David mendekati winda

Melihat Winda yang tersenyum ke arahnya, membuat David yakin untuk mendekatinya.

Ia melangkah maju menghampiri Winda dan teman-temannya. Teman-teman David yang semula sangat bersemangat melihat Winda menjadi pesimis melihat David yang mendekati Winda.

Mereka tahu bahwa David bukanlah tandingan mereka.

" Hai, kamu yang waktu itu ya? " Sapa David dengan senyum di bibirnya.

"Iya betul Kak, Makasih ya tanda tangannya waktu itu "

" Sama-sama, Aku boleh minta nomor telepon kamu? "

" Boleh Kak " Jawab Winda tanpa berfikir panjang.

David langsung mengeluarkan handphonenya dan memberikan kepada Winda.

Setelah Winda mengetik nomor teleponnya Ua mengembalikan handphone David.

" Kalau nanti aku hubungi boleh? "

Winda tersenyum dan menjawab malu malu "Boleh Kak"

Mendengar jawaban Winda, David tersenyum lebar.

" Makasih ya " Setelah itu Ia keluar dari kelas Winda.

Selama pelajaran berlangsung, David tidak bisa fokus. Terbayang senyuman Winda yang sangat cantik ia tidak bisa menemukan celah dari kecantikan Winda.

Semuanya terlihat sempurna, bahkan tahi lalatnya saja terlihat manis di ujung bibirnya.

Tidak hanya David yang tidak bisa konsentrasi belajar, beberapa temannya juga terkesima dengan kecantikan Winda.

Walaupun mereka tahu tidak ada kesempatan untuk mereka, tapi tetap saja wajah Winda tidak bisa pergi dari pikiran mereka.

Setelah pelajaran selesai David langsung mengirimkan pesan kepada Winda " Hai aku David, Kamu pulang sama siapa? Boleh aku antar? "

Tidak berapa lama Winda membalas pesannya. "Halo Kak David, aku pulang dengan Pak Asep hari ini jadi tidak usah diantar. Tapi kalau Kakak mau antar, besok boleh "

David senyum-senyum sendiri melihat jawaban Winda. Bahkan dari caranya menjawab saja begitu menyenangkan.

David benar-benar penasaran dengan Winda. Tapi ia harus bersabar sampai besok untuk dapat mengantarkannya pulang.

Dari mulai bersekolah Winda selalu menjadi pusat perhatian. Banyak teman dan kakak kelas yang berusaha mendekati Winda.

Walaupun cantik tapi sampai saat ini Winda belum pernah berpacaran. Karena Ayah Winda sangat galak dan melarang Winda untuk berpacaran sampai usianya 17 tahun.

Selama itu setiap ada laki-laki yang menanyakan nomor teleponnya ia tidak pernah memberikannya. Karena ia takut jika Ayahnya akan tahu.

Tapi tahun ini usia Winda sudah 17 tahun sehingga ia bisa memberikan nomor teleponnya kepada Kak David.

Pak Asep sudah menunggu di depan gerbang sekolahnya dan Winda langsung bergegas menghampiri Pak Asep.

" Siang Non gimana Tadi telat nggak? "

" Nggak dong Pak Asep gitu loh hebat banget deh pokoknya "

Pak Asep tersenyum mendengar ucapan Nonanya.

Sesampainya di rumah Ibu sedang menonton TV di ruang tamu.

"Assalamualaikum " Winda mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam Nak"

" Ibu lagi nonton apa sih? "

" Ini lagi nonton berita artis "

Acara gosip hari ini memberitakan tentang seorang penyanyi yang ketahuan memiliki video syur dengan pacarnya.

Hal itu membuat heboh karena baik penyanyi laki-laki itu ataupun pacarnya merupakan orang yang terkenal.

"Aduh pergaulan anak muda sekarang bikin Ibu ngeri"

Ibunya sampai mengerutkan dahi melihat berita hari ini.

" Ibu besok siang aku nggak usah dijemput sama Pak Asep ya"

" Kenapa Kok tumben? "

"Soalnya mau diantar temen besok"

" Teman siapa? kamu kan baru masuk hari ini udah punya teman dekat? "

" Tadi Kakak kelas aku bilang katanya besok mau mengantar aku pulang " Ujar Winda polos.

