2. Eps 1

Setelah berkemas rapi, Zahra berpamitan untuk berangkat ke Jogja, tak hanya Ibu Rahma yang mengantar Zahra ke Bandara, Keina juga ikut mengantar Zahra.

"Zahra, kalau udah sampai, jangan lupa telfon ibu ya." ujar Ibu Rahma lalu memeluk Zahra, Zahra mengangguk, Ibu Rahma mencium kening Zahra, lalu Zahra melepaskan pelukannya dan menoleh pada Keina.

"Ra, sering-sering hubungi aku ya." pinta Keina. Zahra tersenyum menanggapinya.

"Iya Kei, aku titip ibu ya." ujar Zahra, Keinapun mengangguk lalu memeluk Zahra, setelah mereka berpelukan, Zahrapun menuju pesawat.

Sampai di Bandara Internasional Adisutjipto, Zahra menunggu Ibu Maya menjemputnya, selang beberapa menit Ibu Mayapun datang dan memeluk Zahra, merekapun menuju tempat yang akan ditinggali Zahra.

Sampai di kost Zahra, Ibu Mayapun berpamit untuk pulang.

"Ra, ibu pamit pulang ya, ibu ngga bisa nemenin kamu disini, ibu udah urus sekolah kamu, soal kost, ibu udah bayar untuk tiga bulan ke depan, jadi kamu ngga usah mikirin biaya kost." Ujar Ibu Maya.

"Iya bu, makasih udah bantuin Zahra selama ini, Zahra janji akan sekolah yang rajin buat ibu bangga udah bantuin sekolah Zahra selama ini." Ucap Zahra lalu memeluk ibu Maya. Ibu Maya membalas pelukan Zahra.

Ibu Maya memiliki rumah di Jogja, yang ia dapatkan dari mantan suaminya, Ibu Maya mengurus segala hal kebutuhan Zahra, beliau sudah menganggap Zahra seperti anaknya sendiri. Ia melepas pelukan mereka.

"Ya udah ibu pamit ya." pamit Ibu Maya.

"Iya bu, hati-hati ya." ujar Zahra, Ibu Mayapun masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan kost Zahra.

Zahra menutup kembali pintu kost setelah Ibu Maya pergi. Ia menghubungi Keina dan juga Ibu Rahma, mengatakan bahwa dia sudah sampai di Jogja.

Karena bingung di kost, Zahra berniat untuk ke minimarket untuk membeli bahan kue. Zahrapun mengambil tasnya lalu bergegas ke minimarket, beruntung minimarketnya tak jauh dari kostnya.

Zahra menelusuri beberapa gang, tak perlu banyak waktu Zahrapun sampai di minimarket. Zahra mengambil keranjang belanja, lalu menuju tempat bahan-bahan kue, setelah selesai Zahra menuju tempat camilan kesukaannya, yaitu keripik kentang. Selesai mengambil barang-barang yang dia inginkan, Zahrapun membayarnya di kasir.

Zahra pulang ke kostnya dengan menenteng satu plastik penuh bahan kue. Ia membuka pintu kostnya dan meletakkan plastik itu di meja. Zahra berjalan menuju dapur, barang-barang di sini kurang lengkap untuk membuat kue bolu panggang. Akhirnya Zahra memutuskan untuk membuat brownies kukus.

Zahra mengambil plastik tadi dan mengeluarkan isinya. Ia mengambil alat-alat dan mulai membuat adonan brownies.

Limapuluh menit berlalu, brownies Zahra telah matang dan siap diberi topping, setelah itu Zahra memotongnya menjadi beberapa bagian dan membungkusnya. Zahra berjalan ke luar kost dan menuju beberapa kost yang ada di sampingnya, tak lupa dia juga mengantarkan brownies itu ke tempat ibu kostnya.

"Zahra, ini brownies buatan kamu? Enak banget Ra." tanya Bu Tina, ibu kostnya seraya memujinya. Zahra tersenyum puas.

"Makasih loh bu pujiannya." ucap Zahra rendah hati.

"Gimana kalo brownies kamu di titipin di sini aja Ra" usul Bu Tina, kebetulan ibu kost Zahra membuka toko di depan rumahnya.

"Serius bu? Boleh nih?" tanya Zahra tanpa menutupi rasa bahagianya. Beliaupun mengangguk tersenyum pada Zahra.

***

Zahra menikmati sore hari dengan berjalan-jalan di sekitar kostnya, tak hanya itu, Zahra juga memilih berjalan-jalan menyusuri ramainya kota Jogja.

Selama ini Zahra sangat menginginkan kuliah di Jogja, entah mengapa Zahra sangat yakin suatu saat akan bertemu lagi dengan sahabat kecilnya di sini. Siapa lagi kalau bukan Reza.

Zahra duduk di salah satu bangku kosong di tepi jalan, ia mengambil beberapa potret jalanan yang cukup ramai itu dengan kamera polaroid nya, ia mengabadikan beberapa moment yang menurutnya menarik itu.

