Alhamdulillah aku sehat,rahimku subur. Semoga bang Ardi mau juga periksa kesehatannya.setelah pulang dari rumah sakit,aku pun membuka warung dan terlihat barang barang ku yang kosong sedangkan uang hasil penjualan habis menutupi kebutuhan harian di dapur. Aku mungkin harus mencari tambahan penghasilan,aku tidak bisa mengandalkan warung lagi.
" loh mba Rani kok warung kamu sekarang barangnya banyak yang kosong. Kenapa?" tanya tetanggaku yang sering belanja.
" iyya bu winda,rencana aku mau kosongkan dulu warungku,rencana mau renovasi biar makin enak nanti belanjanya." ucapku beralasan. Setelah bu winda pergi aku pun bereskan sisa barang yang tersisa,tinggal sedikit sekali. Aku hanya bisa menghela nafas,karena tidak mungkin bang Ardi mau memberiku modal lagi.
Aku pun mencoba berdiskusi sama kak David karena hanya dialah saudaraku sekarang.
" halo kak,kamu dimana?" tanyaku saat telepon tersambung.
" aku masih di kantor,mumpung kamu nelpon,ada mau aku sampaikan. Sebaiknya sekarang kamu coba ke rumah mertuamu,kamu akan melihat kelakuan suami kamu di sana." ucap kak David membuatku penasaran. Kenapa harus ke rumah ibu coba.
" aku sekarang tidak pegang uang kak,barang di warung sudah habis tapi uangnya juga habis." ungkap ku padanya,karena aku cuma pegang uang 20ribu rupiah.
" baiklah kakak akan temani kamu ke sana,kamu siap siap,oiya mertuamu suka kue apa kita belikan biar gak datang dengan tangan kosong." tanya nya membuatku heran.
" tumben mau beli buah tangan buat mertuaku kak.?" tanyaku heran.
Tak lama kemudian kami pun berangkat dan kak David membeli kue brownis.
" nanti kamu turun sebelum rumah mertua ya,kakak akan nunggu kamu diluar,ingat jangan kais tau kalau datang bersamaku." perintahnya.
" mang ada apa sih kak,sepertinya sesuatu telah terjadi tanpa aku ketahui?" tanyaku,lalu kemudian kak David memberhentikan mobil di depan rumah tetangga mertuaku.
" dengar Ran,suami kamu sekarang bukan yang dulu,yang sayang sama kamu,dia sudah dalam kendali ibunya. Kuatkan hatimu untuk segala sesuatu yang akan terjadi,perubahan suami kamu selama ini karena ibu mertuamu ingin Ardi menikah sama anak orang kaya,dan saat kamu nanti pisah sama Ardi,kamu harus kembali pegang cabang perusahaan kita." ucap kak David,ya emang perusahaannya adalah sebagian adalah sahamku. Kami membangun perusahaan bersama dari nol.
Aku pun masuk ke rumah mertua,ku lihat mobil bang Ardi ada di sana terparkir manis. Dia tidak ke kantor ternyata. Aku pun melangkah pelan,samar ku dengar suara tawa didalam sana.
" makanya sekarang kamu tinggalin Rani,lihat nih Vera jauh lebih cantik dan pastinya bisa kasi kamu anak,beda jauh sama Rani cuma berkutat di dapur." terdengar suara ibu. Apa maksudnya ini apa ibu mau bang Ardi menikah lagi dan menceraikan aku.
" tapi bu,aku belum bisa ceraikan Rani,rumah yang sekarang itu atas namanya,jadi begini aku akan ubah sertifikat rumah itu dulu atas namaku baru menceraikan dia. Ibu kan tau rumah itu semuanya pakai uang Rani,dia beli sebelum kami menikah,aku cuma bagian renovasi saja." ucap bang Ardi ternyata setuju juga dia sama rencana ibunya.
" tapi kamu mau kan sama Vera? Nah kamu gimana nak Vera,kamu mau kan nikah ma Ardi?" tanya ibu lagi sama perempuan itu.
"Iyya tante,aku kan dari dulu emang Cinta sama Ardi,dia saja yang berpaling." ucap Vera.
" maafkan aku sayang,aku janji akan menceraikan Rani secepatnya,asal kalian tau aja ya sekarang aku sudah tidak pernah kasi dia nafkah." ucap bang Ardi,lembut sekali dia berucap pada wanita itu,tega kamu bang padaku.
" lagian kan Rani dulu kerjanya juga cuma karyawan biasa di kantornya kenapa kamu jatuh hati sama dia sih?" ucap Vera cemberut.
Rupanya keluarga ini hanya Cinta sama uang,baiklah akan aku tunjukkan permainanku,tega kalian sama aku dan kamu bang Ardi,aku akan memberi kamu perhitungan. Aku pun kembali ke kak David dan menceritakan semua yang ku dengar,air mataku berlinang perih sekali ku rasakan saat ini.
" apa rencanamu sekarang?" tanya kak David.
" aku akan balas mereka semua kak,terutama Ardi.
Sertifikat rumah atas namaku,nanti aku titip sama kakak biar aman,terus nanti di perusahaan tempatnya Ardi kerja aku akan membuat dia turun pangkat. " aku harus membalas sedikit demi sedikit.
" baik Ran,kakak akan bantu,soal wanita itu dia adalah karyawan di kantor cabang jadi kamu bisa masuk membuat dia perhitungan karena kinerjanya juga buruk." ucap kak david jalanku bakalan mulus nih. Aku akan membuat Ardi menderita bersama keluarganya.
Malam hari Ardi pulang,dia tampak capek tapi aku tidak menyambutnya.
" kamu ini Ran,suami pulang tidak disambut malah sibuk sendiri." ucapnya kesal.
" ya mana ku tau abang akan pulang,kirain nginap di rumah ibu karena jam segini bru pulang." ucapku cuek. Pembalasan dimulai dari hal kecil.Ardi pun berlalu ke kamar,dan tak lama kemudian dia keluar dan duduk di sampingku.
"Bikinin kopi gih sana," perintahnya.
" kopi sama gulanya habis bang." ucapku cuek. Dia pun berlalu ke dapur membuka tudung saji namun tidak menemukan apa apa.
" kamu tidak masak Ran?" tanyanya.
" aku masak cuma untuk sendiri bang,soalnya kemarin aku masakin abang tapi abang gak makan jadi aku gak masakin lagi sekarang." ucapku tanpa rasa bersalah,emang enak lapar ya usaha sendiri sana. Dia buka kulkas gak akan menemukan apa apa di sana bang karena memang sudah aku kasi kosong,nanti aku akan delivery saja makanan sehat di restoran langgananku. Kalau dia aku akan masa bodo.
" Ran,masa kulkas gak ada sama sekali makanan sih,kamu kemana kan semua uang kamu.?" tanyanya mulai emosi.
" lah bang selama ini abang gak ngasih aku uang belanja,jadi gak bakalan ada makanan lah. Aku aja tiap hari cuma makan nasi kecap ma kerupuk,tapi apa abang peduli. Padahal abang janji mau bahagiain aku,mana buktinya." ucapku oura oura sedih,padahal dalam hati bersorak gembira,rasakan malam ini kamu kelaparan.
" maafin abang sayang,abang lagi kurang uang. Soalnya uang abang kasi ke ibu buat biaya bapak berobat kmu kan tau bapak sakit sedangkan kak Johan kerjanya begitu gak jelas gitu."ucapnya. Jadi selama ini uangnya dikasi mertua dan aku yang harus kekurangan,bohong sekali kalau bapak sakit padahal tadi sehat saja saat bersama Vera.
" abang dah dua bulan gak nafkahi aku,uang penghasilan warung juga udah habis. Penghasilan warung cuma buat bayar air sama listrik bang." ungkap ku kesal,dia seperti bingung sekarang dan tampak kelaparan.aku pun kasian melihatnya.
" nih abang makan ini aja" ucapku menyerahkan nasi dan lauknya kerupuk,itu pun kerupuknya mulai melembek. Baru juga mau protes langsung ku cegah.
" jangan protes,kalau mau makan enak ya kasi duit lah,buat isi dapur.sisa itu yang ada di rumah ini." ucapku berlalu ke kamar,sengaja juga ku matikan AC kamar dan q buka jendela,aku akan membuat kamu menderita bang,perlahan tapi pasti kmu akan angkat kaki dari rumah ini.
Tak lama dia pun masuk kamar,mengibas ibas kan bajunya,semoga dia kepanasan. Aku pun tersenyum puas melihatnya menderita malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments