Hari ini Hana sampai di kos Mila, sesampainya Hana di kos, disana sudah ada Ratih. Hana langsung masuk membawa barang-barangnya dan menyapa Ratih.
"Tidur disini kamu??" tanya Hana.
"Iya Han, tapi besok kayaknya enggak deh pemilik baru udah datang." Jawab Ratih.
"Hmm, kayak kamu kos dimana aja sih Tih, kamar kita cuma beda 2 pintu tau." Ucap Hana.
Ratih tersenyum melihat raut wajah Hana yang kesal. Sejak kuliah Hana belum pernah berpacaran lagi, terakhir kali Hana pacaran saat SMA kelas satu dan itu pun bukan karena cinta melainkan terpaksa. Terpaksa karena tidak enak hati menolak seseorang yang sudah di kenalnya lama. Hana menerimanya juga karena mereka beda sekolah, tidak akan selalu bertemu membuat Hana nyaman.
Saat Hana sedang beberes di kamarnya ditemani oleh Ratih dan Mila. Walaupun Mila terus mengobrol dengan pacarnya yang sangat jauh. Hana dan Ratih sudah sangat memaklumi hal tersebut, walaupun terkadang kesal karena diabaikan Mila. Namun karena mereka berdua tidak pernah berpacaran LDR, jadi mereka tidak bisa marah karena tidak mengerti apa yang dirasakan oleh Mila.
Ratih pun membuka pertanyaan yang berhasil membuat Hana berpikir karenanya.
"Han, kamu gak kesepian jomblo terus, kita kuliah udah tiga tahun tapi kamu sama sekali belum pernah pacaran. Kapan sih terakhir kali kamu pacaran??" tanya Ratih yang memang sudah kepo sejak lama.
"Saat SMA kelas satu." Jawab Hana.
"Kamu paling lama pacaran berapa lama Han??" tanya Ratih kembali .
"Setahun paling lama." Jawab Hana singkat.
"Udah bisa kamu cari pacar lagi, supaya semangat ngerjain skripsi dan ada pendamping wisudanya." Ucap Ratih.
"Iya ya, emang kamu udah gak jomblo lagi??" tanya Hana.
"Belum pacaran sih, tapi lagi pdkt. Jadi kamu juga harus cari pdkt an ya biar gak jomblo, biar aku dan Mila bisa ninggalin kamu pacaran." Ucap Ratih sambil sedikit tertawa.
"Iya deh iya, kalau gitu cariin dong. Aku gak tau nih nyari pacar gimana." Ucap Hana polos.
"Tenang, Mila banyak tuh kenalan." Ucap Ratih.
Mila yang memang sudah selesai mengobrol dengan pacarnya pun mendatangi Ratih dan Hana yang sedang asik mengobrol.
"Kenalan apa aku yang banyak??" tanya Mila.
"Kenalan cowok lah, pacarmu kan temannya banyak, bagi-bagi ke Hana dong biar pacaran dia." Ucap Ratih.
"Emang kamu mau pacaran Han??" tanya Mila yang sedikit heran.
Karena setau Mila, Hana sengaja menghindari pacaran karena takut kuliahnya terganggu.
"Kayaknya udah saatnya deh aku pacaran lagi, lagian kuliah juga udah mau kelar kan. Sejujurnya aku juga kesepian nih jomblo udah lima tahun." Ucap Hana.
"Bener nih kamu mau pacaran??" tanya Mila kembali seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan Hana. Namun Mila sedikit lega karena akhirnya temannya itu membuka hati kembali.
Hana hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Mila. Dengan semangat Mila langsung chat ke pacarnya tanpa sepengetahuan Hana, Mila meminta pacarnya untuk mengenalkan Mila ke beberapa temannya yang jomblo. Mila ingin menyeleksi sendiri untuk Hana, bagaimana pun Mila tidak mau orang-orang sembarangan yang mendekati Hana.
Setelah Hana selesai menyusun barangnya, handphonenya pun berdering tanda sebuah panggilan masuk. Hana melihat ke layar handphone ternyata Ikram sahabatnya yang menelepon Hana.
"Halo, ada apa kram??" tanya Hana.
"Sudah di kos temanmu??" tanya Ikram kembali.
"Sudah, sudah selesai juga nyusun barang. Emang kenapa." Jawab Hana.
"Gakpapa cuma pengen pastiin aja kamu sampe di kos temanmu. Lagi apa sekarang??" tanya Ikram.
"Lagi mau makan, belum makan aku soalnya." Jawab Hana.
"Besok ke kampus gak??" tanya Ikram.
"Ke kampus pinjam buku doang tapi." Jawab Hana.
"Singgah ke kafe ya, ngerjain di kafe aja." Ucap Ikram.
"Hmmm ya.." Jawab Hana.
"Yaudah makan sana, see you." Ucap Ikram.
"See you.." Jawab Hana.
Hana langsung mematikan ponselnya dan mengambil makanan yang sudah di belinya di perjalanan menuju kos. Mila dan Ratih sudah mengenal Ikram, sebenarnya mereka sedikit aneh dengan persahabatan sepasang teman itu. Beberapa kali Mila dan Ratih sudah mengatakan kepada Hana bahwa sepertinya Ikram menyimpan perasaan padanya.
Namun Hana si tidak peka dan keras kepala selalu menyangkal hal tersebut, karena memang Ikram bagi Hana sudah seperti saudara kandung tidak ada perasaan untuk seorang lelaki di hati Hana untuk Ikram.
"Han lu yakin Ikram.." Ucap Mila baru setengah kalimat.
"Enggak La, aku sama Ikram itu gak begitu kalian kenapa sih gak percaya banget. Ikram emang begitu orangnya dari aku kecil, lagian sekarang dia punya pacar kok katanya jadi aku sama Ikram itu kayak abang adik aja udah gak lebih." Jawab Hana dengan cepat.
"Terserah deh, perasaan aku aja kali ya. Soalnya belum pernah punya sahabat laki-laki kayak Ikram." Ucap Mila menepis pemikirannya sendiri.
Setelah makan Hana beristirahat dengan merebahkan tubuhnya di kasur. Namun tetap saja setiap kali ada yang berkata seperti itu tentang dia dan Ikram, Hana selalu memikirkannya. Memikirkan apa benar Ikram memiliki perasaan padanya seperti yang dikatakan Mila dan Ratih kepadanya. Namun setiap kali memikirkannya, Hana mencoba menepisnya bukan karena Ikram bukan tipenya namun Hana tidak ingin merusak kenyamanan pertemanan mereka hanya karena perkataan orang yang tidak terlalu mengenal cara mereka berteman sedari kecil.
...****************...
Keesokan paginya, Hana bangun pukul 9 pagi kedua temannya sudah pergi ke kampus sedari jam 8 karena mereka ada mengulang beberapa mata kuliah. Sedangkan Hana yang memang dikenal cukup pintar di fakultasnya tinggal menyelesaikan satu bab terakhir di skripsinya yang sudah dia terlantarkan sebulan sejak kepergian sang nenek.
Tidak hanya keluarga, teman-teman sekitarnya pun sadar akan aura Hana yang meredup sejak kepergian neneknya. Bahkan mereka sadar saat Hana tiba-tiba diam dengan tatapan kosong. Mereka ingin menegur Hana yang seperti itu, namun belum ada satu temannya yang berani menyinggungnya karena takut Hana akan teringat dan semakin sedih karena kepergian sang nenek.
Tak jarang juga Hana sering menyendiri dengan menatap ponselnya lama padahal hanya layar ponsel yang gelap yang di tatap olehnya.
Tanpa sarapan Hana langsung pergi ke kampus mengembalikan dan meminjam kembali beberapa buku yang sangat dia perlukan. Setelah meminjam beberapa buku, Hana langsung pergi ke kafe Ikram untuk mengerjakan skripsinya disana.
Di kafe Ikram ada satu tempat khusus untuk Hana, tempat yang paling sudut tepat di dekat sebuah jendela besar yang memiliki view langsung ke jalan raya. Sejak kafe itu ada hingga sekarang sudah setahun beroperasi tidak ada satu orang pun selain Hana yang duduk disana.
Setiap kali ada yang ingin duduk, Ikram selalu membuat tanda reservasi di sana. Agar tamu tau bahwa tempat itu sudah ada yang memesan. Dessy dan Nara tidak heran melihat tingkah Ikram, sejak mereka SMA Ikram selalu memperlakukan Hana dengan berbeda.
Dessy dan Nara juga sudah capek menebak hubungan keduanya tapi semakin lama berteman mereka paham bahwa Ikram dan Hana tidak akan melewati sebuah batas dalam pertemanan. Entah mengapa jika semakin mengenal keduanya aura itu jelas ada di keduanya, mereka sama-sama menahan diri untuk tidak melewati batasan dalam pertemanan.
Bersambung..
Ikuti terus ceritanya ya teman-teman, jangan lupa dukung cerita saya dengan like, komen, share, vote dan tambahkan ke favorit teman-teman.
See you di next episode 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Hmmmm
ikram...
Hmmm
. aqu curiga padamu....
ciusssss nih gk suka Hana???
nnti... cinta dlm diam.... 😁😄
2023-11-02
1