Setelah foto itu tercetak, Zahra menempelkannya di buku hariannya yang selalu ia bawa, lalu menuliskan beberapa kalimat di bawah foto itu. Lalu meletakkan kembali buku hariannya di samping Zahra.

Beruntung selama ini dia menabung selama bekerja di 'MaraBakery' dan dapat membeli kamera yang ia mau.

Seseorang hendak duduk di sebelah Zahra namun barang-barang Zahra menghalanginya.

"Permisi, bisa tolong singkirin barang-barangnya? Saya mau duduk di sini." ujar orang itu.

Zahra menggeser buku harian dan tasnya sehingga orang itu bisa duduk. Tanpa menoleh Zahra kembali mengambil beberapa foto orang-orang yang lewat di samping dan di depannya.

***

"Gue tunggu di tempat biasa, jangan lama-lama jemput gue. Nanti gue lumutan." Pinta Reza pada salah satu temannya. Sore ini seperti biasa, Reza selalu latihan band di rumah salah satu temannya, Septian. Tak lupa ia selalu membawa gitar kesayangannya dan buku catatan berisi beberapa lirik yang akan ia nyanyikan nanti.

"Iya iya, gue meluncur sekarang." ujar seseorang di balik telefon.

Reza mematikan sambungan telfon itu, sembari berjalan Reza memainkan ponsel sesekali melihat arah jalan. Ia menunggu Rendi, teman yang akan menjemputnya. Ia menemukan satu bangku yang tidak di duduki oleh seseorang. Namun ada barang-barang di sana. Reza mendekati bangku itu.

"Permisi, bisa tolong singkirin barang-barangnya? Saya mau duduk di sini." pinta Reza, tak menunggu lama gadis itu menggeser barang-barang miliknya.

Sombong amat nih cewek. Batin Reza saat gadis itu tak menoleh sedikitpun padanya. Reza duduk di samping gadis itu.

Reza merasa familiar dengan gadis itu, namun ia kembali melirik ponselnya kembali sesaat setelah dia duduk di samping gadis itu.

Reza meletakkan bukunya di samping dia duduk saat Rendi menghubunginya.

"Udah sampe mana?" tanya Reza tanpa basa-basi.

"Arah pukul 12." ujar Rendi di telfon.

Reza mendongak menatap temannya itu yang berada tidak jauh dari Reza, Reza berdiri tak lupa mengambil bukunya. Namun tangannya menabrak sesuatu. Reza menoleh mendapati tangannya menyentuh tangan gadis di sampingnya itu. Sepersekian detik ia menarik tangannya.

"Maaf maaf ngga sengaja." ujar Reza meminta maaf. Ia menatap gadis itu bersamaan dengan gadis itu menatap Reza.

"Zahra?"

"Reza?"

Tegur mereka bersamaan.

"Ini bener Zahra?" Ulang Reza. Zahra mengangguk.

"Kamu apa kabar?" tanya Reza.

"Aku baik, kamu gimana? Baik juga kan?" Zahra balik bertanya pada Reza. Reza tersenyum sembari mengangguk pada Zahra.

"Baik koq. Lama ya ngga ketemu, kamu,-"

"Woy!! Malah godain cewek. Yuk, yang lain udah nungguin loh di rumah Septian." potong Rendi tiba-tiba di sebelah Reza.

"Siapa yang godain, nih kenalin sahabat kecil gue, Zahra namanya." ujar Reza mengenalkan Zahra pada Rendi.

"Zahra." ujar Zahra mengulurkan tangannya. Dengan senang hati Rendi menerima uluran tangan Zahra.

"Rendi Gerald Abimana. Panggil aja Abang Rendi." ujar Rendi mengedipkan sebelah matanya. Zahra tersenyum kikuk menanggapinya. Ia melepaskan tangannya dari Rendi.

"Kenapa tuh mata? Sakit? Ngga usah genit-genit." ujar Reza sinis pada Rendi. Rendi menatap tajam pada Reza.

"Cemburu lo? Iri bilang bos" ujar Rendi lalu terkekeh. Zahra yang mendengarnya juga ikut terkekeh.

"Udah yuk buruan yang lain udah pada nunggu." ulang Rendi pada Reza. Reza berdecak.

"Yaudah Ra, aku pergi dulu ya." ujar Reza berpamitan pada Zahra, tak lupa membawa buku catatannya. Zahra mengangguk dan tersenyum manis pada Reza dan Rendi yang mulai menjauh dari Zahra. Namun baru beberapa langkah Rendi menoleh.

"Pergi dulu cantik, jangan rindu ya!" seru Rendi yang kemudian dihadiahi jitakan oleh Reza. Zahra menatapnya terkekeh di sana.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

nostalgia sama jogja

2020-07-10

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

wohooo, katar jogja 😍

2020-07-07

1

Adine indriani

Adine indriani

Like smp sini kak👍😊 2 bab

2020-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!