" Kakak kelas? Laki-laki atau perempuan? "

Ragu-ragu ia menjawab pertanyaan ibu

" Laki-laki Bu"

" Ih kamu, Ayah kan udah bilang kamu nggak boleh pacaran dulu"

" Aku nggak pacaran Ibu, kakak kelas itu hanya mengantarku saja

" Ya ngapain dia nganterin kamu kalau tidak punya maksud apa-apa nak? "

" Tapi kata ayah kalau usiaku sudah 17 tahun aku boleh dekat dengan seorang laki-laki"

Ibunya baru menyadari jika anak perempuannya ini sudah berusia 17 tahun bulan kemarin.

Mereka tidak memiliki alasan lagi untuk mengekang anaknya karena usia Winda sudah legal di mata hukum.

"Nanti kamu coba bilang Ayah dulu ya"

" Iya.. tapi Ibu bantuin aku ya " Winda merangkul lengan ibunya.

Ibu mengelus rambut Winda, ternyata anaknya sudah beranjak dewasa.

Walaupun ada kekhawatiran, tapi ia harus percaya dengan anak semata wayangnya itu.

"Iya nanti Ibu bantuin, tapi kamu jaga kepercayaan kami ya nak jangan sampai kayak artis itu tuh, Ibu pasti bakal malu banget"

" Ibu, aku janji nggak akan kayak gitu, aku nggak akan malu-maluin Ibu dan Ayah. Aku kan sayang sama Ibu dan Ayah"

" Ya sudah kamu ganti baju dulu, setelah itu makan ya"

" Iya Ibu " Winda beranjak menuju kamarnya, Sesampainya di kamar ia langsung mengganti pakaiannya dan menulis buku diary.

Ia bercerita dalam diary-nya jika ia bertemu dengan kakak kelas yang Winda suka.

Bukan hanya David yang terkesima pada saat pertemuan pertama, Winda juga suka dengan David saat pertama kali bertemu.

Walaupun David bukan panitia MOS, tapi ia meminta tanda tangan dari David.

Sadari tadi ia melihat David yang sedang bermain basket sendirian, permainan David mengalihkan pandangan Winda.

Dan ketika ada kesempatan untuk mendekatinya, Winda langsung berpura-pura meminta tanda tangan kepada David.

Ia bahkan menuliskan nama David di dalam dirinya. Dan alangkah senangnya ketika hari ini David menghampirinya ke kelas Winda.

Bukan hanya itu ia bahkan meminta nomor handphone Winda dan mengirimkan pesan ingin mengantarnya pulang.

Winda sudah tahu maksud laki-laki mengajak pulang seorang perempuan, dan Ia senang jika perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.

David adalah sosok laki-laki yang Winda idam-idamkan selama ini. Ia suka sekali dengan cowok yang tinggi dan suka bermain basket.

Dan itu semua ada di diri David, bahkan Winda mendapatkan bonus wajah tampan David.

Sambil menulis diary-nya Winda tidak berhenti tersenyum. Ia mencoba mengingat detail kejadian hari ini dan menuangkannya ke dalam buku diary.

Karena Winda merupakan anak tunggal, Ibu membiasakan Winda untuk bercerita apapun kepada Diary.

Winda sudah menulis Diary itu dari saat SD hingga sekarang.

Diary nya dari SD hingga sekarang masih tersimpan rapi di dalam rak buku. Jika sedang ada waktu senggang ia akan kembali membaca diary yang sudah ia tulis.

Itu seperti mengulang kembali momen apapun yang sudah Winda lalui selama ini.

Dan Baru kali ini ada nama laki-laki di dalam diary Winda.

Karena larangan dari ayahnya, Winda sama sekali tidak pernah memperhatikan teman-teman atau kakak kelas laki-lakinya di sekolah.

Dan Karena sekarang usia sudah 17 tahun, ia mulai berani untuk memperhatikan teman laki-laki.

Seperti sebuah takdir, ia melihat sosok laki-laki yang Ia idam-idamkan selama ini.

Doakan aku agar Ayah memperbolehkan aku untuk diantar oleh kak David besok ya, aku sungguh bersemangat untuk dibonceng kak David besok, tulis Winda di akhir ceritanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!