Bab 2. Pengagum Rahasia

Cinta Putih

Aku mencari

Sepotong cinta putih murni

Di tengah kefanaan yang merajai

Di saat nafsu menjadi pengendali

Bukan,

Bukan cinta semu belaka

Bagai dongeng di kala senja

Kisah sang putri dan pangeran berkuda

Di taman impian selaksa makna

Di antara rumput dan pepohonan

Bunga-bunga elok bermekaran

Harum kemuning semerbak mewangi

Kumbang dan kupu-kupu menari-nari

Indah menyentuh relung hati

Bukan,

Bukan cinta berselimut fana

Tapi cinta langka yang hampir punah

Kokoh, hanya berharap lillah

Akulah pecinta gila

Mendamba rasa tak perduli kesah

Mencinta tak hirau derita

Biar kupungut

Biar kujumput

Cinta yang terserak

Cinta putih yang sejati

Seindah untaian kasih

Fatimah Azzahrah dan Sayyidina Ali

Aku terhenyak

Duduk tersimpuh menengadah

Berharap setitik saja

Datangnya cinta serupa

Penghilang segala dahaga

Laksana embun pagi penyejuk jiwa

Yaa illahi Robbi,

Sungguh kumendamba

Sungguh, ingin kumerasa

Cinta putih seperti mereka

.......................................................

Sudah puluhan kali Andre membaca puisi itu, tetapi ia tidak pernah bosan. Puisi itu seolah mewakili hati, jiwa, dan pikirannya. Bagi Andre, dirinyalah sang pendamba rasa. Dialah sang pecinta gila.

Sungguh aneh, tetapi nyata. Bahkan saat orang yang ia cintai sama sekali tidak tertarik padanya, ia tetap saja memuja.

Andre tahu, siapa penulisnya. Kemilau Senja, nama yang sangat cantik, secantik tulisan-tulisannya di media sosial.

Awalnya, pemuda itu hanya iseng baca-baca di beranda medsosnya. Maklum, setelah penat bekerja, ia ingin sedikit mencari hiburan. Ia menggulir dengan cepat status-status yang berseliweran itu. Tiba-tiba matanya menangkap satu judul yang tidak biasa,"Perjaka Mencari Cinta".

Wuiik, pas banget dengan dirinya. Mata Andre langsung terbuka. Rasa penasaran mulai mengalahkan penat dan lelah yang ia rasa. Pemuda itu pun akhirnya menekuri abjad demi abjad yang tergores di sana. Kadang ia tertawa sendiri, kadang juga kesal dan marah karena tidak setuju dengan pendapat Kemilau Senja. Coba saja simak sepenggal tulisannya.

Di zaman yang serba edan ini, perjaka semakin langka. Emak-emak semakin kesulitan mencarikan jodoh yang terbaik untuk putri-putri mereka.

Sebenarnya, gejala apakah ini?Bisakah kegundahan para emak ini tersolving dengan sempurna?

Siapa yang tidak marah, coba?

Menurut Andre, tulisan itu tidak berdasar dan sangat tendensius, betul-betul menyudutkan kaum Adam seperti dirinya. Ia yakin seratus persen, bahwa masih ada lelaki baik di dunia ini yang betul-betul menjaga kehormatan, bahkan jumlahnya masih banyak. Begitu juga dengan wanita. Meski tak dapat dimungkiri, orang-orang yang kebablas dalam pergaulan juga tidak sedikit.

Akan tetapi, Andre sangat setuju bahwa semua itu terjadi karena kondisi. Sistemlah yang membentuk mereka berbuat seperti itu. Akses yang mudah, aturan yang longgar dan tidak tegas, kehidupan hedonis dan serba instan, keinginan untuk eksis dan berbagai anak turunan kapitalistik inilah yang menjadi pemicunya. Sayang, tulisan itu bersambung.

Penasaran dengan solusi yang ditawarkan, membuat Andre mengubek-ubek isi beranda Kemilau Senja. Agak sulit juga, karena beranda sang penulis dipenuhi dengan tag dari teman-temannya.

Akan tetapi, demi memuaskan rasa ingin tahu, ia rela naik turun beranda itu. Ternyata tulisan Kemilau cukup banyak. Ada kisah inspiratif, cerita bersambung, cerpen, bahkan puisi. Gaya tulisan yang renyah, polos dan kadang terkesan konyol, membuat Andre menyukainya.

Sejak saat itu, Andre mulai jatuh cinta pada setiap tulisan Kemilau Senja.

Sayangnya, tak ada satu pun foto yang terpampang di sana. Yang ia tahu, saat ini Kemilau masih jomlo seperti dirinya. Ia membayangkan, gadis itu pasti secantik tokoh-tokoh yang ia tulis dalam novelnya.

Bisa ditebak, Andre semakin jatuh cinta. Bahkan bisa dikatakan, pemuda itu kini mulai terobsesi pada Kemilau.

Tak hanya membaca tulisan di medsos saja, pemuda itu pun membeli semua buku yang ditulis oleh Kemilau senja. Bahkan, diam-diam ia bergabung dalam grup menulis yang dibuat gadis itu, padahal ia tahu kalau semua membernya adalah wanita.

"Gila kamu, Ndre! Kalau ketahuan gimana? Bisa-bisa, tuh cewek jadi benci sama kamu, loh," kata Boy, sepupu Andre. Waktu itu mereka sedang berbincang di teras rumah.

"Cuma kamu saja yang tahu. Kalau kamu tidak ember, gak bakalan ketahuan, lah," jawab Andre.

Si Boy hanya geleng-geleng kepala mengetahui kenekatan sepupunya. Andre yang saat itu sedang bersandar di salah satu kursi, hanya senyum-senyum saja.

"Trus, kamu pakai nama apa?" tanya Boy lagi. Ia yakin, gadis itu pasti tidak akan memberi izin untuk gabung di grup yang berisi wanita semua.

"Andrea," jawab Andre singkat.

"Gila ... benar-benar gila! Kamu, tuh ya! Hemmm ...."

Kembali, si Boy geleng-geleng kepala. Akan tetapi, Andre tidak perduli. Ia memang pecinta gila, seperti yang digambarkan Kemilau Senja dalam puisinya. Hingga suatu ketika, ia menemukan nama Ningrum di grup menulis yang dia ikuti dan dibimbing oleh Kemilau Senja.

***

Ningrum berdiri di depan pintu ruang kerja Andre dengan hati berdebar. Ia tidak tahu kenapa ketua yayasan itu memanggilnya. Seingatnya, ia tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, tak urung ada rasa takut juga di hatinya. Pasalnya, Andre itu rada jutek, jarang berkomunikasi dengan para guru, kecuali ada hal penting yang mau dibicarakan.

Ningrum mengetuk pintu dan mengucap salam. Kebetulan pintu ruangan itu tidak tertutup. Di ruangan itu ada beberapa pengurus yayasan yang menempati meja masing-masing.

"Silakan duduk dulu, Ustazah. Saya menandatangani berkas-berkas ini sebentar," kata Andre sopan.

Ningrum mengangguk. Tanpa bicara, gadis itu duduk dengan menahan debaran aneh di dadanya. Apalagi saat tatapannya beralih ke arah wajah tampan yang sedang menekuri kertas-kertas itu, detak jantungnya semakin tak keruan.

"Saya ingin menghidupkan dunia literasi di sekolah kita. Ustazah Ningrum kan guru Bahasa Indonesia. Apakah Ustazah bisa membimbing anak-anak di ekstra kurikuler menulis?" tanya Andre tiba-tiba setelah merampungkan tanda tangan terakhir.

Ningrum yang sedang melamun sambil mengagumi wajah tampan di depannya tentu saja gelagapan. Untungnya ia segera bisa menguasai keadaan.

"Maaf Pak Andre, saya memang guru Bahasa Indonesia. Tapi, kemampuan literasi saya sangat standar. Kalau sekadar nulis saja, insyaallah bisa. Tapi kalau untuk membuat bermacam genre tulisan, seperti novel, cerpen, artikel populer, dan sebagainya, sebaiknya kita merekrut penulis sungguhan saja, Pak," jawab Ningrum berterus-terang.

Jujur, dunia literasi memang baru diterjuninya. Itu pun setelah ia menjadi salah satu guru penggerak. Meski ia sarjana sastra, tetapi tidak serta-merta mahir dalam dunia literasi.

"Apa Ustazah punya kenalan seorang penulis!" pancing Andre. Ia berharap, Ningrum menyodorkan nama Kemilau Senja.

"Ada, Pak. Namun, saat ini teman saya itu sedang menyelesaikan skripsi. Saya tidak tahu apakah ia bersedia atau tidak. Maklum, dia sangat sibuk."

Wajah Andre terlihat cerah. Ada sedikit tarikan ke atas di sudut bibirnya.

"Boleh saya tahu, siapa namanya?" tanya Andre tidak sabar.

"Namanya Taqiya. Dia tetangga saya. Ia sering menulis opini di media, juga beberapa tulisan fiksi. Saya akan menanyakan padanya, insyaallah," jelas Ningrum.

Andre diam beberapa saat. Lengkungan di sudut bibirnya seketika hilang. Sejujurnya ia agak kecewa dengan nama itu. Namun, entah mengapa ia tidak menolak ketika Ningrum mengatakan akan menanyakan kesanggupan Taqiya. Lagipula, tidak pantas rasanya ia mencabut kata-katanya.

Singkat kata, jadilah Taqiya mengajar di sana. Itu adalah awal mula kenapa Taqiya bisa mengajar di yayasan yang dipimpin oleh Andre.

Awalnya tidak ada yang istimewa. Namun, suatu ketika, Taqiya tanpa sengaja mengirim pesan ke Andre dengan nomor yang biasa dipakai khusus untuk identitas Kemilau Senja. Saat itu, ia sedang terburu-buru. Andre mengundangnya untuk menghadiri rapat bulanan, sementara ia sudah memiliki janji dengan dosen pembimbingnya di kampus.

Andre hampir tidak dipercaya, tentu saja ia sangat bahagia karena apa yang ia harapkan kini menjadi kenyataan. Ia kini bisa melihat secara langsung sosok penulis yang ia kagumi meski harus memendam rasa dalam diam.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Atik Setya

Atik Setya

siapa tuh yang multitasking all genre?

2023-05-22

1

Atik Setya

Atik Setya

produktif sekali si Kemilau Senja ini

2023-05-22

1

Atik Setya

Atik Setya

dapat istilah baru nih, tersolving dengan sempurna

2023-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pemimpi
2 Bab 2. Pengagum Rahasia
3 Bab 3. Preman Kampus
4 Bab 4. Pucuk Dicinta Ulam Tiba
5 Pesan dari Penggemar Rahasia
6 Kejadian tak Terduga
7 Saya Tidak Apa-Apa
8 Dia Telah Tiada
9 Aku Belum Pantas untuknya
10 10. Aku Belum Pantas untuknya (2)
11 11. Persiapkan Hatimu, Qi!
12 12. Kukira Sudah Masuk Buih
13 13. Sekadar Bercanda
14 14. Di Kantor Polisi
15 15. Saya yang Akan Menikahinya
16 16. Ini Perintah
17 17. Terlalu Tampan
18 18. Beri Aku Waktu
19 19. Untuk Menerima, Duhai ... Alangkah Beratnya!
20 20. Abang Akan Selalu Ada untukmu, Qi ....
21 21. Lamaran
22 22. Lamaran 2
23 23. Selamat, ya, Qi!
24 24. Rencana Kejutan untuk Qia
25 25. Bughatti Chiron Milik Siapa?
26 26. Diterima atau Ditolak?
27 27. Pertikaian di Tengah Lamaran
28 28. Tolong Pahami Posisi Saya
29 29. Ditodong
30 30. Bagaimanapun, Ia Harus Tahu
31 31. Interogasi
32 32. Besok Kita Menikah
33 33. Siapa Sebenarnya Dia?
34 34. Rahasia Gaun Pengantin
35 35. Apa Ini Ada Hubungannya dengan Papa?
36 36. Bagaimana denganku?
37 37. Penyerangan
38 38. Pesta Penyambutan
39 39. Baiklah, Mari Kita Mulai Acaranya
40 40. Mengapa Semua Memanggil Bos?
41 41. Masyaallah, Cantiknya!
42 43. Pencarian
43 43. Sama-Sama Preman
44 44. Sepertinya Tidak Terkenal?
45 45. Pindah Rumah
46 46. Di Mana Flashdisk Itu?
47 47. Lo Ngompol?
48 48. Tambah Curiga
49 49. Kamu Godain Kakak?
50 50. Tanpa Judul
51 51. Bingung
52 52. Misi Baru
53 53. Jangan Pura-Pura
54 54. Siapa Berani Mengacak-acak Rumah Satrio?
55 55. Salah Paham
56 56. Inikah Jurus untuk Memikat Wanita?
57 57. Kakak Bos Mafia?
58 58. Tamu Istimewa
59 59. Gimana Kalau Menjadi yang Kedua?
60 60. Tidak Nyaman
61 61. Kalau Itu, Sih, Biar Tambah Sayang!
62 62. Cemburu
63 63. Harusnya Kutunggu Jandanya?
64 64. Melawan Arus
65 65. Siasat Laki-Laki
66 66. Berkhalwat di Dunia Maya
67 67. Aku Merasa Dia Seperti Pujangga
68 68. Kejutan 1
69 69. Kejutan 2
70 70. Sang Kuli Tinta
71 71. Tertembak
72 72. Awas Kena Gampar
73 73. Mereka Kakak Kita
74 74. Kesal
75 75. Bisa Membungkam Pelakor Ternyata Cukup Menyenangkan
76 76. Kemilau Senja
77 77. Tempat yang Paling Berbahaya adalah Tempat yang Paling Aman
78 78. Diam Berarti Iya
79 79. Memang Susah Kalau yang Berbicara adalah Cinta
80 80. Ada yang Main-Main Sama Kita
81 81. Ditodong Lagi
82 82. Qia Takut, Kak!
83 83. Semua Karena Anita 1
84 84. Semua Karena Anita 2
85 85. Matanya Itu
86 86. Maafkan Qia, Kak!
87 87. Pancaroba Cinta 1
88 88. Pancaroba Cinta 2
89 89. Jalan yang Kupilih 1
90 90. Jalan yang Kupilih 2
91 91. Jalan yang Kupilih 3
92 Pengumuman
93 92. Sahabat Pena
94 93. Kamu Bisa
95 94. Masih tentang Kemilau Senja
96 95. Undangan Makan Malam
97 96. Dokter Irena
98 97. Saat Kotak Pandora Terbuka
99 98. Aluna, Irena, dan Qia
100 99. Belahan jiwa
101 100. Pengakuan Anita
102 101. GLUK
103 102. Aku Percaya Sepenuhnya
104 103. Pesan dari Prasetyo
105 104. Main Petak Umpet
106 105. Framing
107 106. Framing 2
108 108. Konspirasi 1
109 109. Ternyata Dia Orangnya
110 110. Kehilangan Jejak
111 111. Akhirnya sampai juga
112 112. Tanpa Judul
113 113
114 114. Penyamaran
115 115. Tertangkap
116 116. Mengalah untuk Menang 1
117 117. Sang Idola 1
118 118. Sang Idola 2
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 135
135 136
136 137
137 138
138 139
139 140
140 141
141 142
142 143
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Gadis Pemimpi
2
Bab 2. Pengagum Rahasia
3
Bab 3. Preman Kampus
4
Bab 4. Pucuk Dicinta Ulam Tiba
5
Pesan dari Penggemar Rahasia
6
Kejadian tak Terduga
7
Saya Tidak Apa-Apa
8
Dia Telah Tiada
9
Aku Belum Pantas untuknya
10
10. Aku Belum Pantas untuknya (2)
11
11. Persiapkan Hatimu, Qi!
12
12. Kukira Sudah Masuk Buih
13
13. Sekadar Bercanda
14
14. Di Kantor Polisi
15
15. Saya yang Akan Menikahinya
16
16. Ini Perintah
17
17. Terlalu Tampan
18
18. Beri Aku Waktu
19
19. Untuk Menerima, Duhai ... Alangkah Beratnya!
20
20. Abang Akan Selalu Ada untukmu, Qi ....
21
21. Lamaran
22
22. Lamaran 2
23
23. Selamat, ya, Qi!
24
24. Rencana Kejutan untuk Qia
25
25. Bughatti Chiron Milik Siapa?
26
26. Diterima atau Ditolak?
27
27. Pertikaian di Tengah Lamaran
28
28. Tolong Pahami Posisi Saya
29
29. Ditodong
30
30. Bagaimanapun, Ia Harus Tahu
31
31. Interogasi
32
32. Besok Kita Menikah
33
33. Siapa Sebenarnya Dia?
34
34. Rahasia Gaun Pengantin
35
35. Apa Ini Ada Hubungannya dengan Papa?
36
36. Bagaimana denganku?
37
37. Penyerangan
38
38. Pesta Penyambutan
39
39. Baiklah, Mari Kita Mulai Acaranya
40
40. Mengapa Semua Memanggil Bos?
41
41. Masyaallah, Cantiknya!
42
43. Pencarian
43
43. Sama-Sama Preman
44
44. Sepertinya Tidak Terkenal?
45
45. Pindah Rumah
46
46. Di Mana Flashdisk Itu?
47
47. Lo Ngompol?
48
48. Tambah Curiga
49
49. Kamu Godain Kakak?
50
50. Tanpa Judul
51
51. Bingung
52
52. Misi Baru
53
53. Jangan Pura-Pura
54
54. Siapa Berani Mengacak-acak Rumah Satrio?
55
55. Salah Paham
56
56. Inikah Jurus untuk Memikat Wanita?
57
57. Kakak Bos Mafia?
58
58. Tamu Istimewa
59
59. Gimana Kalau Menjadi yang Kedua?
60
60. Tidak Nyaman
61
61. Kalau Itu, Sih, Biar Tambah Sayang!
62
62. Cemburu
63
63. Harusnya Kutunggu Jandanya?
64
64. Melawan Arus
65
65. Siasat Laki-Laki
66
66. Berkhalwat di Dunia Maya
67
67. Aku Merasa Dia Seperti Pujangga
68
68. Kejutan 1
69
69. Kejutan 2
70
70. Sang Kuli Tinta
71
71. Tertembak
72
72. Awas Kena Gampar
73
73. Mereka Kakak Kita
74
74. Kesal
75
75. Bisa Membungkam Pelakor Ternyata Cukup Menyenangkan
76
76. Kemilau Senja
77
77. Tempat yang Paling Berbahaya adalah Tempat yang Paling Aman
78
78. Diam Berarti Iya
79
79. Memang Susah Kalau yang Berbicara adalah Cinta
80
80. Ada yang Main-Main Sama Kita
81
81. Ditodong Lagi
82
82. Qia Takut, Kak!
83
83. Semua Karena Anita 1
84
84. Semua Karena Anita 2
85
85. Matanya Itu
86
86. Maafkan Qia, Kak!
87
87. Pancaroba Cinta 1
88
88. Pancaroba Cinta 2
89
89. Jalan yang Kupilih 1
90
90. Jalan yang Kupilih 2
91
91. Jalan yang Kupilih 3
92
Pengumuman
93
92. Sahabat Pena
94
93. Kamu Bisa
95
94. Masih tentang Kemilau Senja
96
95. Undangan Makan Malam
97
96. Dokter Irena
98
97. Saat Kotak Pandora Terbuka
99
98. Aluna, Irena, dan Qia
100
99. Belahan jiwa
101
100. Pengakuan Anita
102
101. GLUK
103
102. Aku Percaya Sepenuhnya
104
103. Pesan dari Prasetyo
105
104. Main Petak Umpet
106
105. Framing
107
106. Framing 2
108
108. Konspirasi 1
109
109. Ternyata Dia Orangnya
110
110. Kehilangan Jejak
111
111. Akhirnya sampai juga
112
112. Tanpa Judul
113
113
114
114. Penyamaran
115
115. Tertangkap
116
116. Mengalah untuk Menang 1
117
117. Sang Idola 1
118
118. Sang Idola 2
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!