Suamiku Diatur Mertuaku
Setelah Ardi mengutarakan niatnya untuk mempersunting ku,aku sangat bahagia. Bagaimana tidak,satu tahun kami pacaran tidak sedikitpun dia membuatku menangis. Bahkan dia selalu memberi apa yang bisa dia beri demi membahagiakan aku. Semua kebutuhanku selalu dia penuhi,belum lagi hadiah hadiah yang selalu dia kirim. Aku sungguh bahagia saat dia utarakan niatnya.
Aku pun memenuhi undangan makan malam bersama keluarganya. Kedua orang tuanya sangat baik dan ramah,adik adiknya juga baik walau sedikit cuek,tidak terlalu mau ikut campur.
Setelah pernikahan kami tinggal di rumah mertua selama 6 bulan menunggu rumah selesai direnovasi. Saat awal tinggal semua baik baik saja,aku diperlakukan baik sama ibu mertua,layak anak sendiri. Tapi setelah dua bulan tinggal,dan aku resign dari tempat kerjaku jadinya aku tidak punya penghasilan mulailah keluar aslinya. Aku diperlakukan bagai pelayan saay bang Ardi pergi kerja,tapi ketika dia ada aku bagaikan Ratu. Miris sekali,ibu mertuaku pandai sekali main drama seolah aku tidak melakukan apapun di rumahnya. Aku sudah tidak tahan dan ingin segera keluar dari rumah ini. Bukan maksud tidak ingin bermalas malasan tapi disaat aku lelah dan ingin istirahat,ibu mertua tidak membiarkan itu terjadi. Sejak aku berhenti kerja sikap ibu mertuaku berubah,begitu juga bapak mertuaku yang pengangguran,kerjanya cuma judi dan mabuk.
Karena aku sudah tidak punya penghasilan mereka semena mena padaku,hinaan dan kata kata kasar kerap mereka lontarkan tanpa peduli akan perasaanku. Tapi disaat suamiku ada mereka semua baik.
" Ardi,istri kamu itu kok kerjanya beres beres terus ntar dia kecapean." ucap ibu mertuaku dengan lembut. Kalau ada pertandingan acting boleh deh dia ikut serta aku yakin dia pasti juara.
" kamu jangan kecapean dong Rani,ntar kamu sakit." ucap bang Ardi yang hanya ku balas senyum. Rasanya aku benar benar muak terhadap mertuaku,biasanya dalam rumah tangga kalo mertua perempuan jahat yang laki tuh biasanya baik.Lah ini dua duanya suka bikin emosi.
Saat pagi sarapan bersama seperti biasa adik ipar yang akan ke sekolah dan bapak mertua kembali tidur dan ibu mertua bakalan ke tetangga ngerumpi. sedangkan kaka ipar sudah berangkat sejak tadi. Aku sungguh lelah,niat hati ingin istirahat setelah kerjaan selesai eh malah datang biang kerok,ibu mertua bawa rombongan. Aku hanya bisa menghela nafas berat tanpa bisa protes.
" Rani bikinin kami minum,jangan malas mal..."
Belum selesai ucapan ibu aku sudah keluar bawa minuman dan cemilan.
" ibu,aku kan sudah tau kalau ada tamu ya pasti langsung dikasi minum." ucapku membuat ibu sedikit malu.
" duh jeng Retno,menantu kamu gesit sekali ya." ucap teman ibu,semakin merah lah mukanya. Aku pun tertawa dalam hati. Rasain,mang enak niat mau menghinaku pemalas.
Setelah kejadian itu ibu jadi mendiamkan ku,dan aku pun tidak ambil pusing,setelah kerjaku selesai aku masuk kamar dari pada ketemu mereka. Tiap ketemu pasti ada aja perintahnya,disuruh beginilah,disuruh begitulah. Betul betul tidak mau liat aku tenang.
Usai makan malam aku pun bereskan dapur lalu masuk kamar istirahat,tampak suamiku berbaring. Aku pun meminta kepada bang Ardi agar segera pindah karena aku tidak suka akan penindasan ibu mertua,dan ingin hidup mandiri bersama keluarga kecilku. Bang Ardi pun bertanya kenapa tiba tiba aku ingin pindah,dan aku pun mengatakan alasanku.
" aku hanya ingin agar kita menikmati masa masa berdua dulu,siapa tau juga bisa cepat dpat momongan" ucapku berbohong,karena tidak mungkin ku katakan yang sebenarnya. Aku tidak mau mereka cek cok karena aku.
" secepatnya,karena ternyata tukang lebih cepat selesai dari perkiraan. Mungkin satu atau dua hari ini sayang." ucapnya membuatku senang sekali.
" benarkah?" tanyaku antusias
" tentu. Jadi kamu mulai besok prepare barang pribadi ya,dan soal perabot aku sidah pesan sesuai keinginanmu,besok akan masuk, karena besok juga sudah ad,tukang bersih bersih jadi kamu tidak capek lagi." ucapnya
" makasih banyak ya sayang." ucapku menciumnya.
" sekarang tidur,besok aku libur jadi kita ke rumah kita besok liat liat ya." ucapnya dan aku pun mematikan lampu kamar.
Esok paginya saat sarapan bang Ardi menyampaikan kepindahan kami. Kak Johan pun bertanya apakah sudah bisa di tempati atau tidak karena dia tau kalau rumah sementara renovasi. Dan bang Ardi pun mengatakannya semuanya.
" syukurlah kalau kak Ardi pindah kan kamarnya mau aku pakai." ungkap Haris,si bungsu.
" kamu tenang aja,besok kami udah pindah." ungkap bang Ardi sewot,aku pun kesal dengan penuturan Haris,seolah kami memang tidak pantas tinggal di sana. Padahal kami tinggal tidak gratis juga,selama di sini,semua pengeluaran ditanggung sama bang Ardi,dari dapur dan semuanya.
Selesai beberes aku pun berangkat bersama bang Ardi menuju rumah kami. Sebagian barang kami bawa biar besok tidak repot lagi. Sesampainya di sana aku melihat rumah yang bersih serta perabotan juga sudah tersusun sudah siap ditempati.
" bang ini sudah beres semua loh,biar kita pindah sekarang juga sudah bisa ini. " ucapku antusias melihat semua isinya tersusun rapi.
" betul juga ya,ini biar malam ini kita langsung pindah boleh juga." ucap bang Ardi.
" gimana bang kita tinggal aja,toh barang juga tidak seberapa q tinggal tadi di rumah ibu. Sisa 2 koper baju di rumah inu tidak ku angkut tadi." ucapku mencoba merayunya.
" baiklah,kalau begitu kita kembali ambil barang yang tertinggal sekalian pamit." ajaknya.
" setelah itu kita belanja perlengkapan dapur buat masak makan malam." ucapku.
" iyya kita belanja untuk isi dapur pi kamu tidak isah masak dulu,nanti capek. Kita makan malam diluar saja ya soalnya sudah lama tidak dinner kan." ucap Bang Ardi yang ku jawab anggukan saja.
Akhirnya semua barang sudah aku angkut ke mobil kami pun pamit untuk pindah.
" pak,buk,Ardi pindah hari ini karena rumah sudah bisa ditempati,lagian besok aku juga harus pagi pagi meeting di kantor,jadi biar cepat sampai karena rumahnya dekat kantor." pamit bang Ardi.
Ya memang bang Ardi pilih rumah yang dekat dari kantor biar tidak sering telat,hanya berjarak beberapa meter dari rumah,jalan kaki 5 menit sebenarnya sudah sampai. Akhirnya aku bisa melewati hari hariku dengan tenang tanpa direcoki mertua dan ipar. Setelah selesai belanja keperluan dapur dan bahan masak,kami pun singgah bersantai di restoran favorit kami.
Kini aku bisa melakukan apa pun di rumah sendiri,tanpa takut ditegur. Akhirnya aku bisa antarkan makan siang buat suami di kantor nantinya karena tentunya pekerjaanku sekarang ringan. Aku benar benar bahagia rasanya.
# maaf kalo berbelit ceritanya
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments