"Rania..!!". Teriak Aldo, tetangga sebelah rumahnya.
Rania, melonjak terkejut mendengar teriakkan si duda. Jantungnya berdegup kencang, dengan langkah santai. Dia menuju teras rumah,ada senyuman kecil terbit di sudut bibirnya.
"Eeee...Ada apa, bang Aldo?". Tanya Rania, cengir kuda.
Rania,memang mengakui duda tetangganya itu. Memiliki badan seperti atlet, tubuh kekar,badan tinggi besar, hidung mancung, berkulit sawo matang.
Masya Allah, ciptaan mu. Tidak bisa di ragukan lagi,gak kaya suamiku. Sudah kurus kering,pelit, perhitungan, pokoknya banyak kekurangan.Batin Rania,melamun seketika.
"Wouy...! Mau bakso,gak? Ngelamun aja,". Teriak Aldo, membuyarkan lamunannya Rania.
Aldo, terbilang ramah kepada orang-orang sekitarnya. Bahkan ibu-ibu lainnya, memenuhi teras rumah Aldo. Mereka semua, menikmati bakso traktirannya.
"Eeee... Mau lah, asalkan di traktir". Kekehnya Rania, tersenyum manis. Gak papakan,di traktir pria lain. Punya suami pelitnya minta ampun,gak pernah memikirkan keinginan ku.
"Iya,aku yang bayar. Terserah mau porsi jumbo,atau sama mamang nya juga gak papa". Jawab Aldo, cengengesan.
Rania, langsung tersenyum sumringah. Hatinya berbunga-bunga, mendengar ucapan sang duda. Masya Allah, bahkan tidak pelit sama sekali. Idaman kaum hawa,gak pelit dan batinnya lagi, memuji duda tetangganya itu.
Lagi-lagi Rania, melamun seketika. Sontak ibu-ibu lainnya,membuyar lamunannya lagi.
"Rania,cepat ambil mangkok yang gede. Ngapain diam lagi,ha? Mumpung nak Aldo, traktir nih". Teriak bu Tutik, dengan suara cemprengnya.
"Eeee....Iya,bu. Jangan di habisi yah,tungguuuu...". Rania, langsung berlarian ke arah dapur. Tergesa-gesa mencari mangkok,cukup besar. "Mumpung di traktir hot duda,mangkok ini aja". Kekehnya Rania, setengah berlarian.
Dengan senyuman manisnya, Rania menyerahkan mangkok ke mamang bakso keliling.
"Bang Aldo,mau tanya nih? Dalam rangka apa,kamu traktir kita-kita". Tanya Rania, cengengesan dan salah tingkah.
"Anggap saja ucapan terimakasih atas Kalian semua, menyambut hangat kedatangan ku". Jawan Aldo, terbitlah senyuman manis.
Meleleh hati adek,bang. Lihat senyumannya duda,ada gigi gingsulnya. Batin Rania, menyelipkan rambut di telinga.
"Ini mbak Rania, baksonya sudah jadi". Mamang bakso, menyerahkan mangkok favorit Rania.
"Makasih banyak,mang. Buat kamu Aldo, makasih banyak yah. Sebenarnya, aku sudah lama....Hmmmm....". Rania, menggantung ucapannya. Tentu Aldo, mengerutkan keningnya karena penasaran.
"Maksudnya aku, sudah lama tidak makan bakso". Kekehnya Rania, setengah malu-malu.
"Oh,". Aldo,hanya ber oh saja.
"Maklumlah, suaminya Rania pelitnya nauzubillahi. Masa iuran bulanan, nyumbang cuman 10 ribu. Malu-maluin aja, padahal kerja kantoran. Kamu kenapa betah, Rania? Gak kamu tendang aja, suami macam itu". Sahut bu Etty.
"Boro-boro mau membelikan istri makanan,kasih uang aja gak". Sahut lainnya,akan tetapi Rania acuh saja. Karena dia, sudah kenyang mendengar ucapan para ibu-ibu.
"Gimana lagi bu, namanya juga jodoh. Yah, nikmati dan jalani". Jawab Rania, dengan entengnya. Sesekali melirik ke arah duda, yang sedari tadi memperhatikan dirinya.
Sudah pasti Rania, menjadi salah tingkah. Lama-kelamaan bisa luluh lantak,kepada sang duda.
"Makasih banyak,bang Aldo. Pamit pulang dulu, mau menikmati bakso traktiran dari duda". Kedip mata Rania, tersenyum manis.
Aldo, mengangguk pelan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Rania,gak makan di sini aja. Gabung sama ibu-ibu, lainnya".
"Eee...Gak bang Aldo,malu kalau makan di liatin". Alibinya Rania, langsung melenggang pergi. Cari aman aja,gak sanggup lama-lama di dekat duda. Astagfirullah,ingat Rania. Jika kamu masih berstatus istri orang, walaupun muak melihat tingkah laku suami sendiri.
"Nak Aldo, cantikan istrinya orang. Sayangnya sih, Fahri tidak bersyukur memiliki istri seperti Rania. Malah nih, ibu-ibu lainnya. Seringkali melihat suaminya, barengan sama mantan. Tapi Rania,biasa aja". Ucap ibu, lainnya.
"Kemungkinan sih, Rania sudah kebal terhadap sifat suaminya itu". Sahut ibu lainnya, akhirnya Aldo mendengar keluh kesah para ibu-ibu.
Walaupun dia, cengengesan mendengarnya. Sejak kapan dia, ikutan ngerumpi bareng emak-emak.
Sedangkan Rania, sangat menikmati bakso di sore hari. "Hhmmmmm.... Bakso traktiran duda,memang beda. Masya Allah, nikmati sekali. Apa lagi, mencicipi dudanya. Astagfirullah,kualat kamu Rania sama suami. Tapi,gak papa sih! Karena suami kaya gitu, untung aja aku tahan dan sabar,". Gerutu Rania, lagi-lagi merem melek menikmati baksonya.
"Makan apa kamu, Rania?". Ucap seseorang di ambang pintu,siapa lagi kalau bukan suaminya.
"Astagfirullah,mas. Ucap salam kek,jangan teriak gak jelas. Apa gak malu,di dengar tetangga". Rania, menggelengkan kepalanya.
"Kamu makan apa,ha? Segitunya menikmati, sampai gak tau suami pulang". Fahri, langsung mendekati istrinya. Matanya menatap tajam ke, Rania. "Bakso? Dapat darimana kamu uang,ha? Berani sekali makan sendiri dan di habiskan". Bentaknya langsung.
"Oh,ini di traktir sama tetangga baru kita mas. Tenang aja,yang lain ikutan di traktir kok". Jawan Rania, dengan entengnya.
"Istri durhaka kamu, Rania! Mau-maunya di kibulin sama duda,bilang aja kamu Semar mesem sama dia". Bentak Fahri, rahangnya sudah mengeras.
"Jangan ngaco kamu,mas. Dia gak kaya kamu,sok belagu. Nyatanya pelit dan perhitungan,sama istri". Ucap Rania, menyunggingkan senyumnya.
"Ini terakhir kalinya,kamu menerima pemberian dari duda itu. Awas aja,kamu berani melakukannya lagi". Ancamnya, Fahri. Entah kenapa,dia tidak menyukai duda tetangga barunya itu.
"Sok-sokan kamu,mas. Nyatanya masih peduli dengan mantan kekasih mu, alasannya karena pekerjaan. Cuiihh.... Emangnya aku,gak bisa mas". Rania,malah menantang suaminya.
Fahri, langsung mengusap wajahnya dengan kasar. kepalanya nyut-nyutan, perutnya terasa mules.
"kenapa mas,mules yah? Makanya jangan membohongi istri sendiri, itu karma mas. Karena kamu,makan bareng mantan". Rania, tersenyum smrik.
Glekkk....
Fahri, tidak menyangka jika istrinya tahu. Memang benar dia baru saja, mentraktir mantan kekasihnya itu. "sialan,aku mules". Fahri, langsung berlarian menuju kamar mandi.
Rania,malah cekikikan tertawa melihat suaminya menderita. "Makanya mas,jangan terlalu royal sama mantan. Tapi, pelit sama istri!".
Fahri, bolak-balik ke kamar mandi. Perutnya sangat sakit luar biasa, entah apa yang salah di makannya.
"Rania, maafkanku yah. Tadi aku merasa lapar,karena Shania ikut dengan ku. Terpaksa aku mengajaknya,makan bersama". Fahri, memegang kedua bahu istrinya.
Secepatnya Rania, langsung menepis tangan suaminya itu. "Ck, alasan basi mas. Karena kamu terlalu sering, membawanya. Kamu kira aku tidak tahu, begitu mas? Oh,kamu salah menilai ku".
"Ayolah ,jangan membahas tentang ini terus. Aku sangat lelah, seharian bekerja terus. Setidaknya kamu, pijit-pijit akulah". Fahri, mencoba membujuk istrinya.
Rania, tidak menggubris perkataan suaminya itu. "Sesuai perkataanku,mas. Aku akan tidur di kamar sebelah". Hardiknya, langsung menutup pintu kamar.
Fahri, tersandar di sofa sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Gak kebayang ada suami ky Fahri,,,semua kbutuhan rmh termsk blanja syur,suaminya yng blanja,tapi istri blass gak diksh uang,terkecuali mau beli sesuatu kali y seperti pembalut 🤪 bru minta uang itupun hanya sebatas apa yng dia mau beli,klo ky mau beli baso apa krudung hrs debat kusir dlu 🤦🤕🤕.
klo utk kbutuhan rmh apa kbutuhan mkn sih gak papa dia yng atur, Rania gak pusing2 mikir,yng jdi mslh itu bs tega gak diksh pegangan blnan,jiaaan bener2 suami laknatt 😅🤣🤣
2024-09-15
0
Mamah Kekey
hebat Rania lelaki pelit lawan aja
2024-07-05
0
Tasya Aulia
sya ska sma Rania orng nya tegas tdk lemah klu kbnaran msih ada
2023-05-26
0