 😍

salam manis dr
"WeKaMeSu"
When Kama Meet Sutra

2020-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!