Dari pada aku bertengkar sama ibu,mending ke kamar aja deh sambil baca novel dari pada disini liat muka jutek ibu kayak baju gak pernah kena setrika. Namun belum juga panas tempat duduk ibu teriak lagi,duh kayaknya aku gak bakalan bisa istirahat dengan tenang.
"Ada apa bu?" tanyaku cuek.
"Itu kamar ibu kok gak di bersihin,gimana mau istirahat.'" ucapnya. Tak lama juga noh si johan nongol juga,entah kenapa pula dia.
" kamar ku juga gak dibersihin." rasanya mau ngamuk kalau gini,orang bisa sendiri kan.
" maaf ya bu,kak,kalian juga datang ke sini gak memberi pemberitahuan dan minta persetujuanku,jadi bersihkan kamar kalian sendiri kalau mau tinggal di sini. Ingat ini rumahku bukan rumah bang Ardi,apalagi rumah kalian." tegas ku membuat mereka melongo. Aku tidak akan mau kalian tindas lagi,justru aku yang akan membuat kalian tidak betah di rumahku. Aku pun kembali masuk kamarku,aku tidak ingin berurusan dengan mereka sementara waktu ini. Biarkan ibu mengurus diri mereka sendiri.
Waktu menunjukkan makan siang namun aku tidak memasak,ya karena memang tidak ada bahan di dapur. Warung pun sudah aku tutup sejak 3 hari yang lalu karena barang sudah habis,sedangkan bang Ardi tidak pernah memberikan aku uang lagi. Miris memang,punya suami tapi tidak menafkahi.
" Rani,,,keluar kamu. Tega benar kamu ya jam segini kenapa tidak ada makanan ini waktunya makan siang." teriak ibu mertuaku sepertinya sekarang dia benar benar emosi. Aku pun keluar dari kamar dengan santai,kalau dulu aku takut sekarang tidak lagi,sejak dia ingin menikahkan bang Ardi lagi disitulah rasa hormatku padanya menghilang.
" ada apa bu,kenapa teriak teriak terus apa gak malu didengar tetangga?" ucapku santai yang malah bikin dia makin emosi.
" ada apa kamu bilang? Ini udah siang kamu belum masak,kamu mau bikin kami kelaparan?" ucapnya berapi api penuh emosi,raut wajahnya nampak lucu saat dia marah seperti ini.
" ya ibu usaha dong,sini deh ibu ikut aku." aku bawa dia ke dapur dan ku buka kulkas.
" ibu lihat kan? Apa yang bisa ku masak." ucapku terus aku berikan dompetku padanya,dia pun langsung membukanya dan mendapatkan hanya ada uang 2500 rupiah sisa belanja sayur kemarin.
" ibu juga lihat kan uang yang ku pegang cuma itu,anak ibu yang ibu bangga banggakan itu tidak pernah menafkahi istrinya ini,jadi jangan harap ada pelayanan dari saya ya bu." ucapku berlalu masuk kamar lagi,ya di kamar sudah ada makanan yang q siapkan untuk diriku.
" Ran,apa mertua kamu sekarang ada di rumahmu?" chat kak David,aku lupa memberitahunya.
" iyya kak,mereka sudah ada disini." ucapku.
" mereka telah menjual rumah mereka,aku rasa mereka akan berusaha menguasai rumah kamu." ucap kak David membuatku terkejut.
" apa kak? Mereka jual rumah mereka sebelum pindah ke sini? Ini tidak bisa ku biarkan,akan ku buat mereka angkat kaki dari rumahku." ucapku kesal. Mereka sepertinya percaya diri sekali kalau mereka bisa memiliki rumahku. Rumah yang ku beli dengan jerih payah ku sendiri. Ku dengar suara mereka tertawa,entah apa yang membuat mereka senang. Aku pun keluar kamar untuk ambil air minum karena persediaan air di kamarku habis.
Terlihat mereka makan makanan enak,rupanya mereka delivery makanan.
" wah enak nih makannya" ucapku mendekat.
" kamu gak masak buat kami jadi kami beli,kamu tidak aku belikan." ucap ibu.
