Sampai di depan tempat kerja, Yara menoleh pada Fadil. Dia tersenyum dengan lembut, mengecup pipi Fadil sebelum dia turun dari mobil kekasihnya itu.
Fadil menatap punggung Yara yang msuk ke dalam lobby perusahaan. Dia menghela nafas pelan, kenapa merasa jika saat ini dia sedang memikirkan tentang hubungannya dengan Putri Ajeng yang sudah terlanjur terjadi, namun Yara yang masih bertahan bersamanya, padahal jelas dia sudah mengkhianatinya.
"Sekarang aku jadi bingung sendiri apa yang harus aku lakukan"
Fadil kembali melajukan mobilnya menuju perusahaan. Ketika dia sampai di perusahaan, sudah ada Putri Ajeng yang menunggnya di dekat lift dengan senyuman cantiknya.
"Honey.." Dengan suara lantang, Ajeng memanggil Fadil dan berlari ke arahnya lalu memeluknya. Ajeng seolah sedang menunjukan pada semua orang jika Fadil adalah miliknya sekarang.
"Kamu apaan si, nanti banyak yang lihat"
"Tidak papa, memangnya siapa yang an melarang aku untuk pacaran denganmu.Oh ya aku juga sudah bilang sama Papi dan dia merestui kita. Malah kata Papi ingin kita untuk segera menikah"
Fadil terdiam mendengar ucapan kekasihnya itu. Rasanya untuk sampai di titik itu masih belum terfikiranoleh Fadil. Bagaimana dia yang sudah menjalin hubungan dengan Yara selama itu saja masih tetap jalan di tempat dan tidak ada kemajuan apapun. Namun apa dia akan menikah dengan wanita yang baru beberapa hari dia kenal dan menjadi kekasihnya.
Sampai di ruangannya, Fadil masih memikirkan ucapan Ajeng. Meniikah? Sebuah kata yang belum Fadil fikirkan sampai saat ini. Namun sepertinya untuk menolak keinginan bosnya itu, dia tidak akan bisa melakukan itu.
"Apa mungkin Ajeng adalah takdirku yang sebenarnya. Apa mungkin memang sudah seharusnya aku menikah dengannya"
Pintu ruangan yang terbuka membuat Fadil langsung menoleh ke arah pintu. Dia melihat Ajeng yang masuk ke dalam ruangannya dengan tersenyum padanya.
"Honey, Papi ajak kita untuk makan siang diluar. Katanya ada yang ingin dia bicarakan sama kita"
Fadil mengangguk,dia berdiri dan berjalan menghampiri Ajeng. Merangkul pinggang kekasihnya dan berjalan keluar dari ruangannya. Sebenarnya Fadil sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh bosnya padanya.Sejak mendengar ucapan Ajeng saat di lobby tadi, dia tahu jika apa yang diucapkan oleh Ajeng tidak mungkin bohong.
######
Duduk di meja ujung Restaurant yang dekat dengan jendela. Yara sedang duduk bersama temannya. Teman yang bekerja di perusahaan yang sama langsung heboh menghubungi Yara ketika dia mendengar jika Fadil berpacaran dengan anak bosnya disana.
Yara menghembuskan naffas kasar. Dia juga tidak bisa menutupi apapun saat Fadil saja begitu mudah mengumbar kemesraannya dengan kekasih barunya itu, hingga banyak orang mengetahuinya.
"Aku juga tidak menyangka jika semuanya akan seperti ini. Selama dua tahun hanya menjadi sia-sia"
Erna yang melihat kesedihan di wajah sahabatnya ini langsung memegang tangan Yara yang berada di atas meja. "Lalu apa yang akan kamu lakukan saat ini?"
Yara menggeleng pelan, dia juga tidak tahu harus melakukan apa selain bertahan sampai dia capek dan Fadil sendiri yang mengakhiri hubungan dengannya. Barulah Yara akan menyerah dan tidak akan terus mempertahankan semua yang telah dia mulai selama 2 tahun ini.
Erna terdiam saat dia melihat pengunjung yang masuk ke dalam Resaurant ini. Itu adalah Ajeng, Fadil dan Bimo. Erna menatap Yara yang terlihat begitu terluka saat dia juga melihat ke arah yang sama. Bahkan Fadil jelas melihat ke arahnya, namun dia langsung memalingkan wajahnya kembali seolah dia tidak mengenali Yara disana.
"Sabar Ra, aku yakin kamu akan bisa melewati semua ini. Kalau memang kamu sudah tidak kuat, kamu boleh datang padaku"
Yara tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang begitu baik dan mau berteman dengannya tulus.
Di dalam ruang VVIP Restaurant ini, Fadil sedang dalam kebingungan saat Bimo menawarkan tawaran yang begitu bagus untuk kariernya ini.
"Bagaimana Fadil? Kamu menikahlah dengan Ajeng, maka kamu yang akan menggantikan Ajeng sebagai pemimpin perusahaan. Karena memang seperti itu rencana saya. Setelah Ajeng menikah, maka suaminya yang akan menggantikan dia sebagai pemimpin perusahaan. Dan saya sangat senang saat mendengar kalau Ajeng berpacaran denganmu.Karena dari awal saya sudah sangat suka sama kamu"
Fadil juga hanya manusia biasa yang tidak mungkin tidak akan tergiur dengan apa yang di janjikan oleh Bimo. Apalagi sekarang dia sudah merasa bosan dengan Yara yang begitu-begitu saja. Sementara Putri Ajeng yang begitu cantik dan tidak akan pernah membosankan.
"Baik Pak, saya siap menikahi anak Bapak"
Ajeng langsung terenyum, dia menggenggam tangan Fadil dengan lembut. "Makasih ya karena kamu sudah mau menikahi aku"
Fadil mengangguk dengan senyuman tipis. Aku hanya tinggal memikirkan caranya untuk memutuskan Yara. Rasanya aku selalu tidak tega saat melihat wajahnya.
Di tempat yang berbeda, Yara baru saja kembali sampai di tempat kerjanya setelah dia pergi makan malam bersama Erna. Dia berjalan keruangan atasannya saat seorang teman berkata jika atasannya ingin bertemu dengannya.
Setelah mengetuk pintu, Yara membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan atasannya itu. Ternyata bukan hanya Sarah yang ada di dalam ruangan itu, tapi juga seorang pria tampan yang duduk berdampingan dengan Sarah di atas sofa.
"Maaf Kak, ada apa ya?"
Begitulah Yara memanggil Sarah, karena ini masih sebuah perusahaan kecil. Jadi Sarah tidak mau di panggil bos atau apapun oleh pekerjanya. Jadi dia menerapkan panggilan Kakak atu Mbak pada setiap karyawannya yang masih dapat di hitung jari.
"Sini dulu Ra, ada yang ingin aku bicarakan"
Yara mengangguk, dia menghampiri Sarah dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan Sarah dan pria yang duduk di sampingnya.
"Jadi gini Ra, kenalin dulu deh. Ini Keanu, teman aku kuliah dulu. Jadi, dia kesini menawarkan kerja sama dengan kita. Kamu tahu sendiri kalau aku tidak bisa mengambil keputusan tanpa kamu"
Yara terssenyum mendengar itu, memang dia sudah menjadi asisten Sarah sejak dia masuk ke perusahaan ini yang awalnya hanya ada pekerja sekitar 5 orang saja. Dan Yara tetap mau bekerja disini karena dia yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Bekerja di tempat ini, dia bisa memakai baju yang membuat dia nyaman. Sama sekali tidak di wajibkan untuk memakai pakaian kantor yang seksi dan ketat. Dengan tubuh gempal sepertinya, mana mungkin dia cocok menggunakan pakaian seperti itu.
"Yara Adistya"
Keanu yang sejak tadi memperhatikan Yara, membuat dia langsung tersadar ketika Yara mengulurkan tangannya. Dengan sedikit gugup dan terkejut, Keanu langsung menjabat tangan Yara.
"Keanu"
Yara tersenyum, dan lagi-lagi Keanu merasa terpesona dengan senyuman Yara. Senyuman yang penuh ketulusan dengan lesung pipi yang membuat dia terlihat sangat manis dan cantik.
"Boleh saya lihat dulu berkasnya Pak" kata Yara dengan sopan
Keanu mengangguk, dia memberikan berkas yang dia bawa pada Yara untuk dibacanya. "Sebenarnya ini adalah perusahaan cabang yang ada disini, karena perusahaan pusatnya ada di kota xx"
Yara mengangguk mengerti dan dia mulai serius membaca berkas di tangannya. Tidak sadar jika dia sedang di perhatikan oleh Keanu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
martina melati
jatuh cinta ato terpesona y pada pandangan pertama
2025-01-19
0
martina melati
putus dulu sm yara... jangan rakus jd pria...
2025-01-19
0
martina melati
dpilih... bukan dmaini apkg dhamili
2025-01-19
0