5. debat sedikit

waktu sudah menunjukkan 7 malam, mereka saat ini sudah berada di rumah sakit m. jamil. tuan Danu dan keluarganya pun langsung menemui dokter Miller yang merupakan saudara laki-laki nya.

tok tok tok

"masuk" terdengar sautan dari dalam ruangan. sebelum nya, tuan Danu telah mengabarkan kepada Dokter Miller, bahwa mereka akan kesana untuk melakukan tes DNA.

awalnya, tuan Miller bingung, kakaknya ini, ingin tes DNA bersama siapa. tapi, karena diminta untuk tidak banyak tanya, akhirnya tuan Miller Hanya menunggu kedatangan mereka agar dapat mengetahui kebenarannya.

ceklek

pintu pun terbuka oleh seorang perawat. terlihat Tuan Danu nyonya marsita sibocil aftar dan juga seorang pemuda yang berpenampilan lusuh dan sedikit kurusan. melihat itu, Dokter Miller langsung menyipitkan matanya. pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang ikut dengan rombongan Tuan Danu.

Dokter Miller langsung menangkap sesuatu yang ganjal mengenai pemuda itu. ya, pandangannya tidak mungkin salah, wajah dan perawakannya sangat mirip dengan ayahnya, dan juga separoh mirip kakaknya. mata Dokter Miller tak mau berkedip sampai tuan Danu bersuara.

" kondisi kan matamu, jangan sampai tatapan mu itu membuatnya risih. kalau tidak, aku akan menghukummu." ancam tuan Danu. mendengar ancaman kakaknya, Dokter Miller pun langsung mengerjabkan matanya berkali-kali.

"hem.. maaf." ucapnya.

" jadi, kalian ingin melakukan tes DNA.? mari cepat. aku juga penasaran dengan hasilnya. tapi, aku rasa tak perlu tes kak. aku yakin, dia adalah keponakan ku yang kita cari." ucap Dokter Miller yang membuat Bastian terkejut. pasalnya, ia tidak mikir sampai kesana. dipikiran Bastian saat itu mungkin kedua paruh baya ini hanya memastikan sesuatu. tatapan yang diberikan oleh Dokter Miller itu sangat hangat. ada rasa rindu yang menggunung di balik tatapan nya.

"Ya sudah cepat lakukan. Bagaimana prosedurnya.?" tanya Tuan Danu kepada saudara laki-lakinya itu.

"kakak hanya perlu menyerahkan sehelai rambut kakak saja. kita akan melakukan tes DNA melalui helai rambut yang kalian miliki." ujar Tuan Miller kepada tuan Danu. ( kalau salah ikutin aja ya guys, kasih saran juga nggak apa-apa kok. 😁)

tanpa banyak pertanyaan lagi, Tuan Danu, nyonya marsita selaku kedua orang tua yang berwenang, dan juga helai rambut Bastian selaku anak yang dites. masing-masing dari mereka memberikan sehelai rambut, walaupun Bastian agak bingung, Iya tetap menyerahkannya tanpa banyak pertanyaan.

"berapa lama hasilnya akan keluar..??" tanya Tuan Danu dengan perasaan yang tak karu-karuan.

"hasilnya bisa diambil satu minggu kemudian." ujar Tuan Miller yang tak ingin mengistimewakan keluarganya, peraturan tetaplah peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan begitulah menurut Tuan Miller. mendengar penuturan dokter Miller, Tuan Danu langsung mengerutkan keningnya, Tuan Danu agak keberatan mengenai lamanya hasil tes dapat diperoleh.

"Tak bisakah hasil tesnya kamu percepat,? kakak benar-benar tidak sabar ingin mengetahui hasilnya." desak Tuan Danu kepada dokter Miller.

dokter Miller yang mendengarkan desakan kakaknya itu langsung mendongak dan menatap ke arah Tuan Danu.

"maaf tuan Danu. Anda harus bersabar untuk mengikuti peraturan yang ada di rumah sakit ini." ujar dokter Miller dengan senyum canda di bibirnya. tapi ia mengatakan hal yang serius.

"ck, aku tahu maksudmu. kau sudah tua tapi masih mau memeras saudaramu. cepat laksanakan, nanti akan Kakak transfer ke rekening mu." ujar Tuan Danu merasa jengkel dengan keusilan sang adik. mendengar kata transfer, dokter Miller pun langsung tersenyum semringai.

"gitu dong,.." ucap Tuan Miller dengan senyum sumringainya. after yang dari awal mendengar perdebatan kedua kakeknya itu langsung menyela.

"kakek Miller sudah tua, tapi masih mau melakukan penipuan untuk mendapatkan uang. takut loh kek, nanti uang itu tidak bermanfaat untuk kakek malah akan menjadi salah satu penyebab Kakek masuk neraka.. hehehe..." timpal aftar kepada dokter Miller.

semua yang mendengarkan ucapan aftar itu pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah anak kecil itu. sesaat semuanya menjadi hening, tapi tiba-tiba langsung terdengar tawa dari ruangan itu kecuali dokter Miller. ia merasa mati kutu mendengar ucapan cucu dari kakaknya itu.

"hahaha, benar itu nak. aftar sudah mengatakan hal yang benar kepada kakek Miller, supaya kakeknya cepat insaf dan tak melakukan hal curang seperti ini lagi.. hahaha.." puji tuan Danu kepada cucu satu-satunya itu. sementara dokter Miller di sana menggarut Garut kepalanya yang tidak gatal.

"hai kenapa sih anak ini malah ikut campur..." ucap Tuan Miller sedikit speechless mendengar penuturan itu.

"ya sudah ya sudah, tidak usah ditransfer. kakak tunggu saja informasi selanjutnya dariku, besok hasilnya boleh dijemput." ujar dokter Miller dengan wajah cemberut karena tidak berhasil mendapatkan transferan uang dari saudaranya itu.

" sebaiknya kalian kembali saja, aku akan mulai bekerja. sana sana..." usir Tuan Miller kepada keluarga itu.

"kamu begitu saja sudah cemberut... ingat ya dulu Kakak yang membiayai uang sekolahmu. kalau bukan karena kakak kamu tidak akan jadi seperti ini.." ujar Tuan Danu sambil menoel kepala adiknya itu. Tuan Danu dan Tuan Miller lagi-lagi terlibat tatapan sengit. melihat hal itu Bastian hanya bisa melongo dan ternganga melihat tingkah laku kedua paruh baya ini. sementara nyonya marsita dan aftar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua paruh baya tersebut.

"aduh kenapa sih aftar harus punya 2 kakek yang selalu adu mulut seperti Mama di rumah." ujar aftar sengaja mengeraskan suaranya agar didengar oleh kedua paruh baya itu. mendengar ucapan sang cucu, Tuan Danu dan Tuan Miller pun menghentikan aksi mereka.

"ya sudah, kalau gitu kami pamit dulu. tidak baik berlama-lama di sini karena akan mencemari pikiran cucuku dan anakku." bisik Tuan Danu kepada saudaranya itu. tanpa menunggu respon dari Tuan Miller, Tuan Danu pun langsung mengajak keluarganya keluar dari ruangan itu.

***

di tempat lain, tepatnya di desa tempat tinggal Bastian sebelumnya, beberapa warga terlihat sedang melakukan aktivitas yang cukup menyibukkan mereka, apalagi kalau bukan mempersiapkan pesta pertunangan Elsa Pitaloka. terlihat dari sana warga mondar-mandir melakukan pekerjaannya masing-masing.

"eh Elsa, Aku pikir kamu akan bertunangan dengan si miskin itu. apalagi kemarin-kemarin kalian kan terlihat akrab dan menjalin hubungan..!" sindir salah seorang gadis dari desa tersebut yang ternyata tetanggaan dengan Elsa.

"memangnya kenapa ? Kamu iri ya melihat aku yang dilamar oleh kekasihku yang baru saja selesai berkuliah di kota itu." balas Elsa dengan tatapan sinis kepada Rini tetangganya itu.

"hem hem..: nggak juga sih sa.. aku cuma merasa kasihan saja kepada laki-laki yang dekat denganmu, semua yang kamu dekati Hanya semata-mata Untuk memanfaatkan mereka saja demi kepentinganmu dan keluargamu. sungguh munafik ya.."sindir hari ini lagi. Elsa yang mendengarkan penuturan itu tentu saja tak terima.

"eh !! tutup mulut busuk kamu itu !! kamu nggak tahu apa-apa mengenai kehidupan saya ! jadi kamu tidak perlu sok tahu dan mengatakan hal-hal yang tidak pernah kamu tahu sama sekali !!" bentak Elsa kepada Rini. Rini yang melihat Elsa membentaknya seperti itu langsung tersenyum sinis.

"kamu kok jadi marah-marah dan bentak-bentak aku seperti itu? seharusnya kamu tidak perlu marah dong kalau seandainya kamu tidak melakukan hal itu. tapi setelah melihat kamu seperti ini, cukup membuat aku bertambah yakin bahwa semua laki-laki yang kamu dekati itu hanya untuk kepentingan kamu dan keluargamu saja. cih dasar menjijikan..!!" setelah mengatakan hal itu, Rini pun langsung memilih untuk kembali ke rumahnya ketimbang harus berada di sana. Jujur saja hari ini benar-benar muak melihat Elsa yang sok cantik itu.

***bersambung***

Terpopuler

Comments

Dewo Bumi

Dewo Bumi

mudahan-mudahan tidak putus di tengah jalan nih novel.

2023-07-16

2

mecca

mecca

hmmm sok cantik dan munafik ya...dasar elsa si benalu lucknut bisanya manfatin org untuk kepentingan sendiri hus hus pergi aja k laut hus pergi sana😡😡😡

2023-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!