'' Apakah ibu yang meminta kamu datang kesini dan menyuruh mu untuk membujuk abang??
'' Maksud bang Sultan?'' tanya Putri kurang mengerti
'' Ya itu, pasti ibu kan yang meminta kamu datang kesini untuk membujuk abang supaya mau pulang?'' ulangnya
' Gk bang, ibu tidak mengatakan apapun padaku, setelah Abang menolak untuk datang waktu ibu memintanya ditelpon, bahkan ibu juga tidak tau jika aku datang kesini.'' jelasnya. Terdengar helaan nafas dari pria tersebut, ia melirik kearah istrinya yang saat itu terlihat juga sedang menatap kearah nya, Sultan melihat gelengan pelan dari wanita itu, membuat nya langsung menunduk kan kepala meraup wajahnya dengan kasar. Sedangkan Fitri terlihat masih menunggu jawaban sang abang, berharap abangnya itu mau ikut bersamanya untuk melihat keadaan orangtua mereka. Sultan melangkah menuju sofa dimana saat ini adiknya berada, lalu duduk disampingnya.
'' Maaf fitri sepertinya abang belum bisa pulang, masih banyak kerjaan yang harus Abang selesaikan.' ucap nya pelan, berharap adiknya tersebut mau mengerti
'' Bang, tidak bisakah Abang pulang hanya sebentar saja?'' ucap Fitri lagi yang sangat berharap abangnya tersebut akan pulang untuk menemui pak Ibnu yang sedang sakit
'' Eh Fitri, memangnya kamu gk dengar ya, yang dikatakan bang Sultan tadi? dia itu masih banyak kerjaan yang harus diurusnya, apa lagi ini tanggal tua, banyak tagihan yang mau dibayar, lagi pula anak ibu dan bapak bukan hanya bang Sultan saja masih ada Raja dan juga Dinda, kenapa tidak mereka saja yang kamu suruh pulang?'' ucap Mayang sekali lagi, ia tak suka jika Fitri selalu berusaha membujuk suaminya untuk pulang.
'' Sudah mba, tapi mereka juga tidak bisa,'' jawab nya
'' Kenapa tidak bisa?'' sambung Sultan dengan dahi berkerut
'' Katanya masih disibuk kerja,'' jawab Fitri
'' Tuh, mereka saja gk peduli sama orangtuanya,'' ucap Mayang
'' Fitri apa ibu sudah menyuruh mereka pulang?'' ucap Sultan
'' Sudah bang, namun gk ada dari mereka yang mau pulang, kak Dinda dan suaminya sibuk kerja sedangkan bang Raja, katanya kak Deby gk bisa kemana-mana karna mual saat hamil.'' jelasnya mengatakan apa yang kemarin dijelaskan oleh ibunya
'' Alasan saja, pasti mereka memang tidak mau pulang, takut disuruh ngurusin ibu dan bapak, mereka saja yang anak kandung ogah, apa lagi aku.'' gumamnya pelan, namun masih terdengar oleh keduanya, namun Sultan sama sekali tak menegur ucapan sang istri, dia hanya menggeleng kan kepala, hingga membuat Fitri berpikir jika abangnya itu tak berani pada istrinya tersebut.
'' Fitri begini saja, nanti kalau Abang punya waktu luang Abang akan datang kerumah, sebaiknya sekarang kamu pulang, nanti kemalaman dijalan.' ucap Sultan memberi pengertian pada sang
'' Kapan pastinya bang? biar aku bilang sama ibu dan bapak, agar mereka tidak terus bersedih karena menantikan kedatangan kalian.
'' Jangan dulu kamu bilang, karna waktunya Abang belum bisa pastikan, pokoknya kamu tenang saja, nanti juga Abang akan pulang, sudah Abang mau istirahat dulu capek.'' ucapnya yang sedikit meninggikan suaranya, membuat Fitri terkejut, lalu tanpa bicara lagi Sultan pun langsung bangkit dari duduknya dan melangkah begitu saja meninggalkan adik dan istrinya diruang tamu.
' Tuh kan gara-gara kamu, udah tau abangnya capek pulang kerja, malah disuruh pulang kampung.'' ucap Mayang yang juga langsung meninggalkan Fitri sendirian diruang tamu.'' Oya kalau kamu pulang jangan lupa tutup lagi pagarnya.'' ucap Mayang yang kemudian langsung masuk kedalam kamar menyusul suaminya.
Sedangkan Fitri hanya bisa menghela nafas panjang, Fitri tidak tau kenapa semua saudaranya bisa berubah setelah mereka menikah, padahal dulu sewaktu remaja, semuanya melihat sangat sayang pada ibu dan bapak mereka, namun setelah mereka mendapat kan pekerjaan dan memilih untuk tinggal di rumah yang berbeda,, semuanya berubah, apa lagi setelah mereka menikah, sangat disayangkan , padahal yang Fitri tau, ibu dan bapak selalu mengutamakan mereka bahkan pak Ibnu rela menjual semua ternak sapi nya, demi agar putra dan putrinya bisa bersekolah tinggi, kuliah seperti yang mereka inginkan, dan anak-anak mereka pernah berjanji, jika sudah mendapat pekerjaan mereka akan membelikan kembali ternak yang dulu sempat dijual oleh sang ayah untuk menyekolahkan mereka, hingga kuliah dan sukses seperti sekarang ini. namun kenyataannya, jangankan bisa kembali membelikan ternak sang ayah, bahkan setelah sukses mereka langsung menikah dan tinggal bersama pasangan pilihan mereka, melupakan semua janji yang pernah mereka ucapkan pada kedua orangtuanya, dengan sejuta harapan yang telah putra dan putrinya berikan. namun meskipun begitu, baik Bu Rami mau pun pak Ibnu tidak pernah mengungkit dan mempermasalahkan nya, yang terpenting anak-anak mereka bahagia, itu saja sudah cukup bagi keduanya, walupun tak dipungkiri, terkadang ada rasa sedih dihati keduanya, saat anak-anak mereka tak datang untuk menemui mereka, bahkan untuk menelpon sekedar menanyakan kabar saja jarang itulah yang terkadang membuat mereka merasa sedih.
Saat ini Fitri sedang dalam perjalanan pulang, sepanjang perjalanan terlihat gadis itu terus menangis karna tak berhasil membawa siapapun pulang kerumah untuk bertemu dengan orang tua nya.
Maafkan aku buk, pak, karna aku tidak bisa membahagiakan kalian dengan cara membawa mereka pulang kerumah.
Batinnya sedih.
***
'' Fitri kemana sih, sudah jam delapan masih belum juga pulang,'' ucap Bu Tami merasa cemas
'' Buk..buk,,!! panggil pak Ibnu dari dalam kamar.
'' Iya pak sebentar!" jawabnya yang langsung melangkah menuju kamar, dimana saat ini suaminya berada
'' Iya pak ada apa?'' tanya Bu Tami
'' Dimana Fitri buk? kok bapak tidak melihat dia dari tadi siang?'' tanya pak Ibnu
'' Tadi siang dia pamit hendak kerumah teman nya pak, tapi ibu juga gk tau kok sampai sekarang belum pulang juga ya dia? ponselnya juga ibu hubungi gk diangkatnya, mungkin masih dijalan kali ya pak, kita tunggu saja sebentar lagi.'' ucap nya Tami mencoba berpikir positif
'' Yasudah sebaiknya ibu tunggu dia didepan saja, sambil terus dihubungi, bapak gk mau terjadi sesuatu pada anak kita,
''.Iya pak, kalau begitu ibu kedepan dulu, ucapnya yang langsung melangkah keluar namun baru saja ia membuka pintu, terlihat Fitri yang juga baru saja sampai.
'' Fitri dari mana saja kamu nak? selarut ini baru pulang, ibu dan bapak khawatir padamu '' ucap Bu Tami
'' Maaf Bu,'' hanya itu yang bisa ia ucap kan, dan Bu Rami menangkap makna lain dari kata maaf yang baru saja dikatakan oleh Putri bungsunya tersebut.
'' Fitri jangan bilang kalau kamu baru saja pulang dari rumah abang-abangmu?'' tebak Bu Tami
'' Iya buk maaf, aku hanya gk tega melihat bapak terus menunggu mereka, tanpa kejelasan kapan mereka akan datang, aku gk bisa melihat bapak sedih buk,'' ucapnya sambil mencoba menahan air mata yang hendak tumpah
'' Ibu mengerti nak, tapi jika memang mereka tidak bisa datang, kita juga tidak bisa memaksa mereka, biarkan saja, yang terpenting kita ada untuk bapak, dan kita bisa menghibur bapak kala bapak merindukan mereka.'' ucap nya
'' Apa hanya bapak yang rindu pada mereka bu? apa ibu tidak?'' tanya Fitri, yang langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Bu Tami.'' Ibu masih bisa menahan nya.'' ucapnya sambil mencoba tersenyum. Sungguh Fitri sangat miris melihat nasib kedua orangtuanya, kenapa hanya ingin bertemu dengan anak-anaknya saja begitu sulit.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments