Setelah beberapa menit dari kepergian Deanna, Lucas tidak bergerak sedikitpun dia hanya menatap jalanan yang kosong tanpa sosok Deanna dengan wajah sendunya.
Pria berparas tampan itu sedikit lebih tenang karena akhirnya ia menemukan wanita yang sangat ia cintai, namun hatinya masih merasa sesak dia terus memikirkan alasan mengapa Deanna meninggalkanya. Dan juga perubahan raut wajah di wajah cantik Deanna saat menanyakan nenek Ratih.
Nenek Ratih adalah asisten rumah tangganya keluarga Mahendra sejak Lucas kecil, karena kedua orang tua Deanna meninggal akhirnya Nenek Ratih membawa Deanna kecil ke tempat ia bekerja.
Dan sejak saat itulah Deanna dan Lucas selalu bersama, karena Lucas lah Deanna melupakan kesedihan atas meninggalnya kedua orang tuanya.
Berkat Lucas lah gadis itu bisa kembali riang, karena Lucas selalu mengejar Deanna yang menolak mengajaknya berbicara.
“Jika kamu sudah tidak mencintaiku lagi, aku akan terus mendekatimu sampai kamu menyukaiku lagi Anna.” Lirihnya dengan wajah sendu masih menatap jalanan yang tadi di lewati Deanna.
Lucas pun memegang kemudi dan langsung menancap gas untuk melajukan kendaraanya.
Pria itu kini menjalankan mobil nya dengan sangat pelan saat tepat di belakang Deanna dengan jarak 3 meter, mata Lucas hanya tertuju pada Deanna. Pria itu memperhatikan tubuh wanitanya, dari bawah hingga atas.
Hanya dengan memperhatikanya dari belakang saja sudah sangat membuat hatinya senang, wanitanya tumbuh dengan sangat baik saat jauh darinya.
“Apa kamu sebahagia itu jauh dariku Anna?” Gumamnya.
Lalu Lucas tiba-tiba tersenyum saat melihat tingkah Deanna yang tiba-tiba berteriak. “Kamu memang tidak pernah berubah Anna, sangat ceroboh.” Gumamnya, Lucas begtu senang karena tidak banyak perubahan sikap dari gadis itu. Dan berharap jika hatinya pun tidak pernah berubah.
“Apa hatimu masih untukku?” Tanyanya namun tidak ada seorang pun yang mendengar pertanyaan Lucas karena pria itu ada di dalam mobil sendirian dan mobil itu berjalan sangat pelan seperti siput.
Sementara Deanna yang sedang berjalan di atas trotoar terus saja mendengus kesal. “Setidaknya dia harus mengantarkan ku lagi ke kampus!” Gertunya dengan keringet di dahinya. “Kalau begini kan aku yang jadi repot, mana panas! Haus! Dasar Lucas sialan!” Pekiknya kesal.
Tiba-tiba ada seorang wanita tua yang lewat dan menyidorkan minuman dingin untuknya.
“Apa ini ibu? Ibu sedang berjualan?” Tanya Deanna pada wanita paruh baya itu karena tiba-tiba wanita itu menyidorkan sebotol minuman yang sangat menggiurkan bagi Deanna.
“Tidak, ini untuk mu. Karena cuaca sangat panas jadi minumlah. Minuman ini baru aku beli dan masih tersegel.” Ucap wanita paruh baya itu dan langsung memberikan minuman itu ketangan Deanna dengan paksa.
“Ma-makasih buk.” Ucap Deanna dengan sedikit berteriak karena wanita itu langsung pergi begitu saja.
“Ah segarnya.” Ucapnya saat sudah meminum minuman itu. Dia pun kembali berjalan dengan pelan karena Deanna tidak bisa berlari atau jalan dengan terburu-buru. Gadis itu sangat menjaga kondisi tubuhnya agar tidak kecapean.
“Apa kamu membutuhkan payung?” Tanya seorang anak SMP saat berpapasan dengan Deanna. Deanna tetntu saja kebingungan, untuk apa payung jika cuaca sedang tidak hujan pikirnya.
“Cuaca sangat panas, kulit putih kakak akan terbakar jika tidak menggunakan payung. Ini untuk kakak saja, aku tidak bisa berlari jika sambil memakai payung.” Ucap anak gadis itu. Setelah memberikanya kepada Deanna dengan paksa anak gadis itu langsung berlari.
Deanna kebingungan sambil sedikit termenung, pasal nya hari ini dirinya sangat beruntung. Selain dia di beri minuman, Deanna juga mendapatkan payung agar dirinya tidak kepanasan lagi.
“Tuhan, apa ini buah dari kesabaranku selama ini?” Tanya Deanna sambil menatap langit. Deanna tersendu, “Nenek apa kamu melihatnya? Aku baru merasakan keberuntungan itu.” Ucapnya saat sebelum nya dia selalu merasa tidak beruntung. Dengan hal sederhana seperti itu saja sudah sangat membuatnya bahagia.
Deanna tersenyum menatap payung dan juga minuman itu, lalu ia berjalan sambil menggunakan payung itu dengan bahagia dan sesekali meminum minuman itu.
Sementara di tempat tidak jauh darinya wanita paruh baya dan anak SMP itu sedang menatap dompet seorang pria tampan yang sedang mengeluarkan uang.
“Anak muda, jika kamu mencintainya. Harusnya kamu sendiri yang melakukanya dan menunjukan jika kamu tertarik padanya.” Ucap wanita paruh baya itu.
Lucas hanya tersenyum dan memberi beberapa lembar merah pada kedua orang itu. “Aku sedang berjuang bu.” Jawab Lucas.
“Kalau begitu semangat lah, jika dia jodohmu dia pasti akan luluh padamu.” Jawabnya lagi sambil menepuk pundak itu lalu kedua orang itu pergi meninggalakan Lucas begitu saja.
“Tentu saja dia akan luluh lagi padaku karena dia jodohku.” Jawab Lucas padahal kedua orang itu sudah pergi cukup jauh.
Dan seharian ini Lucas hanya mengikuti Deanna dari jauh, bahkan dirinya melupakan pekerjaan yang sejujurnya sama pentingnya dengan Deanna.
Hingga malam pun tiba Lucas mengikuti Deanna sampai di depan kediaman gadis itu, rumah kecil di gang sempit tempat tinggal gadis itu.
Tentu saja Lucas sangat tidak tega melihat wanitanya tinggal di pemukiman yang ramai dengan anak-anak ABG yang sering menongkrong di sekitar jalanan gang itu.
Akhirnya Lucas kembali kekediamanya, pria itu langsung di sambut oleh sang ibu. Dimana Laila terlihat sangat marah.
“Malam mam, sedang apa di sini?” Tanya Lucas tanpa dosa, Laila yang tadinya akan marah karena dari siang anaknya tidak mengangkat telponya untuk menanyakan perihal Tiara yang di antarkanya ke kampus. Dia jadi tidak marah karena perubahan kecil dari Lucas yang menbuatnya bahagia, anak satu-satunya itu lebih dulu menyapa ya bahkan mencium pipi kiri dan kanan nya seperti dulu hal yang biasa ia lakukan.
“Lucas?” Tanya Laila untuk memastikan jika di depanya itu benar anaknya.
“Iya mama ada apa?”
“Kamu kenapa nak? Apa kamu sedang bahagia?” Tanya Laila dengan senyum lebar di bibirnya berharap jika tebakanya benar. Jika memang benar itu artinya Lucas sudah melupakan Deanna dan tentu saja dia bahagia karena sudah mengantar Tiara.
“Iya mam, aku sangat bahagia.” Ucap Lucas lalu berjalan melewati ibunya itu.
“Benarkah? Katakan apa yang membuatmu bahagia sayang?” Tanya Laila dia berjalan mengikuti anaknya.
“Nanti saja mam, aku ingin istirahat.” Ucap Lucas memberi batasan pada sang Ibu. Laila pun langsung menghentikan langkahnya karena Lucas kembali berbicara dengan nada dinginya.
“Baiklah, good Night sayang. Mimpi indah.” Teruak Laila pada Lucas yang sudah menaniki anak tangga.
Laila tersenyum karena membayangkan jika Lucas dan Tiara sudah banyak peningkatan dari hubunganya yang selama ini kaku dan dingin karena jarang berkomunikasi.
.
.
To be continued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
lucas sangat bahagia telah menemukan org yg dicintainya,,,, lanjutkan thor....
2023-04-13
3