" aku juga tidak lapar kok,dan ingat setelah makan dibereskan,aku tidak mau meja makan aku berantakan." ucapku berlalu ambil air minum. Aku sebenarnya merasa berdosa karena tidak menghormati mertua,tapi itu ku lakukan karena dari sikap mereka juga. Sedangkan suamiku semakin hari semakin tidak peduli padaku. Aku pun membereskan barang barang berhargaku termasuk perhiasanku,akan aku titip ke kak David. Karena aku yakin saat aku tidak di rumah mereka akan menjarah rumahku.
" halo kak,apa kakak masih di kantor?" tanyaku pada kak David.
" iyya,kamu mau ke sini?" tanyanya.
" iyya kak,aku mau nitip barang ku lagi,surat kendaraan dan perhiasanku." ucapku,kalai sertifikat sudah aman sekarang surat surat kendaraan dan perhiasan. Aku pun mencoba menghubungi bang Ardi.
" bang, aku mau keluar ke rumah teman,abang bisa kirimkan aku uang?" tanyaku.
" gak ada,lagian kamu ngapain keluyuran ibu ada di rumah kamu malah keluyuran." ucapnya.
" aku ada urusan." aku pun mematikan teleponku.
Lalu menghubungi kak David kembali.
" kak,rencana berjalan ya saat aku keluar nanti suruh anak buah kakak masuk rumah." ucapku kemudian bersiap keluar.
" kamu mau kemana Rani,masak tidak gimana anakku mau makan kalau kamu keluyuran terus?" tanya ibu mertua bikin aku kesal.
" ya ibu masak buat anak ibu,kan ibu yang pegang uangnya. Selama bang Ardi tidak menafkahi ku jangan harap aku akan melayani kalian juga." ucapku berlalu tanpa peduli teriakan ibu. Tidak lama aku keluar anak buah kak David pun masuk rumah,membuat ibu mertuaku marah marah.
" selamat siang,apa betul ini rumah bu Rani" tanya Romi anak buah kak David.
" iyya betul,kalian siapa ya?" tanya mertuaku.
" bu Rani punya utang sama kami dan hari ini jatuh temponya,tolong di bayar." ucap kembali Romi.
"Enak aja minta sama saya,ya minta sama yang pinjam dong. Orangnya juga keluar tadi gak tau ke mana." ucap ibu mertuaku penuh emosi.
" kalau tidak ada yang bayar kami akan menunggu." ucap Romi.
" tunggu saya hubungi Rani dulu." ucap ibu.
" halo Rani,kamu sekarang juga kembali ke rumah. Kamu itu bikin malu saja ngutang sama orang tapi tidak dibayar." ucapnya mengomel.
" ya ibu bayar dulu napa sih,kan aku tidak ada uang,anak ibu tidak pernah ngasih aku uang karena uangnya kan ibu ambil semua." ucapku membuat mulut ibu diam dan mematikan teleponnya. Tak lama kemudian bang Ardi meneleponku,pasti ibu ngadu sama bang Ardi.
" Ran,kamu apa apaan sih ngutang sama orang,bikin malu saja." ucapnya marah.
" ya mau gimana lagi bang,aku kan mau belanja tapi abang gak ngasih aku uang. Jadinya ya minjam." ucapku santai.
"Kamu sekarang pulang dan urus pinjaman kamu supaya penagih itu pergi dari rumah,malu kalau diliat sama tetangga." Perintahnya.
" duitnya mana bang?" ucapku lagi.
" kamu yang minjam kamu yang bayar,kamu usaha sendiri saja sana." ucap bang Ardi.
" aku mana ada duit bang,biar ajalah rumah disita kalau begitu. Aku bisa numpang nanti di rumah saudara aku." ucapku cuek.
" apa maksud kamu Ran?"
" kalau aku gak bayar ya rumah disita." ucapku santai membuat bang Ardi murka.
" kalau abang gak mau rumah disita ya abang bayar dong." lanjut ku lagi. Ya kalau dia membayar uangnya akan aku simpan,lumayan buat ganti nafkah yang sudah tidak dia berikan selama ini. Aku harus membuat mereka menyesal membuatku seperti ini. Akan ku pastikan bang Ardi menderita bersama keluarganya yang parasit itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments