PASAL 2

Sehari yang lalu

Abi keluar dari rumahnya dengan sebotol air di tangan kirinya. Tangan yang lain menggenggam ponsel yang sejak tadi mengeluarkan nada-nada singkat. Mata Abi tak lepas dari layar ponselnya. Sambil bersiap-siap ia menantikan pesanan masuk.

Saat itu masih pukul 7 pagi, tapi bagi Abi yang biasanya mulai mengojek sejak subuh, ia sudah sangat telat. Ia tak sempat lagi mendapatkan penumpang anak sekolahan, apalagi ibu-ibu yang hendak belanja ke pasar. Ia hanya berharap ada beberapa orang yang berangkat kerja menggunakan jasa ojolnya.

Ah, dompetku.

Setelah teringat dengan salah satu barang terpentingnya, Abi kembali masuk ke rumah. Ia berjalan melewati ruang tamu yang sudah berisik karena suara televisi yang sedang menyiarkan berita gosip. Kabar tentang seorang artis bernama Mischa Radjasa yang mendapatkan kepopuleran luar biasa tahun ini dan sedang bersiap untuk meniti karir internasionalnya tidak menarik minat Abi. Ia hanya penasaran dengan penampilan pria yang beberapa waktu lalu digosipkan sedang dekat dengan penyanyi idolanya, lalu memalingkan wajahnya setelah melihat tidak ada yang spesial dari artis tersebut.

Bagaimana bisa Tracy menyukainya?

Abi kembali berjalan keluar rumah sambil mengancingkan resleting jaket ojolnya. Ia mengenakan helm dan sarung tangannya lalu menghidupkan mesin motor. Dengan perlahan, ia meletakkan ponselnya ke standing ponsel yang tersangkut di spion motor. Dan petualangannya mengais rejeki di jalan raya hari itu dimulai.

Abimanyu Alexander. Ia hanya seorang pemuda biasa yang gagal menamatkan masa studinya di SMA dan harus puas dengan ijazah SMP. Karena suatu hal yang akan kita bahas di masa yang akan datang, ia tidak bisa mengambil paket C, apalagi kuliah. Karena hal tersebut, dan juga latar belakang hidupnya yang sama sekali tidak bisa dibanggakan, ia tidak berani bermimpi untuk memiliki pekerjaan di perusahaan besar dengan penghasilan besar.

Sejak dikeluarkan dari sekolahnya, ia hanya bekerja serabutan. Salah satu pekerjaan terbaiknya hanyalah sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahaan konstruksi. Ia pernah bekerja sebagai penjaga warnet, pedagang online, office boy, satpam klub malam dan berakhir sebagai pengemudi ojek online, pekerjaan yang sudah dia tekuni selama kurang lebih 5 tahun.

Semua orang yang mengenalnya, terutama yang mengetahui kejadian saat ia dikeluarkan dari sekolah, pasti merasa kasihan padanya. Dilihat dari sudut manapun, Abi adalah korban ketidakadilan. Bahkan masih sering menjadi topik pembicaraan tetangganya bagaimana 15 tahun yang lalu Abi datang dengan tubuh penuh luka dan diantar oleh mobil polisi. Salah satu polisi mengatakan jika ia pelaku penganiayaan dan baru saja ditahan di kantor polisi. Tidak perlu otak pintar untuk merasa aneh melihat pelaku penganiayaan babak belur layaknya orang yang habis dianiaya.

Abi adalah anak yang baik. Semua tetangganya tahu akan hal itu. Ia selalu bersikap sopan dan terkenal suka membantu tetangganya. Meski besar di lingkungan lokalisasi, Abi tidak pernah melakukan kenakalan seperti teman sebayanya di sana. Maka wajar jika mereka tidak percaya Abi menganiaya orang lain. Dan akhirnya mereka mencapai kesimpulan jika Abi mendapatkan perlakuan tidak adil dari para polisi itu.

Bagi Abi sendiri, kejadian itu adalah bagian terkelam dari hidupnya. Cita-citanya untuk menjadi arsitek harus pupus dalam sekejap. Padahal, ia baru saja menerima pemberitahuan bahwa dirinya telah lolos PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan atau jalur penerimaan mahasiswa bagi siswa yang memiliki minat dan bakat) di salah satu universitas terkenal.

Namun, Abi sudah mulai berdamai dengan keadaan. Sudah lama ia merelakan mimpinya untuk menjadi seorang arsitek. Saat ini ia hanya fokus dengan kehidupan yang dipercayakan padanya. Ia masih menyimpan memori buruk itu, terutama kejadian selama di kantor polisi. Tapi untuk saat ini, Abi memilih untuk fokus dulu pada karirnya sebagai driver ojol.

“Rame?” tanya salah satu driver yang juga menunggu pesanan di belakang mal Sukajadi pada Abi.

“Sepi, Bang. Tadi terlambat keluar,” jawab Abi seraya mencari posisi yang nyaman untuk memarkirkan motornya. “Tapi memang akhir-akhir ini sering sepi.”

Pria itu tertawa sambil menyalakan rokoknya. “Tentu saja. Sekarang driver makin banyak. Pokoknya setiap setelah hari raya, driver bakal bertambah. Lihat saja sekarang, jaket dan helm Ekstrim ada di setiap jalan.”

Abi hanya ikut tertawa. Ia tidak bisa menyangkal pernyataan pria itu. Selama menjadi pengemudi ojol, ia sudah bermitra dengan setidaknya 5 layanan transportasi online. Ekstrim adalah salah satu layanan baru yang awalnya kurang populer karena tarifnya yang terlalu murah sehingga sedikit yang berminat untuk menjadi driver. Abi menjadi driver sejak awal aplikasi tersebut muncul. Karena sedikitnya driver, pelanggan selalu kecewa karena pesanannya terlalu lama dieksekusi dan berdampak juga dengan sedikitnya jumlah pelanggan.

Sejak layanan tersebut menaikkan harga, namun tetap lebih murah daripada layanan lainnya, banyak orang yang mendaftar untuk menjadi driver dan hal itu berdampak dengan makin banyaknya pelanggan. Akan tetapi, peningkatan jumlah driver akhir-akhir ini terlihat tidak wajar. Abi yang biasa mendapatkan setidaknya 20 pelanggan setiap hari, kini hanya bisa mencapai setengahnya.

Maka, sangat wajar ketika ia bisa mendapatkan pesanan dengan tarif besar, seperti saat ini.

“Wah, masuk. Paus?” tanya pria tadi saat mendengar bunyi nada tanda masuk pesanan dari ponsel Abi. Kata Paus merujuk pada istilah untuk pesanan dengan tarif besar.

“Lumayan, Bang. Tapi delivery.”

“Kalau sekarang kita tidak bisa hanya mengharapkan pelanggan penumpang. Yang penting dapat saja.”

Abi tersenyum lalu pamit. Ia segera menuju lokasi penjemputan sesuai dengan titik yang diberikan oleh pelanggan. Cukup jauh dari tempatnya tadi. Sekitar 5 kilometer. Ia pun bingung kenapa tidak ada driver lain yang mendapatkan pesanan tersebut.

Setelah hampir sampai di titik penjemputan, akhirnya Abi mengerti kenapa tidak ada driver di dekat sana. Ternyata daerah itu cukup sepi dan jarang terlihat rumah. Bahkan rumah terakhir yang ia lihat berjarak sekitar satu setengah kilometer dari lokasi pelanggannya.

Meski demikian, ia terperangah dengan rumah tempat ia menjemput pesanan. Sangat besar. Bahkan ia harus mendongak untuk melihat ujung atas pagarnya. Matanya mencari dan akhirnya menemukan tombol bel. Setelah menekannya, ia berdiri menunggu sambil memeriksa ponselnya.

Beberapa saat kemudian, pintu pagar terbuka dan terlihat seorang pria keluar. Badannya kurus dengan tinggi sekitar 180 cm. Rambutnya yang lebat pirang sangat serasi dengan kulitnya yang putih. Ia mengenakan hoodie putih dan celana skinny jeans biru. Sekilas ia terlihat seperti artis asal Korea Selatan yang saat ini sedang digandrungi anak muda. Namun, yang terlihat mencolok adalah tato bunga di leher, anting berbentuk pistol di telinga kiri dan sarung tangan kulit dengan motif unik yang ia kenakan.

Kemudian, ia menyerahkan sebuah kotak kardus berwarna coklat yang dipenuhi oleh lakban berwarna senada. Abi menatap dengan curiga, namun ia harus menerima barang itu.

“Berapa?” tanya pria itu.

“Tiga puluh satu ribu delapan ratus.”

Pria itu mengeluarkan dompetnya lalu mengambil selembar uang seratus ribu lalu menyerahkannya pada Abi. “Ambil saja kembaliannya.”

Saat pria itu ingin menutup pintu pagar, Abi memegang tangannya. Sejenak mereka saling bertatapan tajam. Lalu Abi menyodorkan genggaman tangan dan membuka telapaknya. “Ini kembaliannya, Pak.”

Tepat enam puluh delapan ribu dua ratus uang yang ada di telapak tangannya itu. Si pelanggan terkejut lalu mengambilnya dengan ragu. Kali ini ia benar-benar menutup pagar dan masuk ke rumahnya.

Abi melihat lagi ke arah pintu pagar. Ia sangat yakin kalau pria itu adalah pria yang sama dengan yang ia lihat tadi pagi. Perawakan dan penampilannya benar-benar sama. Ya, tak salah lagi. Dia adalah Mischa Radjasa, artis muda yang sedang naik daun.

Lokasi pengantarannya cukup jauh, sekitar lima belas kilometer. Sambil mengendarai motornya, pikiran Abi melayang liar. Ia mencoba menganalisis pelanggannya itu. Berbagai pertanyaan menyergap logikanya, menimbulkan pertanyaan baru setiap kali ia menemukan jawaban.

Tiba-tiba ia melihat tiga orang polisi berdiri di ujung jalan. Dadanya sesak dan tubuhnya mendadak gemetar. Keringat mulai mengalir dari keningnya. Sejak lima belas tahun yang lalu, ia seperti ketakutan setiap kali melihat seragam polisi. Meski setelah kejadian itu ia masih sering berurusan dengan polisi berseragam, traumanya tidak pernah bisa sembuh seratus persen.

“Selamat siang,” kata salah satu polisi sambil memberi hormat setelah menghentikan motor Abi. “Boleh kami lihat surat-suratnya?”

Firasat Abi tidak enak. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Benar saja, ketika hendak menyerahkan SIM dan STNK miliknya, polisi yang lain mengambil kotak paket yang hendak diantarnya. Ia bertanya tentang isinya sambil membentak. Abi menjawab tidak tahu, karena memang itu kenyataannya.

Tanpa permisi, polisi itu membuka kotak tersebut secara paksa. Saat melihat isinya, ia terperangah dan segera menggenggam tangan Abi. Sangat erat sehingga Abi hampir menjerit kesakitan.

“Anda ditahan karena diduga membawa narkoba jenis sabu.”

Seketika langit seakan runtuh di atas kepala Abi. Meski sudah memiliki firasat buruk, ia sangat belum siap untuk menghadapi situasi ini.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

Abi oh Abi....nasibmu

2023-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 PASAL 1
2 PASAL 2
3 PASAL 3
4 PASAL 4
5 PASAL 5
6 PASAL 6
7 PASAL 7
8 PASAL 8
9 PASAL 9
10 PASAL 10
11 PASAL 11
12 PASAL 12
13 PASAL 13
14 PASAL 14
15 PASAL 15
16 PASAL 16
17 PASAL 17
18 PASAL 18
19 PASAL 19
20 PASAL 20
21 PASAL 21
22 PASAL 22
23 PASAL 23
24 PASAL 24
25 PASAL 25
26 PASAL 26
27 PASAL 27
28 PASAL 28
29 PASAL 29
30 PASAL 30
31 PASAL 31
32 PASAL 32
33 PASAL 33
34 PASAL 34
35 PASAL 35
36 PASAL 36
37 PASAL 37
38 PASAL 38
39 PASAL 39
40 PASAL 40
41 PASAL 41
42 PASAL 42
43 PASAL 43
44 PASAL 44
45 PASAL 45
46 PASAL 46
47 PASAL 47
48 PASAL 48
49 PASAL 49
50 PASAL 50
51 PASAL 51
52 PASAL 52
53 PASAL 53
54 PASAL 54
55 PASAL 55
56 PASAL 56
57 PASAL 57
58 PASAL 58
59 PASAL 59
60 PASAL 60
61 RESES
62 PASAL 61
63 PASAL 62
64 PASAL 63
65 PASAL 64
66 PASAL 65
67 PASAL 66
68 PASAL 68
69 PASAL 69
70 PASAL 70
71 PASAL 71
72 PASAL 72
73 PASAL 73
74 PASAL 74
75 PASAL 75
76 PASAL 76
77 PASAL 77
78 PASAL 78
79 PASAL 79
80 PASAL 80
81 PASAL 81
82 PASAL 82
83 PASAL 83
84 PASAL 84
85 YANG TERLEWAT: PASAL 67
86 PASAL 85
87 PASAL 86
88 PASAL 87
89 PASAL 88
90 PASAL 89
91 PASAL 90
92 PASAL 91
93 PASAL 92
94 PASAL 93
95 PASAL 94
96 PASAL 95
97 PASAL 96
98 PASAL 97
99 RESES II
100 PASAL 98
101 PASAL 99
102 PASAL 100
103 PASAL 101
104 PASAL 102
105 PASAL 103
106 PASAL 104
107 PASAL 105
108 PASAL 106
109 PASAL 107
110 PASAL 108
111 PASAL 109
112 PASAL 110
113 PASAL 111
114 PASAL 112
115 PASAL 113
116 RESES III
117 PASAL 114
118 PASAL 115
119 PASAL 116
120 PASAL 117
121 PASAL 118
122 PASAL 119
123 PASAL 120
124 PASAL 121
125 PASAL 122
126 PASAL 123
127 PASAL 124
128 PASAL 125
129 PASAL 126
130 PASAL 127
131 PASAL 128
132 PASAL 129
133 PASAL 130
134 PASAL 131
Episodes

Updated 134 Episodes

1
PASAL 1
2
PASAL 2
3
PASAL 3
4
PASAL 4
5
PASAL 5
6
PASAL 6
7
PASAL 7
8
PASAL 8
9
PASAL 9
10
PASAL 10
11
PASAL 11
12
PASAL 12
13
PASAL 13
14
PASAL 14
15
PASAL 15
16
PASAL 16
17
PASAL 17
18
PASAL 18
19
PASAL 19
20
PASAL 20
21
PASAL 21
22
PASAL 22
23
PASAL 23
24
PASAL 24
25
PASAL 25
26
PASAL 26
27
PASAL 27
28
PASAL 28
29
PASAL 29
30
PASAL 30
31
PASAL 31
32
PASAL 32
33
PASAL 33
34
PASAL 34
35
PASAL 35
36
PASAL 36
37
PASAL 37
38
PASAL 38
39
PASAL 39
40
PASAL 40
41
PASAL 41
42
PASAL 42
43
PASAL 43
44
PASAL 44
45
PASAL 45
46
PASAL 46
47
PASAL 47
48
PASAL 48
49
PASAL 49
50
PASAL 50
51
PASAL 51
52
PASAL 52
53
PASAL 53
54
PASAL 54
55
PASAL 55
56
PASAL 56
57
PASAL 57
58
PASAL 58
59
PASAL 59
60
PASAL 60
61
RESES
62
PASAL 61
63
PASAL 62
64
PASAL 63
65
PASAL 64
66
PASAL 65
67
PASAL 66
68
PASAL 68
69
PASAL 69
70
PASAL 70
71
PASAL 71
72
PASAL 72
73
PASAL 73
74
PASAL 74
75
PASAL 75
76
PASAL 76
77
PASAL 77
78
PASAL 78
79
PASAL 79
80
PASAL 80
81
PASAL 81
82
PASAL 82
83
PASAL 83
84
PASAL 84
85
YANG TERLEWAT: PASAL 67
86
PASAL 85
87
PASAL 86
88
PASAL 87
89
PASAL 88
90
PASAL 89
91
PASAL 90
92
PASAL 91
93
PASAL 92
94
PASAL 93
95
PASAL 94
96
PASAL 95
97
PASAL 96
98
PASAL 97
99
RESES II
100
PASAL 98
101
PASAL 99
102
PASAL 100
103
PASAL 101
104
PASAL 102
105
PASAL 103
106
PASAL 104
107
PASAL 105
108
PASAL 106
109
PASAL 107
110
PASAL 108
111
PASAL 109
112
PASAL 110
113
PASAL 111
114
PASAL 112
115
PASAL 113
116
RESES III
117
PASAL 114
118
PASAL 115
119
PASAL 116
120
PASAL 117
121
PASAL 118
122
PASAL 119
123
PASAL 120
124
PASAL 121
125
PASAL 122
126
PASAL 123
127
PASAL 124
128
PASAL 125
129
PASAL 126
130
PASAL 127
131
PASAL 128
132
PASAL 129
133
PASAL 130
134
PASAL 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!