Membawa Pak Ibnu Kerumah Sakit

Terlihat saat ini Sultan sedang menghubungi adik-adiknya satu persatu melalui sambungan telpon, dan saat ini ia sedang mencoba menghubungi Raja saudara lelakinya yang nomor dua.

'' Iya bang Sultan ada apa?''

'' Apa kau sudah melihat keadaan ayah?''

'' Belum sempat bang, Abang kan tau istriku sedang hamil, dan susah kalau harus kemana-mana, Abang sendiri gimana, apa sudah kerumah ibu dan bapak?''

'' Belum sempat, tadinya aku ingin menyuruhmu untuk pergi kesana dulu, soalnya aku masih banyak kegiatan yang gk bisa ditinggal.''

'' Kenapa harus aku? asal Abang tau, aku juga banyak pekerjaan, lagi pula besok kan minggu, masa Abang gk bisa menyempatkan diri untuk pulang, anak Abang kan sudah besar, beda dengan ku, saat ini Deby sedang mengandung anak pertama, dan kami mendapatkannya setelah tiga tahun lamanya, dan aku tidak ingin nantinya istriku terlalu lelah disana, jika Abang memang belum bisa pulang yasudah, tapi jangan menyuruhku untuk pulang.''

Klik

Raja langsung mematikan sambungan ponsel nya secara sepihak, membuat Sultan langsung mengumpat adiknya tersebut

'' Sialan nih anak, berani sekali dia padaku.'' ucapnya kesal, merasa tidak berhasil membujuk Raja, Sultan pun langsung menghubungi adik perempuannya Dinda, berharap jika Dinda mau mengikuti kemauannya.

Dirumahnya Dinda dan Hendra baru saja sampai, setelah turun dari mobil, wanita itu langsung melangkah masuk menuju rumah, meninggalkan suaminya yang masih berada didalam mobil.

Baru saja masuk kedalam rumah, terdengar suara ponsel miliknya berbunyi, dengan malas Dinda mengambil ponsel tersebut, lalu melihat siapa yang telah menghubunginya.

'' Bang Sultan? tumben dia menelpon, ada apa ya kira-kira.'' gumamnya sambil menggeser tombol berwarna hijau.

'' Hallo bang ada apa?''

'' Hallo Din, apa besok kamu ada acara?''

'' Memang kenapa? tumben abang tanya waktu luang padaku?''

'' Gk sih, Abang sengaja tanya.'' ucapnya

'' Apa maksud pertanyaan Abang ini ada hubungannya dengan bapak?''

'' Kok kamu tau?''

Dinda tersenyum masam mendengarnya, tentu saja karna ada kepentingan maka dari itu abangnya tersebut menghubunginya, jika tidak mana mungkin kedua abangnya mau menelponnya jika tak ada kepentingan sama sekali.

'' Kalau Abang menghubungiku hanya untuk memintaku kerumah bapak besok, maaf aku gk bisa bang, aku masih ada kerjaan yang belum bisa untuk aku tinggalkan.'' ucap Dinda menolaknya, padahal Sultan abangnya belum mengatakan apapun.

'' Yasudahlah kalau kamu gk bisa, tadi nya abang pikir kamu gk ada kegiatan besok.'' ucap Sultan.

'' Abangkan bisa menyuruh bang Raja, ku rasa dia besok libur, kan jarang dia ada kegiatan dihari Minggu.''

' Gk bisa Din, alasannya istrinya sedang ngidam.''

'' Alaaaah bilang aja kalau Kaka Deby takut kalau disana nanti disuruh-suruh sama ibu, padahal kan ibu gk pernah nyuruh dia.''

'' Kamu kok marahnya sama Abang Din? kan Deby bukan istri Abang.

'' Iya, tapi dia kan adik iparnya bang Sultan.''

'' Iya, tapi dia juga kan kakak ipar kamu.'' ucap Sultan tak mau kalah

'' Apaan sih bang? udah ah, pokoknya aku gk bisa datang kerumah bapak dalam waktu dekat ini, jadi kalian jangan maksa aku buat datang kesana.'' ucapnya sambil melirik kearah suaminya yang baru saja masuk kedalam rumah, setelah itu ia mematikan sambungan telpon dari abangnya tersebut, membuat Sultan kembali mengumpat adiknya sekali lagi.

***

Sedangkan dirumah kediaman pak Ibnu dan Bu Tami terlihat wanita paruh baya tersebut sedang mencoba menghubungi Fitri, ditempat kerjaannya, gadis itu memang sudah mendapat kan kerjaan disalah satu mini market yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Terlihat gadis itu sedang mengambil salah satu barang di rak dibagian atas.'' Duuh gk sampai lagi.'' gumamnya yang kembali mencoba, namun saat ia sudah mendapatkan barang tersebut, tiba-tiba kakinya terpeleset hingga membuatnya terjatuh

'' Aakkhh,, '' Fitri berteriak, Fitri memejamkan mata, ia pasrah jika bokongnya mencium lantai, namun anehnya kenapa ia tak merasakan apapun,

Kok aku gk merasakan sakit ya?

Batinnya, lalu membuka matanya, seketika matanya membulat sempurna saat melihat tubuhnya sedang dipegang oleh seseorang, dan orang tersebut ternyata adalah bosnya sendiri

'' Pak,'' ucapnya yang langsung menarik diri dari bosnya tersebut.

'' Kamu gk apa-apa kan Fit?''

'' Gk pak, makasih sudah menolong saya.'' ucap Fitri sambil tersenyum.

'' Sama-sama.'' jawabnya sambil membalas senyuman gadis yang ada dihadapannya saat ini.

Gadis ini sangat cantik, lembut dan juga memiliki sifat keibuan

Batin pria tersebut, namun seketika lamunannya buyar saat mendengar suara dering ponsel milik Fitri.

'' Maaf pak saya angkat telpon dulu.'' ucapnya meminta ijin

'' Silahkan.'' jawab bosnya tersebut yang tenyata bernama Reyhan, yang biasa dipanggil Rey oleh sebagian karyawannya.

'' Apa buk kaki bapak tiba-tiba membengkak? kok bisa buk? yasudah kalau gitu aku pulang sekarang, nanti kita pikirin gimana caranya bawa bapak kerumah sakit, ibu tenang ya jangan nangis, aku akan sampai sebentar lagi.'' ucap Fitri dari sambungan telpon, lalu segera memutuskannya, dan bergegas untuk menemui bosnya meminta ijin untuk pulang lebih awal

'' Ada apa Fit?'' tanya Rey yang tenyata masih ada dibelakang nya, membuat Fitri sedikit kaget, sebab Fitri pikir jika bosnya tersebut sudah pergi sejak tadi.

' Pak Rey? ternyata bapak masih ada disini.'' ucapnya

'' Iya, kebetulan tadi saya mendengar kamu bicara dengan ibu kamu, apa benar ayah mu lagi sakit?

'' Iya pak, sepertinya saja harus ijin untuk pulang sekarang, karna saya dan ibu mau membawa bapak kerumah sakit.'' ucapnya

'' Biar saya antar.'' ucap Rey

'' Gk perlu pak, saya bisa sendiri.'' tolak Fitri halus

'' Bukankah kalian harus membawa ayahmu kerumah sakit? lalu bagai mana cara kamu membawanya? jadi biar saya yang bantu,'' ucap Rey

'' Tapi pak saya tidak enak karna harus merepotkan bapak.''

'' Tapi saya tidak merasa direpotkan Fit, sudah ayo jangan berdebat lagi, sebaiknya kita berangkat sekarang.'' ucap Rey yang tak ingin dibantah

'' Baiklah pak,'' ucapnya pasrah lalu mengikuti langkah Rey yang menuju parkiran, namun sebelum itu ia mengganti bajunya terlebih dahulu.

Saat ini Rey dan Fitri sedang dalam perjalanan menuju kediaman nya Fitri, dengan menggunakan mobil milik bosnya tersebut, sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, Rey melirik kearah Fitri yang terlihat cemas.

' Tenanglah, semuanya akan bsik-baik saja.'' ucap Rey membuat Fitri langsung menoleh kearah bosnya tersebut.'' Iya pak, saya sangat berharap demikian.'' ucap nya, sambil meremas jari jemari nya, menandakan jika gadis itu masih cemas. Kini mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan tempat tinggalnya, keduanya pun langsung turun dari mobil dan langsung menuju rumah tersebut.

'' Bu..'' panggil Fitri setelah berada dikamar ibu dan bapaknya tersebut

'' Fitri, bapak kamu nak, kakinya sepertinya semangkin parah,'' ucap Bu Tami sambil menangis

Fitri dan Reyhan memperhatikan kaki pak Ibnu yang semangkin parah.'' Loh kok bisa sampai bengkak begini buk? sebaiknya kita bawa sekarang kerumah sakit.'' ucap Rey yang diangguki oleh Fitri dan Bu Tami

Next

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!