BAB 4

Jam sudah menunjukan pukul enam sore, dimana bagi sebagian orang sudah, selesai dengan tugas, dan pekerjaannya, dan mungkin sebagian orang juga sudah berada dirumah mereka masing-masing, namun tidak dengan seorang wanita cantik berambut pendek, sebab wanita tersebut terlihat masih serius dengan pekerjaannya, wanita tersebut bekerja disalah satu perusahaan dikotanya, terlihat didalam sebuah ruangan, wanita itu masih sibuk dengan komputer yang ada dihadapannya, sangkin fokusnya, hingga ia tak menyadari seseorang sudah berada dibelakangnya.

'' Eh bang Hendra kamu ngagetin aku aja.'' ucapnya sambil mengusap dadanya karna kaget atas ulah suaminya tersebut, yang tenyata sudah berada dibelakangnya.

'' Kamu belum selesai juga?'' tanya Hendra

'' Ini sudah kok bang, yasudah yuk kita pulang.'' ucapnya sambil membereskan barang-barang miliknya.

Setelah membereskan barang dan memasukannya kedalam tas, kedua nya pun langsung bergerak keluar menuju lantai dasar melalui lift yang ada diujung lorong kantor tersebut, Dinda dan suaminya Hendra memang bekerja dikantor yang sama, Hendra suaminya sudah melarangnya untuk bekerja setelah menikah, namun wanita itu tak ingin berhenti dari kerjaan nya dengan alasan bosan dirumah, maka dengan terpaksa akhirnya Hendra tetap membiarkan sang istri untuk bekerja.

'' Oya Din, kemarin sore Fitri datang kerumah ya?'' ucap Hendra, saat ini keduanya sudah berada didalam parkiran, tepatnya mereka baru saja masuk ke dalam mobil Honda Brio yang baru mereka beli dua bulan yang lalu, dan selama itu pula keduanya belum ada mengunjungi pak Ibnu dan Bu Tami

Dinda menatap kearah sang suami dengan pandangan sinis.'' Ya terus memangnya kenapa kalau dia datang kerumah? Abang merasa rugi karna tidak bertemu dengannya begitu?'' ucap Dinda

'' Kamu kok gitu sih ngomongnya? kan Abang cuma tanya sama kamu Din.'' ucap Hendra merasa aneh dengan pertanyaan istrinya tersebut

'' Udah lah bang, aku tau kalau Fitri itu cantik, jadi sebaiknya Abang itu gk usah keganjenan deh,'' ucap Dinda, membuat Hendra menjadi bingung mendengar ucapan istrinya tersebut.

'' Serius aku gk ngerti dengan apa yang kamu bicarakan Din, lagi pula Abang hanya bermaksud ingin tanya alasan dia datang kerumah, apa ini tentang bapak yang ingin bertemu dengan kita, seperti yang dikatakan Fitri saat ditelpon tiga hari lalu? bukannya malah dicemburui seperti ini.'' ucap Hendra

'' Cemburu sama dia? yang benar saja, aku itu lebih segalanya dari dia bang, dan dia cuma anak angkat bapak dan ibu, bagai mana aku akan cemburu?'' ucapnya mengelak padahal dalam hati Dinda memang cemburu pada adik angkatnya tersebut, karna pehatian suaminya Hendra pada sang adik setiap mereka bertemu. Melihat cara istrinya bersikap Hendra tau jika istrinya itu sedang cemburu pada adik angkatnya itu, namun Hendra tak ingin membuat sang istri semangkin marah, maka itu ia lebih baik mengalihkan topik pembicaraan mereka.

'' Din, apa gk sebaiknya kita jenguk bapak? kasian dari kemarin Fitri bilang kalau bapak katanya ingin bertemu dengan anak-anaknya kan?'' ucap Hendra

'' Kamu ini kok sepertinya sibuk banget sih bang? aku saja yang anaknya biasa aja, apa sebegitu gk sabarnya kamu ingin bertemu dengan Fitri, makanya ngajakin aku terus buat pulang kerumah bapak?' ucap Dinda dengan sedikit emosi.

'' Loh kamu kok bahas itu lagi sih? niat ku baik loh, aku hanya mengajakmu saja karna mereka adalah kedua orangtuamu, aku gk mau di cap sebagai suami yang gk punya hati, sama mertua, karna gk menjenguk mereka saat sakit, tapi ya kalau kamu sendiri yang gk mau yasudah, aku sih gk masalah.'' ucap Hendra, yang malas berdebat dengan istrinya tersebut

'' Nanti sajalah lagian kan ada Fitri, masa dia gk bisa ngurus bapak dan ibu, percuma juga dibesarkan dari kecil, kalau gk tau balas budi.'' sambung Dinda, membuat Hendra hanya mengangkat bahu, yang menandakan kalau dia menyerahkan semua keputusan pada istrinya tersebut

Sebenarnya Dinda memang cemburu jika suaminya kerap membicarakan Fitri, adik angkatnya tersebut, bukan hanya suaminya, bahkan kedua orangtuanya juga ia cemburui, karna merasa ibu dan bapak nya lebih sayang pada sang adik angkat, padahal itu sama sekali tak benar, mereka menyayangi semua anak-anaknya, hanya saja mungkin karna Fitri yang tinggal bersama mereka, maka terlihat keakraban diantara mereka, dari pada ketiga anaknya yang lain, yang memang sudah tinggal terpisah dari kedua orang tua mereka, namun meskipun begitu, jika pembagian kasih sayang mereka tetap adil, dimata Bu Rami dan pak Ibnu, Fitri gadis yang baik, penurut, dan tidak banyak bertingkah, sebagai anak angkat gadis itu sadar diri, ia tak ingin menyusahkan pak Ibnu dan Bu Tami, bahkan saat kedua orangtua angkatnya tersebut menawarkan padanya untuk kuliah, Fitri langsung menolaknya, ia tau biaya kuliah sangat mahal, dan Fitri tak ingin lagi menyusahkan kedua orangtua angkatnya tersebut, dan ia lebih memilih untuk bekerja setelah lulus sekolah, namun Dinda berpikiran jika kedua orangtuanya lebih sayang pada gadis itu, ketimbang dirinya, maka dari itu Dinda jarang datang kerumah kedua orangtuanya, padahal selama ini Bu Tami dan pak Ibnu tak pernah sekalipun membedakan anak-anaknya, semuanya sama, hanya saja perasaan mereka tak sama.

next

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!