EPISODE 5
“Masa Depan*
Panglima Albert yang tak tahu harus berbuat apalagi, ia benar-benar bingung dengan dirinya sendiri, dengan kondisi sekitar dan lain sebagainya. Dan satu-satunya yang terpikir olehnya adalah menanyakan kepada wanita tadi, sehingga iapun menunggu wanita itu di depan pagar rumah si wanita.
“Apa-apaan pria itu, mengapa dia masih berada di depan rumahku?” Bisik sang wanita dalam hati ketika mendapati panglima Albert belum juga pergi.
“Oyy apa yang kau lakukan disini! Bukan-kah aku sudah menyuruhmu pergi?” Lontar si wanita menegur panglima.
“Tolong aku, aku butuh bantuanmu!” Ucap panglima dan tentunya dengan tingkah panglima yang tiba-tiba- meminta bantuan kepadanya itupun membuat si wanita semakin curiga kepada panglima.
“Apa maksudmu..?” Lontar si wanita.
“Apa jangan-jangan dia ingin merampok rumahku?” Lanjutnya berbisik dalam hati dan sontak iapun semakin cemas akan hal itu.
“Pergi kau dari sini!! Pergi!!” Lontarnya dengan nada keras mengusir panglima.
“Nona! aku bukan orang jahat nona.., aku hanya mau meminta tolong kepadamu bisakah kau membantuku?” Ujarnya terus meminta kepada si wanita agar mau membantunya.
Panglima Albert terus memohon agar si wanita mau menolongnya, dan terus memperlihatkan wajah kasian kepada si wanita. Sehinga dengan begitu secara perlahan si wanitapun mulai tidak tega kepadanya dan berkatalah si wanita:
“Kau ingin aku berbuat apa untukmu?” Tanya si wanita.
“A.., aku. Aku mohon, antarkan aku kembali ke kerajaan ku!” Ucap panglima, dan tentunya si wanita bingung ketika panglima berkata seperti itu.
“Hah.., kerajaan? Kerajaan apa maksudmu?” Tanya si wanita lagi dengan wajah penasaran.
“Kerajaan boam.” Jawab panglima dengan jelas.
“Apa! Hey.., kau sudah gila ya?” Kaget si wanita ketika mendengar panglima mengatakan kerajaan Boam barusan. “Sudahlah.., lebih baik kau pergi dari sini!!” Lanjutnya mengusir panglima.
Wanita itu tentunya menganggap jika panglima Albert itu hanya mengada-ngada saja, dikarenakan kerajaan boam itu merupakan salah satu sejarah yang tak terlupakan di abad ke-19, sedangkan sekarang ini sudah tahun 2023, yang tentunya hal itu tidak dapat dipercaya oleh si wanita.
“Aku mohon nona tolong aku!” Ujar panglima terus meminta tolong. “Kau ini betul-betul sudah gila ya!! Kau pikir sekarang ini tahun berapa hah!!” Tegas si wanita dan berniat ingin masuk ke dalam rumahnya dan membiarkan panglima disitu sendiri.
“1802. Sekarang tahun 1802” Jawab panglima dengan spontan, sehingga membuat si wanita menertawainya.
“Hahaha, Aduh-aduh” Ujar si wanita sembari meletakkan tangannya ke pundak panglima Albert dan berkata:
“Sepertinya kau lagi sakit” Ucapnya dan menertawai panglima.
“Apa yang kau lakukan.., lancang sekali kau menaruh tanganmu dipundak ku!” Lontar panglima Albert menjaga wibawanya.
“Memangnya kenapa hah! Apa jangan-jangan kau juga seorang raja, atau seorang panglima?” Jawab si wanita dengan mengejek.
“Kalau iya kenapa..? Aku memang panglima” Lontarnya memgatakan tentang dirinya yang sebenarnya kepada si wanita.
“Aku panglima Albert, atau orang-orang menjuluki ku dengan sebutan, singa pertempuran!” Lanjutnya seolah sedang menyombongkan diri kepada si wanita.
“Ampun panglima.., maafkan diriku yang telah lancang ini” Lontar si wanita lalu melanjutkan perkataannya:
“Aku tidak tahu panglima.., maafkan aku. Kini aku sadar jika kau memang adalah seorang panglima gila!” Ujarnya terus mengejek panglima Albert, karena apa yang dikatakan oleh panglima Albert itu hanya omong kosong saja, dan si wanita pun lagi dan lagi ingin masuk ke rumahnya dan membiarkan panglima sendiri disitu.
