MCH 2

"Aku aja sampai menahan napas Rai.." Sela Hery yang dari tadi diam.

"Hehehe, Nak Hery sudah pernah ke sana ya?" Tanya Pak Amir yang juga sudah mengenal Hery karena Hery adalah calon sekretarisnya Raihan nantinya, jadi Papa Raihan juga pernah mengajak Hery masuk ke cabang perusahaan yang ada di Padang itu.

"Sudah pak sekali, sebulan yang lalu.. Tapi pemandangan sepanjang perjalanannya itu lo, sangat memanjakan mataku Pak.. Sampai-sampai aku seperti ingin sering-sering ke sana."

Heri mengalihkan pandangan matanya keluar jendela, mereka memasuki jalan lurus Bypass.

"Masa' sih?" Sela Raihan yang tampak penasaran.

"Benar lo nak Raihan, nak Hery nggak bohong, yang pernah lewat sana pasti ucapannya seperti Hery, karena Bapak kan juga aslinya dari daerah sana."

"Iya ya Pak, beruntung ya yang tinggal di daerah itu bisa nikmati alam setiap hari." Raihan juga mengarahkan matanya melihat jalanan yang mereka lalui. Biasanya Raihan ke Padang langsung menuju ke Pusat Kota dan jalanan Bypass inilah penghubung nantinya untuk keluar dari Kota Padang.

"Iya itulah nak Raihan, yang tinggal di Desa bilang orang Kota beruntung karena bisa menikmati segala fasilitas yang ada di Kota yang sudah seperti surganya dunia, serba ada... Tapi memang orang Kota banyak juga yang memiliki investasi di daerah itu seperti mendirikan sebuah Villa, jadi bila jenuh di Kota mereka bisa beristirahat di Villa nya sambil menikmati keindahan alam yang membuat hati damai."

"Pokoknya kau nanti pasti akan takjub deh Rai, kebun teh yang terhampar luas, pemandangan dari Gunung Api Talang kemudian Danau kembar yang terhampar yang berada di dataran Bukit Barisan bahkan kita bisa melihat indahnya panorama Gunung Kerinci dari pinggir danau. Masyaallah segar betul pokoknya mata memandang."

"Danau kembar?"

"Iya nak Raihan, Danau Kembar merupakan dua buah danau yang terletak saling berdekatan dan memiliki ukuran yang hampir sama. Meskipun akrab disebut sebagai Danau di Atas dan Danau di Bawah, akan tetapi penamaan tersebut justru berbanding terbalik dengan kenyataannya. Danau yang posisinya lebih tinggi justru dinamakan Danau di Bawah, sedangkan danau yang lebih rendah dinamakan Danau di Atas. Dan kita sekarang tujuan nya ke Danau di Atas.

"Dan untuk akses jalan ke Danau di Atas memang lebih mudah dibanding Danau di Bawah yang katanya untuk sampai ke danau saja susahnya minta ampun karena jalannya yang begitu curam. Sedangkan Danau di Atas ini danaunya begitu mudah diakses bahkan mobil pun bisa sampai di pinggir danau, dan tentunya disana sebagai salah satu objek wisata juga."

"Kau lagi ngapain Rai?"

"Searching mbah Google lah.. Tapi kok sinyalnya hilang timbul ya?"

"Yang jelas aja kita udah masuk daerah ketinggian ini lo, siapkan mentalmu?" Ucap Hery yang sudah merasakan jantungnya berdebar.

"Hahaha, kau tampak pucat Her? Aaah kau cemen juga ternyata.."

"Kau jangan sombong dulu.."

"Tenang.. kita percaya kan saja pada Pak Amir... beliau bilang bagi supir yang belum pernah lewat saja kan.."

"Insyaallah nak Raihan.. Semoga perjalanan kita lancar sampai tujuan." Sambung Pak Amir sambil tersenyum.

Pak Amir mengintip raut wajah cemas Hery yang duduk di bangku tengah dari

balik kaca spion dalam mobil, sedangkan Raihan terlihat santai duduk di samping pak Amir.

"Nak Hary kalau cemas, tidur saja."

"Iya pak, sepertinya aku juga merasakan mual, sebaiknya aku tidur." Ucap Hery dengan cepat menutup matanya karena jalan tanjakan ekstrem nan curam Sitinjau Lauik yang cukup terkenal lewat konten nya itu sebentar lagi mereka lewati.

"Hahaha, Her liat tuh.. ada yang ngaturnya itu lah Her, parah lah kau ini Her..." Ejek Raihan pada Hery namun Heri tak menanggapi nya. Sepertinya Hery benar terlelap atau pura-pura memaksakan diri untuk terlelap karena matanya sudah tertutup rapat.

Raihan memperhatikan bagaimana tampak para pemuda yang berdiri di pinggir jalan tampak mengatur jalanan yang dilewati pengendara. Dan seperti biasanya mereka juga sigap membantu bagi yang kesulitan nanjak.

Pak Amir menyetel lagu di mobil itu sambil tersenyum.

"Astaghfirullah, itu ada yang jatuh pak dari motor?"

"Iya nak Raihan, jika lewat agak kepinggir memang seperti itu lebih curam, baiknya seperti kita tadi jalannya agak ketengah, memang agak dibuat melingkar sedikit." Ucap Pak Amir yang mengintip dari balik spion sebelah kiri mobil.

"Iya ya pak, bersyukur juga ada mereka ya pak." Raihan memang melihat para pemuda tadi segera berlari membantu pengendara motor yang jatuh itu.

"Iya nak Raihan, jadi banyak sedikitnya mereka sangat membantu."

"Ooh konten yang aku lihat itu, disini toh pusat nya.. Hebat juga ya mereka bisa sukses juga lo kontennya Pak."

"Alhamdulillah... itu juga mungkin salah satu membuat mereka tambah semangat nak Raihan."

"Hehehe iya ya pak.."

lagu yang diputar Pak Amir pun berganti dengan judul lagu berikutnya yaitu Muhasabah Cinta dari Anisa Rahman.

Raihan seolah menikmati lantunan kata-kata dari lagu yang di lagukan Anisa Rahman itu, hingga akhirnya ia tertidur mengikuti Hery yang benar benar sudah pulas. Raihan seakan terhipnotis agar segera tertidur oleh lagu yang menurut Raihan baru sekali ini ia dengar karena selama ini ia jarang mendengarkan musik. Jika selama perjalanan dengan Papanya, Pak Amir sama sekali tak pernah menyetel musik di dalam mobil itu, karena Pak Raam lebih suka diam, tenang dan damai, bahkan Pak Raam sering meminta Pak Amir untuk menyetel suara orang mengaji saja.

Wahai pemilik nyawaku

Betapa lemah diriku ini

Berat ujian dari-Mu

Kupasrahkan semua pada-Mu

lirik lagu itu seperti menyentil ke dalam relung hati Raihan, ujian yang ia alami hingga ia juga ingin pasrahkan semua pada Tuhannya.

Tuhan baru kusadari

Indah nikmat sehat itu

Tak pandai aku bersyukur

Kini ku harapkan cinta-Mu

Lantunan lirik lagu Muhasabah Cinta dari Anisa Rahman mengalun indah sehingga pikiran Raihan kembali mengingat Rabb-nya, matanya ia pejamkan, ia ingin merasakan cinta Rabb-nya hadir untuknya.

Kata-kata Cinta terucap indah

Mengalir berdzikir di kidung doaku

Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku

Butir butir cinta air mataku

Teringat semua yang Kau beri untuk ku

Ampuni khilaf dan salah selama ini

Ya ilahi, Muhasabah cintaku

Tak terasa air mata mengalir dari pelupuk mata Raihan yang terpejam. Dan lagu itu masih terus melantun indah membuat hatinya semakin ingin mendekat pada Rabb-nya.

Tuhan, kuatkan aku

Lindungi ku dari putus asa

Jika ku harus mati

Pertemukan aku dengan-Mu

Kata-kata Cinta terucap indah

Mengalir berdzikir di kidung doaku

Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku

Butir butir cinta air mataku

Teringat semua yang Kau beri untukku

Ampuni khilaf dan salah selama ini

Ya ilahi, Muhasabah cintaku

Lantunan lagu itu seolah tersimpan di memori Raihan walau ia mulai terlelap namun sayup-sayup ia masih mendengar lagu itu sampai selesai hingga akhirnya benar benar pulas seperti Hery.

Cukup lama ia tertidur hingga akhirnya suara pak Amir membangunkannya.

"Nak Raihan katanya mau melihat pemandangan, tapi kok malah tidur.."

"Eh iya pak, udah sampai mana ya..?" Ucap Raihan yang segera terbangun mendengar ucapan Pak Amir memanggil namanya. Ia mengucek matanya beberapa kali kemudian meregangkan badannya. Ia melirik ke arah belakang, Hery yang masih saja tertidur pulas. Agaknya Hery trauma melewati jalan itu.

"Kayu Jao nak Raihan, nggak lama lagi kita akan memasuki jalan pinggiran danau dan tak jauh dari situ nanti ada penginapan untuk nak Raihan tempati."

"Ini yang namanya kebun Teh itu ya pak..?"

"Iya nak Raihan.."

"Benar kata Hery, sungguh indah ciptaan-Nya.. Masyaallah.." Kata-kata pujian itu meluncur begitu saja dari mulut Raihan ketika melihat ke arah luar jendela. Mata yang disuguhi dengan hamparan hijau dari kebun teh seolah-olah seperti sebuah taman yang ditumbuhi rumput yang rata.

Pikiran Raihan seolah melayang, ia pun berandai-andai, seandainya Allah takdirkan ia bertemu jodohnya nanti di sana pastinya ia akan bahagia, ia akan sering main disini bersama istri dan anak-anaknya nanti.

"Nah ini nak Raihan, ini Danau di Atas nya atau Danau di Ateh bahasa Minang nya dan untuk Danau di Bawahnya nanti itu sebentar lagi pas simpang belok kiri." Ucap Pak Amir memberikan penjelasan pada Raihan yang ternyata asyik melamun.

"Eh iya pak.." Mata Raihan langsung dimanjakan dengan pemandangan danau yang tampak begitu jelas saat ini karena cuaca siang itu begitu cerah.

TBC...

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

rugi lah pak, kalau tidur di situnjau lauik
🤭

2023-10-09

1

auliasiamatir

auliasiamatir

si tinjau lauik....

2023-10-09

1

auliasiamatir

auliasiamatir

alahan panjang... wahhh kampung halaman ku

2023-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!