CHAPTER 5

Suara alarm tepat pukul delapan pagi membangunkan Sahara dari tidurnya. Sahara berjalan keluar dan melihat Bar tampak sangat sepi, tak ada seorang pun di dalam sana.

"Wah tempat ini lumayan keren jika sepi, semua barang-barang disini tampak mewah. Apa karena sekarang masih pagi jadi Bar masih belum buka?"

Sahara berjalan kesana kemari dengan kaki yang terluka akibat semalam terjatuh karena Leon. Sahara tanpa sadar berjalan sembari memakai jaket milik Leon.

Sahara melihat-lihat banyak botol minuman dari berbagai macam merk.

"Aku sangat lapar, apa yang harus aku makan sekarang. Disini benar-benar tak ada makanan."

Karena Sahara merasa lelah dan lapar berada di dalam Bar itu, akhirnya Sahara mencoba keluar untuk mencari makanan, tapi sayang Bar itu masih terkunci dan Sarah terjebak di dalamnya.

"Astaga jadi aku harus menunggu sampai malam tiba... Argh!"

Sahara pun duduk di salah satu kursi Bar dan tidur kembali.

Setelah hari berlalu, akhirnya tepat pukul enam sore, beberapa pekerja membuka Bar. Dan itu membuat Sahara terbangun.

"Astaga apa semalem lo tidur disini?" tanya seorang pria pekerja Bar yang semalam mengantar Sahara kepada atasannya.

"Y-ya, semalaman aku disini, Oh iya apa sekarang aku mulai bekerja?" tanya Sahara kegirangan.

"Iyalah! Sekarang lo ikut gue bantu beresin semua meja dan kursi disini!"

"O-oke, oh iya ngomong-ngomong nama kamu siapa?" tanya Sahara pada pria itu.

"Beneran lo mau tau nama gue? Tapi lo jangan kaget, janji?"

"Ya, Janji. Apa nama kamu petasan? Atau Bom?"

"Sialan lo malah ngelawak, ga lucu pula. Nama gue Bella!"

"Hah! Bella? T-tapi kamu kan..."

"Nah loh, kagetkan kan lo. Terus nama lo siapa?"

"Sahara!"

"Oke Sahara sekarang lo bantu gue, buruan beresin semua tempat disni. Tapi lo harus ganti baju dulu sana. Ada baju khusus pekerja di ruang samping toilet."

Sahara akhirnya bekerja di Bar itu untuk hari pertama, Sahara menggunakan seragam pelayan Bar.

Ketika waktu sudah menunjukan tepat pukul delapan malam. Sahara masih membersihkan beberapa meja di Bar sana. Namun tiba-tiba Sahara melihat beberapa wanita dengan pakaian terbuka memasuki sebuah ruangan. Dan salah satu di antara mereka memanggil nama Sahara.

"Kamu! Kamu Sahara kan pekerja baru? Kenapa kamu malah menggunakan seragam pelayan. Cepat kemari ganti Pakaian!" Sahut salah seorang wanita dari dalam ruangan itu. Ruangan itu tampak seperti ruang ganti khusus para wanita.

Sahara menurut saja dan menghampiri mereka. Ketika Sahara masuk beberapa dari mereka ada yang menyambut senang Sahara, tetapi ada juga yang membencinya.

"Ya, ada apa? Apa aku menggunakan seragam pelayan yang salah?" tanya Sahara bingung pada salah satu wanita yang memanggilnya tadi.

"Engga kamu ga salah, hanya saja tugasmu bukan menjadi pelayan disini. Semalam atasan kita bilang kamu akan gabung bersama kami. Dan ini kamu harus mengenakan pakaian ini, jangan pakaian pelayan, tugas kamu bukan untuk mengantar minuman dan membersihkan Bar tapi menemani pria."

Sahara mengambil baju yang cukup terbuka dari wanita itu dengan sedikit terkejut karena dia akan bekerja sebagai wanita yang menemani pria di bar, bukan pelayan pengantar minuman.

"Wanita inikan yang semalam menyatakan perasaanya sama Leon." ucap salah satu wanita bertubuh seksi dan berisi. Yang duduk tepat di depan Sahara.

"Ah masa?"

"Iya, Dia disuruh membuka bajunya sama Hiro lalu Hiro akan membayarnya, Hiro juga menyebutnya wanita kupu-kupu malam tapi dia malah marah. Dan sekarang dia malah jadi pekerja di Bar ini, haruskah kita panggil dia si kupu-kupu malam hahaha!"

Semua wanita yang ada disana menertawakan Sahara, Namun Sahara tetap diam dan hanya memberikan tatapan kemarahan pada mereka. Sahara terpaksa diam, karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

"Sutt! Kalian semua jangan saling merendahkan seperti itu! Apa kalian lupa, saat pertama kalian masuk kemari juga hanya demi sepeser uangkan, sebenarnya hati kalian tak ingin bekerja seperti ini. Jadi jangan saling merendahkan. Lagi pula pekerjaan kita semua disini sama!" Sentak Wanita yang sedari tadi baik terhadap Sahara.

"Oh iya Sahara, namaku Cecil, aku adalah tangan kanan atasan kita. Jadi apapun yang ingin kamu tanyakan datang saja padaku. Sekarang kamu ganti pakaian."

"Baik Cecil, tapi Cecil bagaimana cara kerjanya?"

"Kamu ga perlu bingung, di Bar kita sudah memiliki sistem. Kamu akan bekerja menemani mereka di ruang VIP nomer 69, bukan hanya kamu tapi ada beberapa dari mereka akan masuk ke ruang VIP yang sama denganmu."

"Baiklah terima kasih, aku akan berganti pakaian."

"Oh iya satu lagi Sahara, Ingat kamu hanya menemani mereka duduk bersama orang yang ingin di temani. Tidak lebih ingat itu, jika mereka mencoba melakukan hal aneh, kamu harus segera melaporkannya padaku."

"Baiklah."

Sahara pergi berganti pakaian, pakaian yang di berikan Cecil berwarna merah maroon, bahkan pakaian tanpa lengan itu lebih ketat dari pada yang dikenakan Sahara sebelumnya.

Setelah berganti pakaian, Sahara mulai memasuki area utama Bar. Dan terlihat orang-orang berdatangan, dengan usia rata-rata mereka dari usia 20 hingga 30 tahun.

Sahara pun langsung mencari ruang VIP nomer 69. Ketika Sahara masuk Sahara terkejut karena yang berada di ruang VIP nomer 69 itu adalah Leon. Karena Sahara terkejut Sahara keluar kembali dari ruangan itu dan melihat ruangan itu adalah ruangan yang sering digunakan oleh Leon dan teman-temannya.

"Astaga! Ini ruangan yang sering aku datangi sejak pertama, kenapa Cecil menempatkanku disini?" Ucap Sahara penuh dengan ketidak percayaan dengan apa yang di lihatnya.

"Saat Sahara akan pergi Sahara malah terdorong oleh seseorang dan akhirnya Sahara terjatuh dan masuk ke ruang VIP nomer 69 yang disana ada Leon dan teman-temannya.

"Oh! Dia lagi, tunggu gue rasa dia emang suka sama lo Leon, dia terus mengganggu kita!" Ucap Hiro.

"Emang kamu ga tau? Kalo dia bekerja disini?" tanya Wanita yang sedang menemani Hiro. Wanita yang tak lain yang sudah merendahkan Sahara. Wanita itu bernama Nori.

"Benarkah? Jadi dia bekerja disini dan menjadi wanita yang menemani kami di ruang 69 ini?"

"Ya, aku tidak berbohong! Sahara cepat masuk dan temani Leon!" Ucap Nori.

Leon masih terdiam menatap Sahara, begitupula Sahara yang terdiam tak percaya dengan apa yang terjadi.

Sahara akhirnya mendekati Leon yang tengah duduk seorang diri di kursi paling sudut. Sahara berjalan dengan penuh kegugupan. Sahara duduk tepat di samping Leon.

Ketika Sahara terus diam di samping Leon tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya. Leon tiba-tiba memegang telinga Sahara perlahan. Sedangkan Sahara spontan menutup matanya.

Tiba-tiba wajah Leon begitu dekat dengan telinga Sahara hingga nafas Leon terasa di leher Sahara.

"Bukan kaya gini cara kerja wanita yang menemani pria di Bar... Jika aku bos Bar ini aku akan memecatmu karena pekerjaanmu sangat buruk..." Bisik Leon di telinga Sahara.

"Kamu harus menyentuhku, memelukku, merangkulku bahkan menuangakan minuman untukku. Bukan diam seperti patung."

Setelah berbisik seperti itu. Leon kembali duduk seperti semula.

...Aku bakalan update setiap hari. Please support me dengan cara bantu like, komen dan share Novel VIP 69 ini. Dan jangan lupa kasih gift hehe gomawo ♥...

...Follow me on Instagram @lyricbighit...

...copyright©️Triahanda...

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

bagus cerita novelmu thor,,tp kenapa pembaca malas komentar ya

2023-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!