Godaan Tetangga
"Rania,apa ada yang menghuninya rumah kosong di sebelah kita". Tanya sang suami,kepada Rania yang duduk di sebelahnya.
"Tumben kamu kepo,mas. Biasanya bodo amat,". Jawab Rania, mendelik ke arah suaminya.
"Iya,pas pulang kerja tadi. Kok pintu rumahnya,terbuka lebar. Siapa tau aja,ada hantu di dalamnya. Masalahnya kamu nanti ketakutan, Rania". Kata Fahri, cengir kuda.
"Hmmmm...Ada penghuninya, mas. Alhamdulillah manusia,bukan setan". Jawabnya Rania, tersenyum kecil.
"Oh,kamu tahu siapa? Apa sudah memiliki keluarga,atau lainnya". Fahri, penasaran dengan tetangga sebelahnya.
"Namanya mas Aldo,mas. Tadi kami sempat kenalan, status duda". Jawab Rania, dengan entengnya.
Fahri, langsung melotot ke arah istrinya. Bisa-bisanya dia, berkenalan dengan orang asing. Duda pula di saat,dia tidak ada di rumah.
"Astagfirullah,mas. Jangan melotot seperti itu,seram loh. Bahkan melebihi setan,iiihh...". Rania, bergidik ngeri lalu mengusap wajah suaminya.
"Apan sih, Rania? Aku lagi marah sama kamu, bisa-bisanya kenalan sama orang asing. Apa lagi suamimu tidak ada di rumah,mau dicap murahan". Bentak Fahri, rahangnya mengeras seketika.
"Suudzhon mulu kamu,mas. Aku kenalan sama tetangga kita, barengan sama ibu-ibu sekitar sini. Enak aja,bilang aku murahan. Aku gak kaya wanita di luaran sana,mas. sudah tau punya istri,masih aja menggodanya". Rania, tidak terima atas perkataan suaminya sendiri.
Degggg....
"Jangan jadi kurang ajar, Rania. Aku tahu,kamu menuduh Shania mantan aku. Cuman nebeng doang, cemburunya melebihi sejagad raya". Akhirnya Fahri,mulai melemahkan suaranya.
"Lalu,jika aku pergi ke pasar bareng duda itu. Kamu gak masalah kan,mas. Soalnya aku nebeng doang,kok. Gak ngapa-ngapain,setara suamiku sendiri malas anterin aku kemana". Sahut Rania, tidak kalah juga.
Fahri, mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali meninjau wajah istrinya itu,akan tetapi di urungkan niatnya. "Awas kamu macam-macam, Rania. Tak segan-segan aku, memberikan kamu pelajaran". Tegasnya Fahri, berlalu meninggalkan istrinya di dapur.
Rania, menggelengkan kepalanya dan membereskan meja makan.
Rania,berumur 24 tahun. Usia pernikahan mereka, berjalan 1 tahun. Dia terpaksa menikah dengan anak teman ibunya, sebelum meninggal dunia. Demi permintaan terakhir ibunya, Rania rela memutuskan hubungan dengan sang kekasih. Lalu menerima pinangan Fahri, anak teman ibunya itu.
"Dari pada main ponsel mulu,anak juga gak ada. Mendingan kamu cari kerja, kebetulan sekali restoran temanku mencari karyawan baru". Kata Fahri, menghampiri istrinya duduk di sofa.
"Ngapain aku kerja,mas. Bukankah sudah ada perjanjian,aku akan menikah dengan mu. Asalkan aku tidak bekerja lagi,gajih kamu gede mas. Gak mungkin aku kerja, takutnya uangmu habis sama si mantan". Sindir Rania, langsung.
Rania,memang bosan menjalani rumah tangganya. Apa lagi sang suami, tidak pernah memberikan uang kepadanya. Kebutuhan sehari-hari, Fahri yang belanja bulanan.
Terkadang Rania, memohon-mohon kepada suaminya untuk membeli apa yang dia mau.
Fahri,yang bersikukuh kepada ibunya untuk menikahi Rania. Karena dia,jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Kita sudah menikah 1 tahun, Rania. Tapi,kamu tak kunjung hamil. Apa jangan-jangan,kamu ada masalah". Fahri, menaruh rasa curiga kepada istrinya.
Rania, memutarkan bola matanya. "Mas bukankah kamu tahu, jika aku subur dan tidak memiliki penyakit apapun. Lah kamu, kenapa tidak periksa mas? Aku capek mas, terus-terusan mendengar ocehan ibumu".
"Aku ini baik-baik saja, Rania. Malahan sehat dan tidak memiliki penyakit,karena aku tidak merokok. Apa lagi meminum beralkohol,". Bantah Fahri, langsung.
"Terus,kenapa kamu tidak periksa mas? Tidak salahnya,kamu cek kesehatan mu". Sudah beberapa kali Rania, meminta suaminya untuk mencek. Selalu di tolaknya, beribu-ribu alasan. "Atau jangan-jangan kamu, memiliki rahasia mas".
"Kamu apa-apa,sih? Gak jelas banget,aku mana ada memiliki rahasia". Fahri, langsung membuang muka ke arah lain. Saat Rania, menatap intens ke arah nya.
"Awas aja kamu memiliki rahasia,aku tak segan-segan mencari tahu". Ancamnya Rania, tersenyum smrik.
Nampak buliran keringat membasahi keningnya Fahri,sebisa mungkin berekspresi biasa. "Hmmmm.... Terserah kamu, Rania. Biar kamu puas,".
Rania, memutuskan untuk masuk kedalam kamar dan di susul oleh suaminya.
"Rania,mas pengen". Bisik Fahri, mencium tengkuk leher istrinya. Dengan senyuman manis, Rania mengangguk pelan.
**************
"Rania..!!Rania..!!". Fahri,terus memanggil istrinya. Calingukan mencari seisi rumah,saat di ambang pintu. Fahri, melihat sang istri tengah mengobrol dengan ibu-ibu.
"Rania! Masuk cepat, ngapain ngerumpi pagi-pagi,". Perintah Fahri, langsung di turuti Rania.
"Ngapain teriak-teriak,mas? Aku lagi nyiram bunga di depan,tuh. Kalau mau makan,makan sana. Sudah siap di meja makan,". Rania, melongos melewati suaminya.
"Kerjaan mu, cuman ngerumpi aja. Coba aja cari kerjaan, mengurangi beban pikiran ku". Kata Fahri, sontak membuat Rania menoleh ke belakang.
"Ingat perjanjian mas,jangan pernah aku berubah pikiran". Tegas Rania, menatap tajam ke arah suaminya.
Fahri, mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi-lagi sang istri, membahas surat perjanjian tersebut.
Dering ponselnya Fahri,bergetar. Bertanda ada seseorang, tengah menghubunginya.
"Halo,ada apa Shania?". Fahri, langsung mengangkat telpon dari mantan kekasihnya itu. sesekali Fahri, melirik ke arah istrinya yang mulai cemberut.
(Fahri,aku nebeng lagi yah. Soalnya ban mobil aku kempes lagi nih,mau kan?). Ucap Shania,di sebrang telpon sana.
"Kamu iyain,malam ini gak ada jatah mas". Sahut Rania, langsung.
Fahri, langsung memutuskan panggilan telponnya. Tanpa menjawab pertanyaan, Shania. "Kamu gak boleh begitu, Rania. Kasian dia, tidak ada tumpangan berangkat kerja. Kamu sih,gak tau aja. Gimana rasanya telat kerja,lalu di omelanin atasan".
"Hahahaha...Mas,mas,aku pernah kerja kok. Bahkan jika terjadi apa-apa, dengan motorku. Tinggal klik pesan ojol mas, tidak perlu menghubungi mantan alias suami orang". Sahut Rania,yang geram kepada suaminya itu.
"Kamu ini, selalu saja curigaan sama Shania. Aku cuman cinta dan sayang sama kamu. Gak ada yang lainnya,paham!". Kata Fahri, melonggarkan dasinya.
Fahri, bekerja disalah satu perusahaan. Memiliki jabatan lumayan bagus, sebagai manager keuangan.
Rani, mengakui bahwa suaminya sangat pelit dan perhitungan terhadap uang. Selama menikah dengannya,dia tidak pernah membuka dompet sang suami. Apa lagi mengetahui, nominal isi rekeningnya.
"Eleh... Semua kata-kata lelaki, memang begitu mas. Awalnya cumam teman, lama-kelamaan jadi cinta. Apa lagi,kalian pernah menjalin hubungan. Sudah Pastilah,ada bumbu-bumbu cinta yang tertinggal". Sindir Rania, menatap sinis terhadap suaminya.
Glekk...
Susah payah Fahri, meneguk air liurnya.
"Aaarghhh.... Terserah apa yang kamu, katakan. Aku bukan tipe,pria berselingkuh". Bantahnya Fahri, lagi-lagi Rania tidak mempercayai ucapan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mamah Kekey
assalam mualaikum Thor mampir nih
2024-07-05
0
F.T Zira
diriku mampir ninggalin jejak dulu yaa
2023-10-23
0
Titi Surti
cwok
2023-10-13
1