Pulang ke Apartemen, Fadil melihat kekasihnya yng sedang menata makanan di atas meja makan. Dia jadi mengingat bagaimana saat tadi dia pergi bersama Putri Ajeng. Fadil menatap Yara dengan tbuh pas-pasan dan kecantikannya yang juga biasa saja. Berbeda sekali denga Putri Ajeng. Entah kenapa hati Fadil mulai membanding-bandingkan.
"Sayang kamu sudah pulang, ayo makan malam dulu"
Fadil tersenyum tipis, dia berjalan menghampiri kekasihnya itu. Menatap banyaknya menu makanan dia tas meja. "Ada acara apa ini, banyak sekali kamu masak"
"Kamu pasti lupa kalau hari ini Anniversary kita yang ke 2 tahun"
Fadil melihat layar ponselnya dan dia benar-benar lupa jika hari ini adalah tanggal jadian mereka. Mungkin karena sudah terlalu lama dan sudah terlalu sering mereka hidup bersama.
"Aku lagi banyak kerjaan, jadi sampe lupa. Maaf ya" Fadil mengecup kening istrinya dengan lembut.
"Gak papa, aku tahu kamu pasti sibuk. Sekarang ayo kita makan bersama"
"Iya Sayang"
Mereka berdua makan dengan tenang, masakan Yara memang masih yang paling cocok untuk lidah Fadil.
"Maaf ya karena Anniversary kita kali ini aku tidak membuat kue. Aku pulang kerja langsung masak, jadi gak keburu"
"Tidak papa, aku ngerti kok.Lagian kamu juga tidak perlu melakukan hal ini kalau kamu capek. Sudah terlalu sering kita melakukan hal seperti ini"
Yara terdiam, awalnya diaberharap di hari Anniversary kali ini akan kata menikah yang terucap dari Fadil. Tapi ternyata masih belum waktunya.
"Emm. Fadil, apa hubungan kita masih akan tetap seperti ini?"
Fadil tahu arah pembicaraan Yara saat ini, tapi Fadil benar-ben belum siap jika harus menikah di usia ini. Fadil masih ingin mengejar karier dan mimpinya dulu.
"Tunggu sampai aku bisa menyelesaikan cicilan rumah kita ya. Aku akan menikahi kamu jika kita sudah mempunyai rumah yang bisa ditinggali"
Yara tersenyum, dia memegang tangan Fadil dengan lembut. Cicilan rumahnya mungkin tinggal beberapa bulan lagi selesai.Itu artinya Yara bisa bersama dengan Fadil sebagai sepasang suami istri nantinya.
######
Kembali ke rutinitas setiap paginya, sudah tiga hari Fadil bersama dengan Putri Ajeng untuk mengajari dia beberapa hal tentang perusahaan.
"Emm. Fadil, nanti malam bisa antar aku ke acara pesta teman aku? Aku malas datang sendiri dan tidak ada teman lagi yang bisa aku ajak untuk menemani aku datang kesana"
Sebenarnya Fadil ingin menolak, tapi dia juga tidak tega menolak ajakan Ajeng. "Baiklah, aku akan temani kamu"
Ajeng begitu senang mendengar itu, dia bisa lebih dekat dengan Fadil. Pria yang sangat perhatian dan baik yang membuat Ajeng begitu tertarik padanya.
Dan malam ini, Fadil menemani Ajeng ke pesta temannya itu yang diadakan di sebuah hotel. Fadil dan Ajeng duduk di sebuah meja dengan minuman diatasnya. Minuman yang mengandung kadar alkohol yang menjadi jamuan utama malam ini.
"Fadil, terima kasih ya karena sudah mau menemani aku datang kesini"
"Iya sama-sama"
Mereka berdua asyik meminum minuman beralkohol itu. HIngga Fadil dan Ajeng sama-sama mabuk. Fadil merangkul bahu Ajeng dan membawanya keluar.
"Eh, jangan pulang. Aku sudah memesann kamar disini untuk kita istirahat"
Fadil mengangguk dengan jalan mereka yang sempoyongan mereka berjalan menuju kamar hotel yang telah di pesan oleh Putri Ajeng. Fadil menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur dengan tubuh terlentang. Ajeng tersenyum melihat Fadil yang berada di atas tempat tidur. Dia merangkak naik ke atas tubuh Fadil.
"Aku menyukaimu Fadil"
Fadil menatap Ajeng dengan matanya yang sedikit menyipit. Dia terdiam saat Ajeng yang mulai mencium bibirnya dan mengecup bagian tubuh Fadil yang lain.
Dan malam ini, Fadil benar-benar mengkhianati Yara, setelah dua tahun mereka hidup bersama. Layar ponsel Fadil yang menyala dan menunjukan nama Yara disana, tidak dia hiraukan.
######
Di Apartemen, Yara berjalan monda-mandir dan menatap jam dinding yang menunjukan hampir tengah malam. Namun kekasihnya belum kembali. Yara sudah beberapa kali menghubungi Fadil, namun tidak mendapat jawaban.
"Kemana Fadil? Tidak biasanya dia seperti ini, kalau pun harus pulang terlambat dia akan menghubungiku"
Yara benar-benar khawatir dengan kekasihnya itu. Namun dia tidak bisa melakukan apapun karena Fadil yang tidak mengangkat teleponnya. Yara menunggu Fadil semalaman, hingga dia ketiduran diatas sofa.
Sementara di kamar hotel, Fadil baru saja bangun. Dia tersenyum melihat Ajeng yang memeluknya dengan erat. Wajah cantik wanita itu bersandar di dadanya.
Aku telah mengkhianati Yara, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku jika sebenarnya aku mulai tertarik dengan Ajeng.
Mungkin Fadil merasa bosan dengan Yara yang selama ini bersama. Kebersamaannya selama ini membuat Fadil mula tertarik pada wanita lain, karena dia mulai merasa jika Yara tidak menarik dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya yang lebih cantik dan langsing.
Ajeng menggeliat pelan dia menatap Fadil dengan senyuman kebahagiaan. Akhirnya dia bisa mendapatkan Fadil juga sekarang.
"Ajeng, aku sebenarnya mempunyai pacar"
Lebih baik jujur sejak awal daripada Fadil harus terkena imbasnya jika Ajeng mengetahuinya nnti.
"Aku tahu, semalam pacar kamu terus menghubungi kamu 'kan? Tapi aku tidak papa jika menjadi kekasih kedua kamu. Yang penting aku bisa bersama kamu"
Fadil tersenyum mendengar itu, dia memeluk Ajeng dan mencium keningnya. Meski tidak bisa dibohongi jika di dalam hatinya merasa sangat bersalah pada Yara.
"Aku akan memutuskan dia jika sudah ada waktu yang tepat"
Rasa bosan di diri Fadil pada Yara, membuat dia memutuskan untuk memulai kisah baru dengan wanita yang baru. Yang jelas lebih segalanya dari Yara.
Maafkan aku Yara, tapi aku sudah bosan dan ingin mencari kehidupan yang baru.
Fadil kembali ke Apartemen pagi ini, hari ini adalah akhir pekan yang artinya dia tidak perlu bekerja. Ketika Fadil masuk ke dalam Apartemen, dia melihat Yara yang sedang tertidur di atas sofa. Melihat itu hati Fadil sedikit tersayat, rasa bersalah yang semakin besar di hatinya. Namun ternyata egonya tetap lebih tinggi dari apapun. Fadil menghampiri Yara.
"Yara bangun, ini sudah siang"
Yara menggeliat pelan, dia mengucek matanya yang terasa perih. Entah pukul berapa dia baru tertidur karena menunggu kekasihnya pulang.
"Sayang, kamu sudah pulang? Kenapa semalam tidak pulang?"
Yara bangun dan memeluk Fadil, namuna da yang aneh. Dia mencium bau farfum wanita di kemeja yang di gunakan kekasihnya ini. Yara mencoba memastikan lagi, dan memang benar jika dia mencium bau farfum wanita.
Wangi farfum siapa ini? Kenapa terasa menyengat sekali, padahal aku tidak memakai farfum bau seperti ini.
Yara mencoba menyingkirkan kecurigaan dalam dirinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
martina melati
biasa... sp yg nolak ikan... dasar kucing, ato tepatny buaya y... bukan menghina lho thor/Pray/
2025-01-19
1
martina melati
wow... gercap y thor, gk pake malu
2025-01-19
1
martina melati
habis manis sepah dbuang y . spt sampah donk
2025-01-19
0