“Tu.., tunggu.” Ujar panglima menahan wanita itu.
“Apa lagi!! Lepaskan tanganku” Ujar si wanita yang marah karena panglima menahannya untuk masuk.
“Tunggu.., kalau begitu aku akan memberimu imbalan jika kau mau membantuku” Ujar panglima menawarkan imbalan kepada si wanita dan seketika panglima pun mengambil sekantong uang dalam bajunya dan kemudian memberikannya kepada si wanita.
“Heh.., kau pikir aku anak kecil dikasi uang koin seperti ini” Ucap si wanita sembari mengambil satu koin dalam kantong itu untuk memastikan, namun alangkah terkejutnya dia ketika melihat koin tersebut sangatlah kuno.
“Apa! Darimana kau dapatkan ini?” Ujarnya terkejut dan lalu menanyakan mengenai koin tersebut.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Inikan uang sepeti biasa kita gunakan untuk membeli atau membayar sesuatu” Ucap panglima menjelaskan.
“Iya aku tahu! Tapi duit ini sudah kuno sekali!” Lontar si wanita lagi seperti sedang mengintrogasi panglima Albert. “Apa kau tidak ingin menerima imbalan seperti ini?” Ucap si panglima lalu iapun mengeluarkan sebatang emas dari kantongnya dan memberikan kepada si wanita.
“Bagaiamana dengan ini?” Lontarnya sembari yang sudah menggenggam emas tersebut. Tentunya wanita itu kaget ketika panglima memperlihatkan emas itu kepadanya, dan dengan sigap si wanita pun mengambil emas itu, tapi pada saat tangannya sudah mau mengambil. Tiba-tiba panglima Albert menarik kembali emas itu dan berkata:
“Apa kau menginginkan ini?” Tanya panglima dan wanita itu membalas dengan menganggukkan kepalanya menandakan jika dia menginginkan emas tersebut. Tentunya dengan sebatang emas asli didepan mata sudah tidak bisa mengungkiri jika si wanita begitu terngiur dengan emas itu.
“Kalau begitu.., bawa aku masuk ke dalam rumahmu” Ujar panglima dengan tawarannya.
“Ya sudah kalau begitu.., tapi ingat. Kau tidak boleh berbuat sesukamu di dalam rumahku” Jawab si wanita menegaskan kepada panglima Albert, dan setibanya di dalam rumah wanita itu. Panglima Albert pun memperhatikan sekeliling dan seketika bertanya ketika melihat kalender yang tergantung di dinding.
“Apa itu yang tergantung di dindingmu?” Tanyanya yang masih belum tahu pasti bentuk kalender tersebut.
“Itu kalender.., jangan pura-pura tidak tahu kamu!” Jawab si wanita yang masih belum mempercayai jika panglima Albert dari masa lalu.
“Hah kalender” Ujar panglima dan dengan cepat menghampiri kalender tersebut untuk memastikan.
“Apa ini 2023?” Ucapnya bertanya.
“Hem.., itu tahun. Sekarang tahun 2023!” Jawab si wanita dengan nada suara terpaksa.
“Apa! 2023. Tidak! Tidak! Tidak!!” Lontarnya dengan nada tidak bisa menerima dan berteriak keluar rumah untuk memastikan. Tentunya panglima Albert tidak bisa memungkiri dengan hal itu, karena dengan apa yang ia lihat dan ia saksikan itu sangat berbeda dengan apa yang ada di kerajaannya.
“Apa dia memang gila?” Ujar si wanita berbisik sendiri ketika melihat panglima berlari menuju pintu keluar sambil berteriak.
“Hey.., apa yang kau lakukan?” Tanya si wanita menghampiri panglima Albert, namun panglima tidaklah menghiraukan ucapan si wanita itu. Melainkan dia seperti orang yang begitu kebingungan.
“hey.., hey, sadarlah!” Tegur si wanita ketika melihat panglima seperti orang yang gila.
“Apa semua ini! Ada apa ini, apa yang sudah terjadi!!” Ucap panglima dan perlahan menangis karena tidak bisa menerima dengan apa yang sudah terjadi kepadanya.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments