2. Hilang Waktu

Pagi berikutnya, Jevan membawa Rere dan Nafiza ke rumah kakek dan neneknya. Biasanya kalau Rere libur memang mereka akan berkunjung karena Jevan sudah janji akan sering mengajak anak istrinya pulang ke rumah Papa Mama biar Papa dan Mama tidak bosan-bosan amat sudah tidak bekerja masa hanya hidup berdua tanpa hiburan cucu pula.

Nafiza sudah ribut minta dimandikan, dia juga sudah mulai mengemasi semua yang ingin dia bawa. Minta Mama untuk melipat selimut kelincinya juga memasukkan pensil warnanya ke dalam kotak sebelum dia bawa ke dalam tas. Padahal kan mereka baru selesai sholat subuh beberapa menit lalu. Ini pun Jevan yang kelelahan memilih untuk kembali tidur barang sebentar. Pikirannya masih campur aduk sejak kesalahan yang dibuat pegawainya kemarin membuat Jevando terpaksa lembur dan mengorbankan waktunya bersama anak dan istri.

Rere segera membantu Nafiza karena gadis kecilnya terus merengek. Rere meraih handuk kering, menggantungnya di gantungan lalu membantu Nafiza untuk mencuci mukanya. Nafiza walaupun sudah berusia 5 tahun tapi kalau mandi tidak dibantu Mama tetap saja tidak akan bersih. Rere juga merasa belum beres mengajari Nafiza cara menyikat gigi dengan benar. Karena gadis itu hanya akan menggosok depannya saja tidak sampai ke dalam-dalam. Untuk sabun juga Nafiza hanya akan menyabun badan bagian depannya saja tidak dengan lengan, kaki, dan punggungnya. Itulah kenapa Rere selalu berusaha membantu Nafiza sembari mengajari dan memastikan jika putrinya mandi dengan benar.

Selesai mandi, Nafiza kembali ke kamarnya berbalut handuk. Dia membuka lemari dan mencari pakaian yang sudah dia siapkan bersama Mama semalam. Dia berencana untuk memakai pakaian kesayangannya untuk pergi ke rumah kakek dan nenek. Pakaian itu adalah pakaian yang Rere buatkan untuk Gentala, Nafiza, dan Abimanyu sebulan yang lalu. Sejak saat itu Nafiza suka memakai pakaian yang senada dengan Gentala dan Abimanyu. Rere yang suka membantu ketiga anak kembar itu agar bisa memakai baju yang sama. Karena Monika dan Lia juga suka melihat ketika ketiga anak enerjik itu berlarian mengenakan pakaian yang sama.

Selesai bersiap, Nafiza tidak lupa memakai parfumnya. Parfum beraroma strawberry, buah yang sangat Papanya hindari. Nafiza yang sudah merasa cantik langsung berjalan menuju ke kamar orang tuanya dan berharap jika dia sampai di sana dia akan melihat Papanya bersiap seperti yang biasa dia lihat setiap pagi.

"Mama..., kok Papa tidur lagi sih?" tanya Nafiza yang menemukan Papanya sudah terlelap.

"Cantik sini jangan ganggu Papa. Papa biar tidur sebentar nanti kita bangunin kalau sudah jam 7 ya," kata Rere.

"Yaudah deh," jawab Nafiza yang sedikit kecewa.

Gadis kecil itu kemudian memilih duduk di sofa seorang diri karena Mama harus memasak sarapan untuk mereka. Nafiza tidak menyalakan televisi katanya takut Papa kebangun padahal sebenarnya Rere tahu anak ini sedang sedih karena beberapa hari ini Papanya tidak memiliki waktu untuk bermain bersamanya. Walaupun ada Mama yang selalu menemaninya tapi kan Nafiza kangen Papa juga. Mau bagaimana lagi, sejak bayi Jevanlah yang selalu ada untuk Nafiza. Jevan yang selalu memberikan segalanya pada Nafiza dan dia sering kali memilih absen dari pekerjaannya untuk menggantikan Rere yang sibuk mengurus Nafiza di rumah.

Jevan dan Rere selalu berusaha mengurus sendiri permata kecilnya ini. Hanya bulan-bulan awal saja ketika kedua orang tuanya sibuk Nafiza dititipkan pada Mama Tiwi dan Papa Jeff tapi setelah usia Nafiza menginjak tahun pertama dia sudah sepenuhnya diasuh kembali oleh kedua orang tuanya. Memiliki seorang tuan putri seperti Nafiza adalah suatu kebanggaan sekaligus amanah besar. Jevan tidak mau sesuatu yang buruk terjadi itulah kenapa akhirnya Nafiza juga jadi begitu dekat dengan Papanya.

"Nafiza...," panggil Rere yang mulai bingung karena tidak ada suara apapun dari ruang tengah tempat Nafiza bermain tadi.

Dia ternyata ketiduran, dengan bekas air mata yang mulai mengering di pelupuk matanya. Dia menangis tadi, sesuai dugaan Rere. Mau bagaimanapun Nafiza adalah putri ibunya, dan cara Nafiza meluapkan emosinya sama persis dengan Rere. Mau dia marah, mau dia sedih, jengkel atau cemas dia pasti akan menangis. Rere kemudian berjalan masuk ke dalam kamar kemudian memilih untuk membangunkan Jevan. Dia bangunkan suaminya dengan perlahan dan mengatakan apa yang terjadi.

"Mas, sebentar aja main sama Nafiza. Dia nangis lho tadi," kata Rere dengan pelan.

Jevan yang masih setengah sadar langsung bergerak turun dari tempatnya tidur untuk mendekati putrinya yang tengah tidur entah betulan atau tidak. Jevan langsung menggendong Nafiza kemudian membawa anak itu ke halaman, setidaknya kalaupun Nafiza tidak bangun dia masih bisa merasakan tidur di pelukan Papanya lagi. Jevan sebenarnya ingin menghabiskan waktunya 24 jam per 7 hari hanya untuk kedua cantiknya ini tapi mau bagaimana lagi, Jevan harus tetap bekerja demi memenuhi semua kebutuhan dan memberikan kehidupan yang layak untuk keluaga kecilnya dia harus tetap bekerja keras.

Nafiza setelah terbangun benar-benar menempel pada Papanya. Dia bahkan memaksa Mama saja yang nyetir jadi dia bisa bermain bersama Papa di kursi belakang. Namanya anak-anak, walaupun hanya sekedar duduk dan melihat pemandangan jalanan kota yang sebenarnya tidak ada indahnya tapi ketika dia sedang bersama kesayangannya semuanya bisa seindah taman surga. Bahkan Nafiza bisa tertawa keras hanya karena Papanya mengikuti gaya boneka yang terpampang di depan sebuah toko cat.

Nafiza sedang tertawa keras karena candaan ayahnya ketika handphone Jevan berdering menampakkan nama saudara kembarnya. Jovan mengajaknya video call sehingga Jevan langsung mengangkatnya, "Yes?"

"Sok Inggris banget sih," kata Jovan di seberang sana.

"Salah siapa gangguin."

Nafiza mendengar suara pamannya kemudian langsung menggeser duduknya karena ingin ikut melihat wajah pamannya yang tinggal jauh dari rumah kakek dan nenek, "Om Jojo haii...," Nafiza begitu saja berteriak menyapa pamannya sembari melambaikan tangan.

"Oh hai Nafiza," kata Jovan balik.

"Ada apa telpon, pagi-pagi juga," tanya Jevan,

"Cuma mau ngabarin. Tirta kangen sama adek-adeknya jadi minggu depan mau aku ajak pulang ke Indonesia. Seminggu aku di sana, kalau kamu sama Iyus ada waktu ngumpul tempat Mama ya," kata Jovan.

"Kak Tirta mau ke rumah nenek om? Asikkk~" jingkrak Nafiza.

"Telpon Iyus sendiri ya, aku males telpon. Junius sekarang nyebelin, mentang-mentang mau punya anak kembar terus manas-manasin," kata Jevan.

"Udah kukabarin duluan," kata Jovan. Mendengar pernyataan Jovan membuat Jevan langsung mematikan sambungan telepon kemudian kembali fokus untuk mengobrol bersama Nafiza.

"Ahh..., Papa kok dimatikan?"

"Biarin, kan om ganggu Papa lagi main sama Nafiza," kata Jevando kembali menggoda putrinya.

Terpopuler

Comments

Author DE LILAH

Author DE LILAH

aku mampir ya sayangg

2023-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ingkar Janji
2 2. Hilang Waktu
3 3. Sepatuku Kotor
4 4. Morning Routine
5 5. Anak-anak yang Ceria
6 6. Mencari Dino
7 7. Rencana Menginap
8 8. Kabar dari Rere
9 9. Obrolan Malam Keluarga Kusuma
10 10. Kondisi Kesehatan Rere
11 11. Sekuat Cinta Jevan
12 12. Kisah Kelahiran Anak Kami
13 13. Bagaimana Denganmu?
14 14. Kencan Jovan dan Monika
15 15. Kado Untuk Monika
16 16. Bertengkar
17 17. Perjuanganku Tidak Sia-sia
18 18. Membantu Lia
19 19. Nafiza Tidak Mau Punya Adik
20 20. Keputusan Jevan dan Rere
21 21. Ulang Tahun Pernikahan
22 22. Bulan Madu
23 23. Cinta Pertama Mas Jev
24 24. Aku dan Kamu Tidak Terpisahkan
25 25. Gombalan Jevan
26 26. Berhasil Melawan Takut
27 27. Takut Ketinggian
28 28. Tenang Seperti Air
29 29. Kejutan
30 30. Kalung Penuh Kenangan
31 31. Ketika Ibu Negaraku Sakit (1)
32 32. Ketika Ibu Negaraku Sakit (2)
33 33. Junius Chandra dan Tingkahnya
34 34. Stalker
35 35. Kepastian
36 36.Terima Kasih untuk Yang Terkasih
37 37. Kesibukan yang Tiada Henti
38 38. Kesibukan Masih Berlanjut
39 39. Curhatan Monika
40 40. Rere Sakit
41 41. Alasan Baik dibalik Rasa Sakit
42 42. Nafiza Punya Adik
43 43. Tantrum
44 44. Monika di Indonesia?
45 45. Mencari Monika
46 46. Papa Jatuh Sakit
47 47. Janjiku Padamu
48 48. Kepergian ke Singapura
49 49. Melangkah Untuk Lebih Baik
50 50. Hari Mulai Sibuk
51 51. Ada Masalah di Perusahaan
52 52. Maukah Jovan Membantu?
53 53. Jovan dan Monika Berhasil Berbaikan
54 54. Keputusan Jovan
55 55. Kesepakatan Antara Saudara
56 56. Kelelahan
57 57. Terbakar Semangat
58 58. Kedatangan Teman Lama
59 59. Menyapa sang Adik
60 60. Jevando yang Kacau
61 61. Cita Cita Untuk Nafiza
62 62. Tertampan di Hati Rere
63 63. Momen yang tak Terganti
64 64. Teror
65 65. Perasaan Rere
66 66. Takut Membebani
67 67. Dukungan untuk Suamiku
68 68. Berusaha Kuat
69 69. Bantu Aku ya
70 70. Kemarahan Menantu Kusuma
71 71. Kemarahan Menantu Kusuma (2)
72 72. Dukungan dari Keluarga
73 73. Tertangkap
74 74. Menemukan Akar Masalah
75 75. Jovan Keren
76 76. Mengenang Jevan
77 77. Kuatlah Cantik
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Ingkar Janji
2
2. Hilang Waktu
3
3. Sepatuku Kotor
4
4. Morning Routine
5
5. Anak-anak yang Ceria
6
6. Mencari Dino
7
7. Rencana Menginap
8
8. Kabar dari Rere
9
9. Obrolan Malam Keluarga Kusuma
10
10. Kondisi Kesehatan Rere
11
11. Sekuat Cinta Jevan
12
12. Kisah Kelahiran Anak Kami
13
13. Bagaimana Denganmu?
14
14. Kencan Jovan dan Monika
15
15. Kado Untuk Monika
16
16. Bertengkar
17
17. Perjuanganku Tidak Sia-sia
18
18. Membantu Lia
19
19. Nafiza Tidak Mau Punya Adik
20
20. Keputusan Jevan dan Rere
21
21. Ulang Tahun Pernikahan
22
22. Bulan Madu
23
23. Cinta Pertama Mas Jev
24
24. Aku dan Kamu Tidak Terpisahkan
25
25. Gombalan Jevan
26
26. Berhasil Melawan Takut
27
27. Takut Ketinggian
28
28. Tenang Seperti Air
29
29. Kejutan
30
30. Kalung Penuh Kenangan
31
31. Ketika Ibu Negaraku Sakit (1)
32
32. Ketika Ibu Negaraku Sakit (2)
33
33. Junius Chandra dan Tingkahnya
34
34. Stalker
35
35. Kepastian
36
36.Terima Kasih untuk Yang Terkasih
37
37. Kesibukan yang Tiada Henti
38
38. Kesibukan Masih Berlanjut
39
39. Curhatan Monika
40
40. Rere Sakit
41
41. Alasan Baik dibalik Rasa Sakit
42
42. Nafiza Punya Adik
43
43. Tantrum
44
44. Monika di Indonesia?
45
45. Mencari Monika
46
46. Papa Jatuh Sakit
47
47. Janjiku Padamu
48
48. Kepergian ke Singapura
49
49. Melangkah Untuk Lebih Baik
50
50. Hari Mulai Sibuk
51
51. Ada Masalah di Perusahaan
52
52. Maukah Jovan Membantu?
53
53. Jovan dan Monika Berhasil Berbaikan
54
54. Keputusan Jovan
55
55. Kesepakatan Antara Saudara
56
56. Kelelahan
57
57. Terbakar Semangat
58
58. Kedatangan Teman Lama
59
59. Menyapa sang Adik
60
60. Jevando yang Kacau
61
61. Cita Cita Untuk Nafiza
62
62. Tertampan di Hati Rere
63
63. Momen yang tak Terganti
64
64. Teror
65
65. Perasaan Rere
66
66. Takut Membebani
67
67. Dukungan untuk Suamiku
68
68. Berusaha Kuat
69
69. Bantu Aku ya
70
70. Kemarahan Menantu Kusuma
71
71. Kemarahan Menantu Kusuma (2)
72
72. Dukungan dari Keluarga
73
73. Tertangkap
74
74. Menemukan Akar Masalah
75
75. Jovan Keren
76
76. Mengenang Jevan
77
77. Kuatlah Cantik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!