Cepet sembuh Vio

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Vio tengah terbaring di atas ranjang kamarnya, setelah seharian beristirahat sesuai anjuran dokter. Seketika, ia mendengar suara deringan gawai berbunyi, gegas ia menjawab dengan nada lemah ...

[Dimana]

[Di rumah, kenapa]

[Gue di luar pagar, sama Alvin. Lagi ada tamu, ya]

Kening Vio mengerenyit masam, ia berusaha untuk duduk dari tidurnya, hanya untuk memastikan bahwa Inggit berada di ruang keluarga. Namun, ketika ia membuka pintu kamar, seketika bersitatap dengan Juan yang tengah duduk di kursi ruang makan. "Om gurami, ngapain mereka ada di sini ...?" gumamnya dalam hati.

Seketika Vio langsung, menjawab telepon Meli sahabatnya.

[Jangan masuk, deh! Ada om gurami, nanti ibu marah kalau bawa cowok ke rumah]

Terdengar helaan nafas Meli di seberang sana, sambil mendecih karena perasaan kecewa.

[Om gurami siapa sih? Lo mulai main rahasia sama gue dan Bunga. Ayo dong, cuma ketemu sebentar. Alvin tidak bisa lama, Viona]

[Ck, jangan maksa deh. Ibu Inggit tidak memperbolehkan gue untuk berteman dengan laki-laki. Lagian, lo sudah tahu bagaimana Ibu Inggit strange, malah bawa-bawa Alvin. Kalau lo mau masuk, hayuk atuh, tapi jangan bawa Alvin, bisa kenak semprot gue]

[Iya, iya ...]

Tanpa Vio sadari ternyata sang bunda sudah berada di depan pintu kamar putri kesayangannya, ketika anak gadisnya itu mengakhiri panggilan telepon dengan Meli.

"Siapa Vio?" Inggit bertanya bak detektif conan.

Seketika Vio langsung menggaruk-garuk kepalanya, kemudian tersenyum tipis, menjawab pertanyaan sang bunda, "Anu bu, i-i-itu, ada Meli sama Bunga di luar pagar."

Mutia yang sudah melihat putri kecil itu tampak gugup, langsung bersuara tanpa beranjak dari duduknya, "Suruh masuk atuh, neng. Kenalin sama Aa Juan dan mama juga. Kali aja ketemu di jalan atau di restoran, kan jadi kenal, terus tidak terkesan sombong," titahnya membuat Vio hanya terdiam melirik kearah sang bunda.

"Boleh Bu?"

"Ya sudah, sana!" Sesal Inggit yang tidak menyukai beberapa teman sekolahnya, terutama Meli.

Vio mengantongi gawainya didalam saku celana, kemudian merapikan pakaian juga rambutnya, dan berlari menuju halaman depan menyambut kedatangan kedua sahabat serta cinta monyetnya yang sengaja datang untuk menjenguk.

Sontak penampilan Vio yang hanya mengenakan celana pendek, dengan balutan baju kaos berwarna kuning, membuat Juan hanya geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, orang tuanya justru berniat menjodohkan dengan gadis lugu yang masih senang bermain-main dengan para sahabat tanpa mau memikirkan masa depan, juga rencana mereka setelah lulus sekolah.

Dengan wajah masih tampak sembab, Vio membuka pagar kediamannya, kemudian menyuruh ketiga orang itu untuk keluar dari mobil mereka.

Meli yang suka mencemooh Vio, langsung melirik kearah mobil sport mewah, yang terparkir di teras rumah keluarga itu, "Cie, mobil siapa nih, keren banget mobilnya? Jangan bilang bokap lo makin tajir semenjak ternak ikan gurami!"

Dengan wajah ketus Vio hanya menjawab, "Iya, ini mobil laki gue. Ada tuh di dalam orangnya. Mau kenalan?" jawabnya asal.

Bunga yang mengetahui bagaimana Viona, langsung mendekap tubuh mungil sahabatnya seraya berkata, "Sudah, jangan di dengerin. Dia mah rada-rada miring, sama dengan wali kelas kita, Bu Alma!" tawanya menghibur sang sahabat yang tengah sakit demam tersebut.

Akan demikian, ketika mereka tengah asyik bercengkrama selayaknya anak muda zaman sekarang, tiba-tiba sosok Juan dan Mutia keluar dari kediaman Vio bersama Inggit yang tertawa kecil karena obrolan ringan mereka.

Keempat anak sekolah menengah atas itu seketika terdiam, mereka yang awalnya saling bercanda, tiba-tiba suasana yang awalnya riuh seketika menjadi hening tanpa suara. Secara bersamaan mereka hanya berkata sambil menunduk hormat, "Om, Tante ..."

Dalam benak Meli, ia terkesima melihat wajah tampan pria gagah seperti Juan, bergumam dalam hati, "Buset, Vio benar-benar beruntung dapat pria ini ..."

Sementara dalam benak Alvin, hanya bisa menahan rasa cemburu, karena gadis yang selama ini ia harapkan untuk menjadi kekasih sudah memiliki kandidat sesuai kriteria keluarga Viona.

Mutia hanya tersenyum tipis, begitu juga dengan Inggit, namun sangat berbeda dengan Juan yang langsung menghampiri Vio seraya berkata, "Saya pulang dulu, ya. Kabari kalau sudah masuk sekolah. Nanti biar mama yang bertemu dengan kepala sekolah kamu, untuk pindah ke kelas lain."

Sontak penuturan seperti itu dari Juan, Vio langsung berdiri menoleh kearah Inggit seraya bertanya dengan wajah antusias, "Beneran Bu? Aku boleh pindah dari kelas itu?"

Inggit mengangguk membenarkan, sambil berkata dengan nada menyindir ketiga sahabat putrinya, "Biar kamu juga tidak berteman dengan sahabat kamu ini. Sahabat tapi tidak bisa menolong dalam mengerjakan tugas buat apa! Mendingan tidak usah punya sahabat!"

Bibir Vio mengerucut, karena tidak suka mendengar ucapan sang bunda, "Ibu jangan begitu. Meli sama Bunga, kan sahabat Vio sejak kecil."

"Iya, tapi tidak untuk laki-laki labil ini. Ibu sudah ngomong sama kamu sejak awal, jangan pernah dekat dengan pria manapun. Apalagi sok-sokan punya sahabat laki-laki."

"Ibu!" Vio menoleh kearah ketiga sahabatnya, yang langsung menundukkan wajah, tanpa mau menjawab.

Akan tetapi, dihati Meli dan Alvin sangat mendongkol karena ucapan Inggit. Sangat berbeda dengan Bunga yang menyadari bahwa selama ini dirinya hanya mengikuti alur dari Meli saja, sebagai ketua dalam persahabatan mereka selama ini.

Melihat kedua tamu sang bunda akan berlalu, Vio hanya melambaikan tangan pada Juan dan Mutia, setelah bersalaman juga mencium punggung tangan wanita paruh baya itu penuh rasa hormat.

Kembali Viona menoleh kearah Inggit, meminta waktu agar dirinya bisa mengobrol lagi dengan ketiga sahabatnya.

Inggit yang mengerti dengan permintaan sang putri, hanya bisa menahan amarahnya seraya berkata, "Lima menit Ibu kasih kamu waktu, karena kamu harus makan sore dan minum obat. Biar lusa bisa sekolah!"

Dengan nafas berat, Vio hanya mengangguk patuh, "Iya bu. Sebentar lagi mereka juga mau pulang, kok!"

"Hmm ..." Inggit memilih masuk kedalam rumah, tanpa menutup pintu ruang tamu, agar dapat mendengar obrolan anak-anaknya.

Sementara Meli langsung menghela nafas panjang, menoleh kearah Vio dengan wajah penuh perasaan kesal, "Kenapa sih, nyokap lo selalu tidak senang sama kita-kita. Kayak anaknya saja yang paling bener. Emang salah kita berkunjung ke rumah, lo. Kita sahabatan sudah lama, lho. Masak sudah kelas sebelas masih belum boleh deket-deket sama cowok. Kita ini sahabat, lho. Bukan temenan biasa, tahu deh kalau lo nganggap gue kayak orang asing gitu!"

Vio hanya terdiam, wajahnya memerah karena perasaan sungkan karena merasa sang bunda telah membuat ketiga sahabatnya tidak nyaman. "Maaf deh, Ibu gue lagi enggak enak hati mungkin, karena tugas gue terlalu banyak di kasih Bu Alma. Tadi katanya ayah ke sekolah, tapi tidak tahu mampir jam berapa."

Alvin yang memang sangat menyukai sosok Viona sejak kelas sepuluh, hanya bisa terdiam dan tersenyum tipis sambil menatap iris mata gadis yang tampak sayu itu. "Sudah, kita pulang saja. Nanti Ibu-nya Vio keluar dari dalam bawa golok, gue takut!"

"Ugh, dasar laki-laki jaman keneh. Badan doang gede, tapi penakut. Oya Vio, minggu depan ada acara kontes pemilihan putri gitu. Coba saja lo cari di google, tadi masuk sebentar di handphone gue, tiba-tiba keinget lo, deh," ucap Bunga mengalihkan pembicaraan mereka.

Gegas Vio membuka informasi tentang pemilihan putri sejagat tersebut, agar tidak ketinggalan dalam berita dunia model untuk mengasah kemampuannya. Akan tetapi, ketika ia tengah membaca semua informasi tentang kontes kecantikan itu, seketika pesan singkat masuk melalui whatsApp.

[Cepat sembuh, Vio. Jangan berlama-lama di luar, nanti demamnya malah semakin menjadi. Nanti malam driver restoran mengantarkan makan malam, ya ... Bye Vio]

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

si meli mah teman lucknutt deh

2023-04-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!