Yara yang sedang memasukan pakaian kotor ke dalam mesin cuci menatap kakasihnya yang sedang tiduran di sofa dengan bermain ponsel. Fadil terlihat tersenyum dan bahkan tertawa, entah dia sedang berkirim pesan dengan siapa. Yang jelas dia terlihat begitu bahagia.Yara mengambil kembali pakaian kotor di dalam keranjang. Kemeja putih yang di pakai kekasihnya tadi pagi. Dan Yara melihat sebuah noda merah di baju itu. Yara menyentuh noda itu, sebuah noda seperti lipstik.
"Ini bekas bibir siapa?"
Yara menatap kekasihnya dengan perasaan yang mulai tidak enak. Bau farfum wanita, bekas lipstik di kemeja. Semuanya sudah membuat Yara tidak merasa tenang. Membuat dia berfikir pada hal yang tidak baik.
Mungkinkah Fadil selingkuh? Oh Tuhan, kenapa aku jadi berpikir seperti ini. Tidak mungkin dia selingkuh, semua ini pasti hanya ketidak sengajaan. Bisa saja seperti di film kalau dia membantu seorang wanita yang tidak sengaja hampir jatuh dan bibirnya menempel di bajunya, menimbulkan sebuah bekas.
Yara masih mencoba untuk tidak berburuk sangka pada kekasihnya itu.
"Sayang kamu mau kemana?" tanya Yara yang melihat Fadil memakai jaket dan mengambil kunci mobilnya.
"Ada urusan sebentar, aku pergi dulu ya"
"Tapi aku..." Yara tidak melanjutkan ucapannya ketika suaminya yang langsung pergi begitu saja tanpa berkata apapun lagi. "...Aku ingin diantar untuk belanja kebutuhan dapur"
Yara menghela nafas pelan, dia akhirnya pergi sendiri menuju supermarket dengan menggunakan taksi online. Yara memilih beberapa barang dan keperluan dapur yang sudah habis. Selesai belanja, Yara langsung keluar dari pusat perbelanjaan dengan dua kantong plastik besar di tangan kanan dan tang kirinya.
Yara terdiam beberapa saat di depan taksi yang dia berhentikan. Yara melihat seseorang yang turun dari mobil di sebrang jalan. Seorang pria yang merangkul bahu seorang wanita yang memasuki sebuah Rstaurant.
"BIar saya bantu untuk memasukan barangnya" Supri taksi mengambilalih dua kantong plastik di tangan Yara dan membantunya untuk memasukannya ke dalam bagasi mobil.
"Pak tunggu sebentar ya, aku mau kesana dulu"
Yara menyebrang jalan dan berlari menuju Restaurant disebrang jalan.Yara masuk ke dalam Restaurant dan melihat sekelilingnya untuk menemukan dimana kekasihnya dia lihat tadi. Namun tidak ada di ruangan ini. Sampai Yara menanyakan pada seorang pelayan pengunjung yang datang atau reservasi tempat di sini atas nama Fadil.
"Oh, Tuan Fadil memesan ruangan VVIP di lantai atas Mbak"
"Antar saya kesana, saya harus menemuinya"
"Maaf Mbak saya tidak bisa melakukannya, ini demi kenyamanan pengunjung kami"
"Tapi dia pacarku, tolonglah aku harus menemuinya"
Pelayan itu mengerutkan keningnya dengan bingung. "Bukannya wanita yang tadi juga calon istrinya"
Calon istri?
Dunia Yara yang seolah runtuh seketika, kekasihnya benar-benar mengkhianatinya dan entah sudah sejauh mana Fadil mengkhianatinya.
Yara kembali ke Apartemen dengan perasaan yang kacau. Dia hanya perlu menunggu Fadil dan menanyakan tentang semua ini. Yara butuh kejelasan atas apa yang dia lihat barusan. Yara tidak bisa hanya diam dan berpura-pura tidak tahu.
Dan ketika hari hampir petang, Fadil baru kembali. Dia bersiul gembira dengan wajah yang berbinar senang. Yara yang sedang duduk di sofa dan menunggunya langsung menoleh pada kekasihnya yang terlihat begitu gembira.
"Habis dari mana kamu?"
Fadil menatap Yara dengan bingung, mendengar nada suara Yara yang begitu dingin. "Aku 'kan sudah bilang ada urusan"
Yara tersenyum tipis, dia berdiri dan menatap Fadil dengan tersenyum sinis. "Ada urusan dengan siapa? Calon istrimu?"
"Apa maksud kamu? Jangan aneh-aneh deh, udah ah aku capek"
"Siapa wanita yang kamu bawa ke Restaurant itu yang kamu bilang pada pelayan Resto jika dia adalah calon istrimu. Hebat sekali kamu Fadil!"
Fadil menghembuskan nafas kasar, dia tidak bisa terus berbohong pada Yara jika dia sudah mempunyai yang baru.
"Maafkan aku Yara, tapi aku tidak bisa menolak uangkapan cinta dari dia. Dia adalah anak atasan aku, anaknya Pak Bimo"
Yara mengangguk kecil dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Jadi dia adalah anak atasan kamu itu dan kamu tidak bisa menolak karena dia anaknya atasan kamu. Lalu aku? Aku yang menemani kamu selama ini, akan kamu kemanakan?"
Fadil menunduk, dia melihat bagaimana tatapan kecewa dari kekasihnya ini.Tapi mau bagaimana lagi karena dia tidak bisa membohongi hatinya jika saat ini hatinya bukan hanya untuk Yara, tapi ada Putri Ajeng juga di hatinya.
"Maafkan aku Ra"
Yara tersenyum, dia merasa jika Fadil sudah meminta maaf, maka memang dia merasa telah melakukan kesalahan pada Yara. "Aku akan buktikan kalau kamu sama dia itu hanya karena kebosanan sesaat saja. Bukan seperti aku yang menemani kamu dari nol hingga saat ini"
Fadil menatap Yara yang berlalu ke kamarnya. Rasanya Fadil juga tidak menyangka jika pada akhirnya dia akan berpaling dari Yara. Tapi mau bagaimana pun Fadil tidak melakukan apapun karena hatinya sudah tidak sepenuhnya untuk Yara.
Di dalam kamar, Yara bersandar di pintu kamar yang tertutup dengan tangisan yang pecah. Entah apa kesalahan yang dia lakukan sampai Fadil tega mengkhianatinya seperti ini. Dan Yara masih ingin berjuang meyakinkan Fadil sampai pria itu benar-benar memutuskan hubungan dengan Yara dan memang dia sudah yakin untuk hidup bersama wanita itu.
Katakanlah Yara bodoh, tapi dia hanya ingin membuktikan pada Fadil jika tidak akan ada yang lebih baik dari dia. Yara hanya ingin menjalaninya sampai dia benar-benar capek.
######
"Bawa bekal makanan ini, aku sudah menyiapkan bekal ini untuk kamu"
Fadil menatap Yara yang menyodorkan kotak makanan padanya. Perhatian Yara ini yang entah kenapa masih membuat Fadil tersentuh. Fadil melihat mata Yara yang bengkak, mungkin karena gadis itu yang menangis semalaman.
"Tidak usah Ra, aku bisa makan diluar"
Bahkan dia sudah tidak lagi memanggil aku dengan panggilan sayang. Gumam Yara, dia berjalan ke arah tempat sampah dan membuka tutup kotak makanan itu dan siap membuangnya ke dalam tempat sampah. Namun Fadil langsung menahan tangan Yara yang hampir menjatuhkan isi dari kotak makanan itu ke dalam tempat sampah.
"Jangan dibuang, kan sayang. Yaudah biar aku bawa saja"
"Percuma kamu bawa kalau ujung-ujungnya kamu buang juga"
Fadil mengambil tutup kotak makanan itu dan menutupnya kembali. "Aku akan memakannya. Sekarang ayo kita berangkat, biar aku antar kamu ke kantor kamu dulu"
Yara sedikit merasa masih mempunyai harapan ketika Fadil masih mempunyai sedikit saja perhatian dan rasa peduli padanya. Karena Yara yakin jika Fadil masih mempunyai perasaan padanya, itulah sebabnya kenapa Yara masih bertahan sampai sekarang setelah tahu jika Fadil mengkhianatinya.
Karena aku yakin kamu akan kembali lagi padaku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
guntur 1609
yara yh bodoh. sdh tahu oenghianat. mash sj dioertahankan
2023-12-14
0
Aas Azah
lagian belum nikah kok mau"an tinggalkan bersama,numpukin dosa😤
2023-12-11
0
Nala Ratih Soemarna
Kasihan Yara kalau ujung2 tetap si Ajeng yang dipilih karena lebih cantik lebih kaya 🙄
2023-05-31
1