Pulang ke Apartemen, Yara masih mencoba untuk biasa saja. Karena dia fikir mungkin Fadil tidak menyapanya atau mememuinya karena dia sedang bersama bosnya. Tapi mungkinkah seperti itu atau memang Yara yang terlalu bodoh?
Yara selesai mandi dan duduk di atas sofa, termenung dengan fikirannya yang melayang. Memikirkan bagaimana kedepannya setelah ini. Katakanlah jika dia memang wanita yang terlalu bergantung pada Fadil. Hidup dua tahun selalu bersama-sama dalam hal apapun. Dari awal mencari pekerjaan sampai sekarang Fadil sudah bisa menjadi sosok pria yang sukses. Dan jujur, Yara sangat takut kehilangan Fadil. Dia tidak yakin jika hidupnya akan baik-baik saja tanpa pria itu
"Semuanya terlalu berat untuk aku, Ya Tuhan"
Yara berdiri dan menatap pantulan dirinya di cermin. Tubuh pas-pasa'san dengan berat badan yang jauh dari kata ideal. Wajah yang juga tidak cantik. Pantas saja Fadil sampai selingkuh darinya. Dia memang jauh dari wanita yang menarik.
Mungkin memang aku yang tidak pandai merawat diri sampai Fadil berselingkuh dan mengkhianati cinta kita yang sudah berjalan dua tahun ini.
Yara meraih ponselnya dan mencari cara diet alami dan dengan obat.Dia harus merubah dirinya untuk bisa menjadi pantas bersanding dengan Fadil.
"Oke, sepertinya aku harus berubah, aku harus cantik"
Di mulai dengan hari ini, dia mengurangi porsi makannya dan hanya makan buah dan sayur, mengonsumsi karbohidrat seperlunya saja. Berolahraga setiap pulang bekerja, dia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke gym. Yara benar-benar ingin sekali berubah dan menunjukan pada Fadil kalau dia juga cantik.
Setelah seminggu lebih dia melakukan itu, Yara sudah bisa menurunkan berat badannya walaupun hanya sedikit saja. Tapi itu sudah menjadi perubahan yang bagus. Yara keluar dari tempat gym hari ini, langkahnya memelan saat seorang wanita cantik yang menunggunya. Yara jelas mengingat siapa wanita itu. Dia adalah wanita yang berhasil membuat Fadil berpaling darinya.
"Bisa bicara sebentar? Ada hal penting yang akan aku bicarakan sama kamu"
Yara mengangguk, dia juga penasaran apa yang akan dibicarakan oleh wanita itu. Kini mereka telah berada di sebuah Resturant yang berada di sebrang tempat gym.
"Apa kau mau pesan minum dulu?"
Yara menggeleng, dia tidak mau terlalu lama dan bertele-tele dengan wanita yang sudah menghancurkan hubungannya dengan Fadil.LIhatlah Ajeng, dia memiliki wajah cantik dan tubuh yang ideal. Melihat itu, Yara mulai sadar diri siapa dirinya dibanding wanita di depannya ini.
Ajeng mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Menaruh benda itu di atas meja, dan mendorongnya ke arah Yara dengan pelan. "Aku dan Fadil akan menikah minggu ini"
Deg..
Tubuh Yara mematung seketika, dia tidak pernah menyagka jika akan mendapat kabar ini. Dengan tangan yang bergetar, Yara mengambil kartu undangan itu dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Nyatanya yang berhasil menikah dengan Fadil adalah dia, wanita yang cantik dan sukses yang baru Fadil kenal beberara minggu saja. Sementara dirinya yang menemani pria itu selama dua tahun tidak berarti apa-apa lagi.
"Aku mohon kamu bisa mengerti, karena memang aku adalah pilihan terakhir Fadil. Aku yang terpilih untuk menjadi istrinya. Jadi tolong kamu untuk meninggalkan Fadil. Karena sudah tidak ada kesempatan lagi untuk kamu"
######
Yara kembali ke Apartemen, dia tidak bisa berkata apapun lagi depan Ajeng. Jadi dia memilih pulang dengan suasana hati yang benar-benar kacau saat ini. Yara duduk di sofa dan menunggu Fadil pulang.Dia harus menjelaskan semuanya.
Yara menatap obat pelangsing yang dia konsumsi selama satu minggu ini di atas meja. Merasa jika semua perjuangannya selama ini begitu sia-sia. Yara mengambil botol obat itu, melemparnya ke atas lantai hingga isinya berserak di atas lantai.
"Kenapa harus seperti ini? Kenapa aku harus mengalami semua ini, Ya Tuhan. Aku sudah berjuang sampai sejauh ini dan aku tetap tidak mendapatkan apapun. Nyatanya Fadil tetap memilih wanita lain yang lebih segalanya dari aku"
Yara menangis sejadi-jadinya dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Dia tidak bisa membiarkan semua ini terjadi, tapi apa boleh buat jika semua ini sudah menjadi keputusan Fadil.
Fadil yang baru pulang bekerja, terkejut saat melihat Yara yang menangis di atas sofa. Fadil menghampirinya, dia melihat beberapa butir obat yang berserak diatas lantai. Fadil mengambil botol obat itu dan membaca obat apa ini.
Yara mendongak saat dia menyadari kehadiran seseorang di dekatnya. Dia tersenyum tipis melihat Fadil yang sedang memegang botol obat pelangsing miliknya itu. "Karena ini 'kan kamu mengkhianati aku? Karena aku yang gendut dan tidak menarik. Ya, karena itu aku melakukan ini. Tapi ternyata semua yang aku lakukan tetap sia-sia, karena kamu sudah mau menikah dengan wanita itu"
Fadil menatap Yara yang terlihat kacau dan begitu terluka. Rasanya Fadil tidak tega juga melihat wajah Yara yang begitu terluka akibat perbuatannya ini. Tapi Fadil tetap sudah bulat dengan keputusannya ini.Dia tidak mungkin membatalkan pernikahan dengan Ajeng yang hanya tinggal menghitung hari.
"Ya aku memang akan menikahinya, jadi maaf Yara karena sepertinya kita tidak mungkin melanjutkan hubungan ini lagi"
Akhirnya Fadil juga yang mengakhiri semua yang telah mereka mulai selama ini. Tubuh Yara mematung mendengar ucapan Fadil yang tidak pernah dia sangka akan mendengarnya dari mulut Fadil.
Yara tersenyum dengan air mata yang menetes di pipinya. "Baiklah, sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu aku perjuangkan saat ini. Terima kasih untuk 2 tahun ini, kamu selalu ada untuk aku. Satu yang perlu kamu tahu, aku tetap mencintaimu"
Fadil mematung saat melihat Yara yang berlalu ke kamarnya. Ucapan Yara membuat Fadil merasa hatinya sedikit terluka. Fadil mengingat banyak kenangan yang di lewatinya bersama Yara. Tapi saat ini dia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Fadil tetap harus memilih satu diantara mereka berdua.
Maafkan aku Yara.
Di dalam kamar, Yara sedang menangis sesenggukan. Dia tidak pernah menyangka jika waktu dua tahun yang dia lewati bersama dengan Fadil akan berakhir seperti ini. Yara memasukan baju-bajunya ke dalam koper, dia tidak mungkin bisa bertahan dengan keadaan ini, meski hanya satu malam saja. Yara harus pergi dari Apartemen yang menyimpan begitu banyak kenangan bersama Fadil.
Ternyata hubungan selama dua tahun ini, tidak berarti apa-apa jika salah satu dari kita telah beralih ke lain hati.
Waktu yang tidak sebentar bagi Yara untuk bisa melewati semua ini bersama dengan Fadil.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
martina melati
langsung aja ngomong... bagus deh kamu dan dia semoga bahagia ... sudah langsung aja cabut tanpa basa basi lagi yara... nti perlu dtegasi kfadli jd pria koq pengecutttt
2025-01-19
1
martina melati
bsgitu mudahny kau pergi dan memutuskn menikah dg gadis lain... bgm hub kita yg sdh terjalin 2th (maaf, thor... yara sdh melakukan hub intim y dg fadli)
2025-01-19
0
martina melati
hanya waktu yg bisa memaafkn dirimu fadli... hanya Tuhan yg bisa mengampunimu. bukan siapa2, bukan pula yara.
2025-01-19
0