Tuan Danu masih terus terpaku, Iya tidak akan salah mengenali sesuatu yang menurutnya mirip. Iya terus memandangi wajah tampan Bastian yang ditutupi dengan kulit lesu dan hitam itu.
"maafkan saya anak muda jika saya lancang. mendengar penuturan cucu saya tadi, Saya merasa sangat tersentuh dan sangat berterima kasih juga merasa prihatin. jika anak muda tidak keberatan, tinggallah di sini dan bekerjalah di kantor. apapun yang kamu bisa kerjakan maka akan saya persilahkan. hitung-hitung ini menjadi sebuah balas budi karena sudah mau membantu menyelamatkan cucu saya." tutur Tuan Danu berusaha mengajak Bastian berbicara atau mengobrol. tanpa ada yang tahu, sebenarnya niat Tuan Danuarta ialah mendekatkan diri kepada Bastian. Ia merasa sebuah perasaan yang aneh terhadap pemuda ini.
Bastian yang memang notabenenya membutuhkan pekerjaan terkejut mendengar penuturan Tuan Danu. sejujurnya Ia benar-benar sangat membutuhkan pekerjaan.
"Apakah tidak apa-apa Tuan Saya bekerja di kantor tuan. tapi sebenarnya tidak perlu di kantor tuan, saya bisa bekerja di rumah tuan sebagai pembantu atau pelayan di rumah ini. yang penting saya dapat memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari." ujar Bastian dengan raut wajah gembira yang tercetak jelas di wajahnya. Tuan Danu tersenyum.
"tidak masalah, saya akan mempekerjakan kamu di kantor saya. atau kamu bersedia untuk menjadi sopir saya kemanapun saya pergi. atau juga menjadi staf juga tidak masalah." tutur tuan Danu lagi.
penuturan itu tentu saja merupakan kabar gembira untuk dirinya. dengan adanya peluang ini, Bastian dapat memenuhi kebutuhan hidup nya dan tak harus bersusah susah menghemat bahan pangannya. terlebih lagi, ia dapat menjauh dari orang orang yang menjatuhkan diri nya dan menghinanya.
"baiklah tuan. saya bersedia bekerja apa saja, yang penting saya bisa memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari tuan." jawab Bastian kembali dengan raut wajah yang berbinar-binar seperti sebelumnya. Tuan Danu yang melihat hal itu tentu saja merasa senang. Tuan Danu tak mengerti kenapa ada perasaan akrab terhadap pemuda ini.
bahkan sejak dari tadi, Nyonya marsita terus memperhatikan raut wajah Bastian. Iya menangkap bentuk wajah dari Bastian Ini tak jauh beda dari wajah suaminya, namun lebih mentok ke wajah mertuanya. ada persamaan yang mencolok yang ia lihat dari postur tubuh Bastian. mulai dari cara berjalannya, postur tubuh ketika membelakangi sesuatu, dan juga senyum yang begitu kentara dan sangat mirip dengan mertua laki-lakinya yang saat ini tengah berada di luar negeri. dan terlepas dari itu semua, mata hidung telinga dan beberapa bagian wajah lainnya terlihat sangat mirip dengan suaminya, itulah yang Nyonya marsita tangkap saat ini.
"anak muda, Kalau boleh tahu, dapatkah kamu memberikan beberapa informasi tentang dirimu.?" tanya nyonya marsita dengan wajah sendu dan lembut. ada satu perasaan yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. dan mudah-mudahan perasaannya hanyalah sebatas perasaan saja, jika pun dugaannya memang benar, maka ia akan menjadi perempuan yang paling bahagia di muka bumi ini.
Bastian yang mendengarkan penuturan Nyonya marsita itu tak merasa keberatan untuk menceritakan asal usulnya. karena ia juga tahu, orang yang ingin mempekerjakannya tentu saja harus mengetahui asal usul dari karyawannya.
"tentu saja nyonya." Bastian pun mulai menceritakan asal-usulnya. mulai dari di masa kecilnya ditemukan dan diasuh oleh seorang pria tua yang hidup sebatang kara. Ia juga mengatakan kalau tidak mengetahui siapa kedua orang tuanya. dan untuk sementara hanya itu informasi yang ia sampaikan kepada sepasang paruh baya ini.
nyonya marsita dan Tuan Danu yang mendengarkan cerita bahwa Bastian ditemukan oleh seorang kakek tua mendadak sedikit mematung, pasalnya mereka memiliki seorang Putra yang tiba-tiba menghilang dari kediaman mereka.
nyonya marsita yang mendengarkan penuturan seperti itu kembali memberikan beberapa pertanyaan lagi. Ia berusaha untuk meyakinkan dirinya.
"kalau begitu, saat kamu ditemukan Apakah ada sesuatu dalam dirimu waktu itu. entah itu sebuah benda atau tanda lahir..??" tanya nyonya marsita lagi. sementara Tuan Danu yang mulai menangkap arah dan pembicaraan sang istri mulai menjadi antusias. Bastian kembali berpikir. seketika ia langsung mengingat ada sebuah gelang yang ditemukan semasa kecil dan selalu dibawa oleh Bastian kemanapun ia pergi.
"saat saya ditemukan, kakek itu hanya menemukan gelang ini yang tangan saya." ujarnya sambil mengeluarkan satu gelang anti palasik namun gelang itu terlihat sangat elegan dengan ukiran ukiran kuno di dalamnya.
kakek tua yang menyelamatkan Bastian waktu itu mengatakan kepada Bastian barangkali dengan gelang itu dapat bertemu dengan kedua orang tuanya, atau bisa juga dikatakan sebagai petunjuk. ya walaupun Bastian tak terlalu berharap bertemu dengan kedua orang tuanya, namun tak ada salahnya ia menyimpan gelang itu sebagai kenang-kenangan untuknya.
nyonya marsita dan Tuan Bastian yang melihat gelang masa kecil yang dikeluarkan oleh Bastian dari sakunya itu langsung meneteskan air mata. ternyata keyakinan mereka selama ini benar adanya bahwa Putra mereka masih hidup. dan bahkan sampai sekarang pun mereka tak henti-hentinya mencari keberadaan Sang putra.
Nyonya marsita langsung menangkup kedua pipi Bastian dengan kedua tangannya. aksi itu tentu saja membuat Bastian sontak terkejut-kejut. mata nyonya marsita dan mata Bastian beradu pandang, di mata Nyonya marsita terlihat segudang rasa rindu dan rasa bersalah karena telah meninggalkan putranya sendiri ke kamar mandi. ternyata itu dimanfaatkan oleh salah satu pelayan yang membawa kabur putranya itu.
"apakah ini benar milikmu nak..?? apakah ini benar dirimu nak..??" tanya Nyonya marsita dengan mata yang berkaca-kaca. Bastian yang tidak tahu apa-apa tidak bereaksi apapun. Ia hanya mengikuti adegan Apa yang akan terjadi selanjutnya.
"maksudnya apa..?? Saya tidak mengerti nyonya..??" tanpa menjawab pertanyaan dari Bastian, nyonya marsita dan Tuan dan langsung berhambur memeluk tubuh Bastian yang sedikit kurus itu namun berotot karena sering melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Bastian yang tidak mengetahui apa-apa tentu saja makin dibuat terkejut dengan aksi itu.
tak lama setelah peluk-pelukan itu, Tuan Danu dan nyonya marsita melerai pelukan mereka kepada Bastian. dengan masih menatap wajah Bastian. Tuan Danu langsung bersuara.
"nak, maukah kamu melakukan tes DNA bersama kami. kami sungguh ingin memastikan bahwa kamu benar-benar Putra kami yang telah hilang 25 tahun yang lalu. biarkan kami membuktikannya agar kami dapat bertemu kembali dengan anak kami yang sudah lama hilang itu." ucap Tuan Danu dengan sedikit permohonan di matanya. Bastian yang tak mengerti arah pembicaraan itu hanya setuju saja, Iya berharap mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengannya.
"Baiklah tuan dan nyonya, Saya tidak masalah. tapi jika apa yang tuan dan nyonya harapkan tidak terjadi, apakah saya masih akan tetap bekerja di tempat ini. Jujur saja saya sangat membutuhkan pekerjaan." tutur Bastian kepada sepasang paruh baya itu. keduanya pun langsung mengganggukan kepala mereka dengan kompak.
dan tanpa menunggu waktu lama lagi, Nyonya marsita Tuan Danu dan aftar langsung memboyong Bastian ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA. mereka sangat berharap kalau Bastian benar-benar Putra mereka yang hilang. lagi pula Tuan Danu sangat yakin kalau Danu adalah putranya yang hilang, dari sorot mata saja pembawaan itu sudah sangat mirip dengan keluarganya dan juga dirinya.
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
mecca
dengan adanya gelang d tangan bastian aja mereka udah yakin klw bastian anaknya ,apa lg klw tez DNA nya akurat tidak terbayang betapa bahagianya org gua tersebut hadeuhhhh panasarn thor cepat up nya lah
2023-04-16
0