Ancaman Papa

" Ingat ucapan Papa , kau tidak boleh bertemu dengan pria itu. Papa tidak setuju kau menikah dengan seorang pria miskin. Andai pria itu kaya , mungkin Papa akan merestui hubungan kalian ," terang Bian pada putrinya.

" Aku tidak mau , Pa. Aku dan Damian saling mencintai. Damian adalah pria yang sangat baik ," ucap Emily berlutut di kaki Papanya

" Sampai kapan pun Papa tidak akan setuju kau bersama dengan pria itu. Kalau kau tetap memaksa maka Papa akan menyuruh orang untuk menyakiti atau membunuh pria itu ," ancam Bian seraya menatap putrinya dengan tajam .

" Papa memang sangat kejam ," teriak Emily sambil menangis terisak-isak. Dulu Papanya sangat menyayangi dirinya. Apapun yang dia minta pasti di kabulkan. Papanya juga tak pernah melarang dirinya bertemu dengan Damian . Namun setelah Papanya mengalami kebangkrutan semuanya menjadi berubah. Tiap hari Papanya selalu marah-marah pada Mamanya. Saat ini Papanya seperti orang asing baginya.

Emily menangis terisak-isak di kamarnya. Dia tak ingin menikah dengan putra kelurga Sanjaya , tapi kalau dia tidak menikah maka Papanya akan menyakiti Damian . Dia tak ingin terjadi sesuatu pada pria yang dia cintai.

Besok paginya , Emily bertemu dengan Damian lagi di taman .Dia menatap pria yang dia cintai cukup lama. Dia juga berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.

" Sayang , kenapa kau mengajakku bertemu sepagi ini ? Apa ada masalah ? " tanya Damian lagi seraya menaikkan sebelah alisnya.

" Mian , aku ingin putus denganmu ," ucap Emily yang kemudian langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain agar Damian tak mengetahui kalau dia sedang berbohong.

Kedua mata Damian langsung terbelalak lebar mendengarnya.

" Sayang , kenapa kau malah bicara seperti itu ? Pasti kamu hanya ngeprank aku saja kan ? " tanya Damian seraya menaikkan sebelah alisnya. Emily memang sering ngeprank dirinya dan kali ini Emily tidak akan berhasil melakukannya.

" Sayang ? Lebih baik ngaku saja. Kali ini kamu nggak akan berhasil ngeprank aku ," kata Damian seraya tersenyum .

" Tapi aku benar-benar tidak ngeprank kamu. Aku memang ingin putus sama kamu. Kamu itu hanya seorang pria miskin, jadi kita tidak cocok bersama. Kalau aku menikah sama kamu , maka aku pasti akan hidup miskin. Kamu kan tahu sendiri aku dari kecil sudah terbiasa hidup mewah ," terang Emily seraya menunduk. Sebenarnya, walaupun dia dari kecil selalu hidup mewah , tapi kalau masalah calon suami dia tidak pernah terlalu pilih-pilih. Yang penting orangnya baik, sopan, pengertian, penyayang , dan bertanggung jawab. Dia terpaksa bicara seperti ini karena untuk kebaikan Damian sendiri.

" Sayang, aku yakin kau bicara seperti ini pasti karena di suruh oleh Papamu kan ? Pasti Papamu tidak merestui hubungan kita dan perjodohan itu tetap di lakukan. Benar kan tebakanku ? " ujar Damian yang tetap tidak percaya dengan semua yang di ucapkan oleh Emily.

" Papa tak pernah menyuruhku bicara seperti ini padamu. Semua yang aku ucapkan murni dari hatiku . Perjodohan itu juga sudah di batalkan oleh Papaku . Aku bicara seperti ini karena kemarin aku tidak sengaja bertemu pria tampan dan juga sangat kaya raya. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pria itu. Dan aku juga sudah jadian dengan pria tampan itu ," balas Emily yang berusaha tersenyum agar Damian semakin percaya dengan ucapannya.

" Sayang , tapi aku sangat mencintaimu. Saat ini hanya kamu yang aku miliki . Kamu penyemangat hidupku. Tolong jangan tinggalkan aku ! " renggek Damian dengan raut wajah sedih. Dia tidak mengerti kenapa Emily berubah seperti ini. Padahal setiap hari yang membuatnya semangat melakukan segalanya adalah Emily. Senyum gadis itu selalu membuatnya terhibur. Tapi sekarang Emily malah ingin meninggalkannya. Entah bagaimana hidupnya jika tanpa gadis itu.

" Apa kau tak pernah bercermin ? Coba lihat pakaianmu dan lihat juga kehidupanmu setiap hari. Kau bahkan sering tidak makan karena tidak ada uang. Pasti aku yang selalu datang membawakan makanan untukmu. Atau jangan-jangan kau hanya ingin memanfaatkan aku ? Kau sengaja mendekati aku agar ada yang membantumu ? " tuduh Emily seraya tersenyum licik.

Damian terdiam di tempatnya sambil menatap Emily. " Emily kenapa kau tega bicara seperti itu ? Kau kira aku akan percaya begitu saja ucapanmu itu ? Kau salah Emily , aku sama sekali tidak percaya dengan ucapanmu kecuali aku sendiri yang melihat dengan mata kepalaku sendiri kau bersama pria lain. Kita pacaran sejak SMA , jadi mana mungkin aku percaya begitu saja ucapanmu," ucap Damian dengan begitu tegas.

" Terserah kau mau percaya atau tidak. Nanti setelah aku menikah dengan pria itu , kau pasti akan percaya dengan semua ucapanku. Aku pergi dulu ," balas Emily yang langsung beranjak dari tempat duduknya Damian.

" Emily , tunggu ! Emily ," teriak Damian dengan raut wajah semakin sedih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!