EPISODE 3
“Kemarahan Panglima Albert!”
Pada ke-esokan harinya, panglima Albert yang hendak melanjutkan perjalanannya itupun berpamitan kepada orang itu beserta anaknya yaitu, Serah.
“Terima Kasih banya tuan telah membolehkan saya beristirahat dirumah tuan ini” Ucap panglima Albert.
“Sama-sama anak mudah… kapan-kapan jika kau kembali ke desa ini lagi, jangan sungkan-sungkan untuk mampir. Pintu rumah selalu terbuka untukmu” Jawab orang itu tampak tulus.
“Baiklah… kalau begitu saya permisi dulu” Ujar panglima Albert lalu pergi menunggalkan orang itu dan anaknya Serah.
“Pemudah itu tampan ya pak.” Ujar Serah memuji panglima Albert ketika sudah pergi.
“Hahah, apa kau menyukai dia nak?” Tanya bapak Serah dan membuat pipi Serah pun tampak sedikit memerah.
Panglima Albert yang sedang melanjutkan perjalanan itupun singgah disebuah tempat makan yang berada tidak jauh dari desa sebelumnya yang ia sempat singgahi. Namun, disaat dirinya sedang menikmati makanan-nya, tiba-tiba keributan pun terjadi yang disebabkan oleh beberapa orang yang baru saja datang dengan membawa senjata tajam sehingga mengacaukan ketenangan ditempat di tempat makan tersebut.
“Pergi kalian” Ujar orang yang orang-orang yang baru datang itu menyuruh orang-orang disitu untuk pergi dari meja makan mereka.
“Bawakan aku makanan sekarang juga!” Teriak orang-orang jahat tersebut.
“Kakak tertua… apa kau melihat orang itu? Dia sepertinya tidak takut dengan kita sama-sekali” Lontar salah seorang penjahat tersebut memberitahukan kepada seseorang yang sepertinya itu adalah pemimpin gerombolan mereka.
Terlihat pemimpin mereka itupun sedang mengupas kulit pisang dengan maksud untuk melempari panglima Albert menggunakan kulit pisangnya itu. Namun sayangnya niat jahatnya itu tidak berhasil mengenai panglima, karena saat itu panglima Albert menyadari akan maksud jahat orang tersebut, sehingga panglima Albert pun mengambil sebiji kacang tanah, kemudian dia melastekkan kacang tanah itu dan mengarah laju ke wajah orang jahat tersebut dan tepat mengenai nya:
“Aghhh” Teriaknya ketika panglima Albert berhasil mengenainya.
“Kurang ajar!!” Ucapnya terlihat marah sembari memukul meja makan didepannya dengan keras.
“Hey… berani-beraninya kau melakukan itu kepadaku!” Ujarnya sembari memerintahkan anak buahnya menyerang panglima Albert. Namun, panglima Albert terlihat masih saja santai sambil menikmati buah-buahan yang ada di meja nya.
“Hiyyaaa…. Bluduk, bak bukk bokk” Serangan demi serangan diberikan, namun tak satupun serangan itu mengenai panglima Albet, yang ada hanya orang-orang itu yang babak belur dihajar oleh panglima Albert.
“KURANG AJAR! Hiyyaaaa…” Ujar pemimpin gerombolan itu ketika melihat anak buahnya sudah habis dibantai oleh panglima Albert, sehingga iapun harus menghadapi panglima Albert seorang diri.
“Ting…. Tang Ting Tang.” Benturan pedang panglima Albert dengan pemimpin gerombolan itupun terus terjadi. Beberapa serangan yang diberikan oleh penjahat itu berhasil dengan mudah di tepis oleh panglima Albert. Dan pada saat penjahat itu mulai lengah, panglima Albert pun melepaskan sebuah pukulan keras kepadanya. Sehingga membuat orang itu pun terlempar dan jatuh terbaring dan tak berdaya lagi.
“Aghhh… Behuekk” Rintihnya sembari memuntahkan darah dari mulutnya akibat pukulan keras yang diberikan oleh panglima Albert barusan.
“Kakak tertua…” Teriak anak buahnya ketika melihat pemimpin mereka sudah terbaring dan tak berdaya lagi, sehingga dengan cepat mereka pun membawa pergi pemimpin mereka dari tempat itu.
“Ini duit untuk ganti rugi semua kerusakan yang terjadi disini” Ujar panglima Albert memberikan satu kantong duit kepada pemilik tempat itu.
“Terima kasih tuan” Ucap pemilik tempat itu dan setelahnya panglima Albert pun melanjutkan perjalanan nya untuk menuju ke kota baum.
“Tolong… tolong!” Seorang wanita sedang berlari sambil meminta tolong karena sedang dikejar-kejar oleh seorang pria yang ingin bermaksud jahat kepadanya.
“Tolong!” Ia terus teriak, berharap ada seseorang yang mau menolonginya. Hingga saat ia terus berlari, tiba-tiba kakinya tersundul oleh batang kayu sehingga membuatnya pun terjatuh.
“Ahhh tidak tidak… aku mohon lepaskan aku” Rintihnya memohon kepada pria yang mengejarnya karena pada saat ia terjatuh, pria tersebut pun berhasil menangkapnya.
“Tolong… tolong!” Suara perempuan itu terdengar jelas ditelinga panglima Albert yang kebetulan melewati tempat tersebut. Sontak iapun menghentikan kudanya untuk memastikan teriakan itu.
“TOLONGG” Teriakan itu masih terus terdengar di telinga panglima Albert, sehingga karena penasaran panglima Albert pun mendekati sumber suara tersebut.
“Tolong… tolong! Lepaskan aku” Ucap orang itu yang terus teriak dan memohon agar pria jahat itu mau melepaskannya.
“Kurang ajar kau...’mpkkkk’.” Pria itu terlihat marah dan menampari perempuan itu.
“Aghh… ampun tuan, tolong ampuni aku” Rintih perempuan itu yang tak bisa berbuat apa-apa lagi ketika sudah tertangkap oleh pria yang mengejarnya.
“Kau pikir kau bisa kabur dari sini? Hah!!” Ujar pria itu terlihat begitu marah, dan pria tersebut pun menyeret permpuan itu lagi dengan paksa.
“Lepaskan wanita itu!” Ujar panglima Albert yang tiba-tiba berada di depan menghadang si pria jahat.
“Ck… kau pikir kau siapa berani-beraninya menghadang ku” Ujar pria jahat itu dan tanpa berlama-lama lagi, panglima Albert pun berlari ke arah orang itu lalu menusukkan pedangnya tepat pada perut orang tersebut, sehingga tanpa ada perlawanan sama sekali orang itu pun jatuh dan tewas di tempat.
“Aghhhh” Teriak perempuan itu ketika melihat panglima Albert membunuh si pria jahat tepat di depan matanya.
“Ampun tuan, aku mohon jangan sakiti aku” Ucap perempuan tersebut yang begitu ketakutan.
“Kau tidak perlu takut denganku, aku disini untuk membantumu” Lontar panglima Albert menenangkan perempuan tersebut. Tentunya ketika mengetahui jika panglima Albert itu berniat baik kepadanya, iapun menangis histeris meminta pertolongan panglima Albert.
“Tuan… tolong aku tuan tolong!!” Ucapnya sambil menangis.
“Tenangkan dirimu nona, kau sudah aman sekarang” Ujar panglima Albert, namun perempuan itu terus saja menangis histeris dan terlihat seperti sangat ketakutan.
“Tidak tuan… orang-orang itu masih ada tuan, tolong saya tuan… tolong selamatkan saya” Ujarnya, tentunya ketika mendengar pernyataan wanita tersebut pun membuat panglima Albert penasaran dan bertanya:
“Apa maksudmu nona?” Tanya panglima Albert, dan Perempuan tersebut pun mulai menceritakan semua kepada panglima Albert tentang ketakutannya itu.
“Mereka menawan kami.., kami dijadikan seperti boneka yang bebas mereka pergunaakan kapan saja. Jika kami sudah tidak dibutukan.., kami dicampakkan dan dibunuh sesuka mereka!” Ujar perempuan itu menceritakan kepada panglima Albert.
“Jadi maksudmu.? Bukan hanya kamu yang diperlakukan seperti ini?” Tanya panglima Albert yang semakin penasaran.
“Iya tuan” Jawab wanita itu dan membuat kemarahan panglim Albert pun membludak ketika mendengar perkataan perempuan Tersebut.
“BINATANG!!” Lontarnya dengan penuh kemarahan.
“Beritahu aku dimana orang-orang itu menawan kalian?” Lanjut Panglima ingin memastikan langsung ditempat para penjahat itu.
“Tapi tuan.., mereka bukan 2-3 orang saja disana.” Ucap perempuan itu yang masih begitu cemas.
“Jadi maksudmu.? Komplotan mereka ada banyak disana.?” Tanya panglima dengan serius.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments