Setelah menolak panggilan itu Hana langsung mengirim sebuah pesan kepada Alberto untuk mengakhiri pendekatan mereka.
"Maaf ya Albert, saya gak suka di video call tiba-tiba seperti itu. Dan sepertinya saya dan kamu tidak bisa melanjutkan pendekatan, karena saya tidak bisa dekat dengan lelaki yang usianya jauh di bawah saya. Saya merasa tidak nyaman, maaf karena sudah mengulur waktu terlalu lama. Dan terimakasih untuk niat baik kamu untuk saya." Tulis Hana dengan sangat formal.
Albert yang sepertinya juga ilfil kepada Hana langsung memblokir Hana tanpa membalas pesannya. Melihat blokiran itu Hana langsung tertawa membuat kedua temannya keheranan.
"Heh kenapa Han, tadi marah sekarang tiba-tiba ketawa aneh banget." Ucap Mila.
"Ini La, si Alberto blok aku. Akhirnya selesai juga tanpa drama." Ucap Hana puas sambil terus tersenyum.
"Sakit jiwa emang si Hana, bukannya sedih malah kesenangan di blok gebetan." Ucap Ratih.
"La sampaikan maafku ke pacarmu ya, aku gak bisa dekat sama adek-adek. Kalau bisa lebih tua gitu atau gak sebaya kek sama aku jangan adek-adek La." Ucap Hana.
"Udah jomblo akut, banyak milih lagi. Gak akan kamu suka kalau gak kamu yang suka luan Han aku yakin itu. Tapi yaudah deh, nanti aku sampai kan ke doiku." Jawab Mila.
"Gakpapa dong, memang harus banyak milih untuk nikah. Makasih ya La, maaf banget aku gak suka sama dia soalnya." Ucap Hana.
"Iya Hana ku sayang, gakpapa. Hmm nikah, kayak kamu menikah gak yakin aku, gila belajar, gila kerja." Gerutu Mila.
Hana hanya tersenyum mendengar gerutu temannya itu. Hana dan Mila spontan melihat ke arah Ratih yang diam namun senyum-senyum sendiri. Penasaran mereka langsung mendekati Ratih.
"Kenapa senyum-senyum begitu?? lancar ya pdkt nya??" tanya Hana sedikit menggoda.
"Iya nih, dia baik banget makin suka akunya." Ucap Ratih.
"Ceritain dong gimana??" tanya Mila.
Belum lagi menjawab pertanyaan temannya, Ratih langsung berdiri dan pamit ke Hana dan Mila.
"Besok deh aku ceritain, aku mau teleponan dulu ya. Maaf ya teman-teman." Ucap Ratih berlalu dan menutup kamar.
Hana dan Mila hanya saling tatap dan kemudian memutuskan untuk tidur setelah satu harian mengerjakan skripsi mereka. Namun mereka bersyukur besok adalah waktunya untuk mereka beristirahat. Karena kampus mereka libur di hari sabtu, yang ada hanya kegiatan organisasi di luar jam kuliah sementara Hana, Mila dan Ratih adalah mahasiswa yang tidak suka berorganisasi. Jadi besok adalah waktunya liburan bagi mereka, kecuali Ratih yang akan pergi bersama calon pacarnya.
Hari ini karena libur Mila dan Hana baru bangun pukul sebelas siang. Mereka terbangun karena perut mereka yang bunyi dan sudah kelaparan, sepertinya kalau perut mereka tidak merasakan lapar mereka tidak akan bangun sampai besok.
Hana lebih dulu bangun dari Mila, Hana melihat jam di handphonenya dan langsung mandi setelahnya. Mereka berdua bergantian untuk mandi.
"La, kita kemana hari ini??" tanya Hana yang berdiri di dekat pintu kamar mandi.
"Ke kafe teman kamu aja ya, aku pengen makan pasta sekalian lihat temanmu yang ganteng itu." Ucap Mila.
"Dasar gak berubah, dia udah punya pacar, kamu juga udah punya pacar masih aja gatel." Gerutu Hana.
"Emang kamu pernah lihat pacarnya dia?? percaya kamu dia punya pacar." Ucap Mila.
"Percayalah, ya aku gak pernah ketemu tapi pernah dengar suaranya saat mereka teleponan. Kalau kami bertemu yang ada dia malah gak suka samaku, tau pacarnya punya sahabat wanita tiga lagi." Jawab Hana sambil berjalan ke ruangan kamar mereka.
"Seharusnya dia memperkenalkan kalian sama pacarnya kalau memang di antara kalian hanya bersahabat." Ucap Mila.
"Pikiranmu itu ya dari dulu aneh, gini ya La gak semua cewek kayak kamu yang nerima pacarnya punya sahabat perempuan. Lagian kalau aku jadi pacarnya Ikram aku juga akan cemburu jika dia punya sahabat dekat wanita. Jadi aku yang harus membantunya dan menjaga jarak agar hubungan dia dan pacarnya tetap awet. Lain cerita kalau mereka akan menikah, barulah kami akan mengatakan sejujurnya." Jawab Hana.
"Ya, ya, ya Baiklah.." Ucap Mila.
...****************...
Sampainya mereka di kafe Ikram, mereka duduk di tempat biasa Hana duduk. Ikram langsung menghampiri mereka menanyakan pesanan dan sekaligus menggoda Hana.
"Gimana sama gebetannya?? lancar pdkt nya??" tanya Ikram setengah meledek.
"Udah selesai, gak seru dekat sama adek-adek, merasa tante-tante aku." Jawab Hana.
Spontan Ikram langsung tertawa, begitu juga dengan Mila yang ikut tertawa mendengar perkataan Ikram. Hana menuliskan pesanan mereka.
"Nih pesanan kami, udah ah sana buat pesanan kami." Ucap Hana mengusir Ikram.
"Nanti kamu pulang ke rumah??" tanya Ikram.
"Pulang sore nanti." Jawab Hana.
"Bareng ya, sekalian pulang sama Dessy dan Nara. Motor mereka biar disini aja. Besok aku tutup, besok kita main ya." Ucap Ikram penuh semangat.
"Hmm ya." Jawab Hana singkat sembari membuka ponselnya.
Lagi-lagi sebelum pergi Ikram mengacak rambut Hana, Hana hanya meliriknya sinis dan merapikan rambutnya. Mila selalu salah fokus sama tingkah spontan Ikram, entah mengapa Mila selalu merasa bahwa Ikram menyukai Hana sebenarnya.
"Ini mereka yang saling gak peka, atau sengaja supaya gak pisah sih." Gerutu Mila di dalam hati.
Setiap Mila bertanya jawaban Hana selalu berteman, walaupun sikap Ikram tidak seperti berteman biasa dengan Hana. Mila mencoba mengabaikannya, mungkin ada alasan bagi mereka seperti itu. Bisa saja karena tidak ingin berpisah atau bertengkar jika mereka memiliki perasaan sebagai pasangan.
Mila dan Hana mengobrol sambil menunggu pesanan mereka. "Jadi kamu nanti gimana La?? pulang atau enggak??" tanya Hana.
"Hari ini pacarku pulang ke rumahnya, sepertinya aku akan menginap di rumahnya dengan keluarganya." Jawab Mila.
"Ya sudah kalau gitu suruh pacarmu jemput kamu di kos ya, aku sebelum pulang mau ke kos dulu ambil baju kotor." Ucap Hana.
"Jadi nanti kamu di rumah sama siapa?? orangtua kamu di luar kota kan??" tanya Mila.
"Iya La, tapi rumahku dekat dengan rumah kakek nenekku, aku akan menginap di rumah nenek bersama bibi. Di rumah kakek ada bibi jadi tetap ada orang." Jawab Hana.
"Baguslah.." Ucap Mila sedikit tenang.
Mila sempat sangat kagum dengan keluarga Hana yang terlihat harmonis dan baik-baik saja. Namun setelah semakin mengenal Hana, Mila tau Hana tidak baik-baik saja. Dari kecil dia sudah di tinggal oleh kedua orangtuanya yang sangat terobsesi akan pekerjaan.
Walaupun terkadang Hana bercerita seolah mengerti keadaan orangtuanya yang bekerja untuk masa depan yang lebih baik untuknya. Namun yang dilihat Mila adalah sosok Hana yang amat sangat kesepian dan merindukan orangtuanya.
Hana hidup dalam keluarga bersuku Batak Toba, namun di rumahnya tidak ada satu pun yang tau menggunakan bahasa daerah karena ternyata keluarga ibu Hana campuran Jawa dan Batak. Walaupun jarang bertemu dengan orangtuanya, komunikasi Hana dan ibunya cukup baik. Hana cukup dekat dengan sang ibu namun jauh dengan sang ayah.
Ayah Hana adalah sosok yang sangat dingin dan kaku, karena itu membuat Hana jadi takut jika bicara dengan ayahnya walaupun sang ayah dapat dikatakan tidak pernah marah kepadanya. Bagaimana bisa marah dengan anak perempuan satu-satunya, namun tetap tampak bahwa Hana memiliki perasaan yang sangat sensitif. Itu yang menyulitkan Hana dekat dengan sang ayah.
Bersambung...
Ikuti terus ceritanya ya teman-teman, jangan lupa dukung cerita saya dengan like, komen, share, vote dan tambahkan ke favorit teman-teman.
See you di next episode 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments