"Lihat Bu, ibu sudah lebih baik sekarang namun ibu belum bisa di ajak pulang.
Cepatlah sembuh Bu, aku mau kita berkumpul lagi. Setelah ibu sembuh kita akan pergi sejauh mungkin dari kota ini Bu aku berjanji akan selalu menjaga ibu sampai akhir hayat ku," ucap ku sambil menatap ibu yang sedang duduk di taman.
Aku akui aku benci dengan ayah namun saat ayah menawarkan ku untuk perawatan ibu, aku tidak semudah itu menyetujuinya aku harus berpikir lama sampai akhirnya mengiyakan ajakan ayah.
Bulan demi bulan berlalu kini ibu sudah membaik, dia sudah bisa di ajak bicara yang nyambung, meskipun terkadang ibu masih saja tetap seperti orang ketakutan dan selalu menjerit kalau dia melihat bayangan ayah.
Aku sudah dengar semua ceritanya, aku benci dengan ayah sungguh namun demi kesembuhan ibuku aku menepiskannya terlebih dahulu rasa benciku pada ayah, tapi lihat saja nanti aku akan membawa ibu pergi jauh dari sini dan memindahkan ibu ke rumah sakit yang lebih baik.
Ayah selalu mengirimkan ku uang sebesar dua puluh juga sebagai nafkah anak, dan ayah juga mengirimkan uang sebesar sepuluh juta untuk ganti rugi karena nya ibu menjadi seperti ini.
Bukan ganti rugi sih lebih tepat nya uang itu sebagai tanda bahwa dia memang salah karena sudah m*m*e*k*s* ibu.
Jadi setiap bulan aku menerima uang sebesar tiga puluh juga, kadang ayah tambah katanya untuk biaya aku ngekos karena aku sudah tidak bekerja lagi di rumah ayah, kabar burung yang ku terima katanya Damar menjadi seperti orang setres karena dia ingin menikahi ku tapi aku tidak peduli karena niat awal ku untuk membalas dendam ke ayah dan aku ingin ayah merasakan apa yang aku rasakan, bahkan aku harus di sembunyikan selama beberapa bulan setelah lahir, bibi yang bercerita padaku.
Akibat perundungan dari warga yang membuat mental ibu jadi seperti ini, andai warga diam tanpa banyak b*c*t pasti ibu akan menjadi wanita kuat yang ku kenal, beruntung bibi memiliki paman yang setia padanya dan mau menerima kekurangan keluarganya, dan lamaran itu di terima oleh bibiku Lisa, dan benar saja paman ikut mengurusi ibu, paman giat mencari nafkah untuk ibu dan bibi.
Bibi di berikan modal oleh ayah untuk membuka usaha, awalnya bibi tolak karena mengurus ibuku adalah kewajiban nya sebagai adik dan keluarga satu-satunya. Katanya gitu. Namun, ayah memaksa dan memberikannya pada bibi, seketika membuat paman dan bibi menjadi haru biru karena mendapatkan uang yang sangat banyak.
Setelah beberapa hari di kampung bibi pergi mencari Ruko di kampung namun tidak ada yang menarik, lalu bibi menelfon ku untuk mencarikan bibi kontrakan di kota.
Bibi untuk segera membuka ruko, akupun mengiyakan permintaan bibi.
Esok harinya aku kluar seharian mencari kontrakan sudah beberapa kali akhir nya aku menemukan kios yang menurut ku cocok untuk bibi dan paman, lalu aku menghubungi mereka dan memberikan kabar gembira ini.
Kata bibi besok bilang akan pergi ke kota dan tidak sabar ingin segera melihat kios yang ku sewa.
Uang yang di transfer ayah ku simpan di ATM ku. Ya hitung-hitung buat biaya hidup kami nanti, rencana aku akan membawa serta bibi dan paman untuk ikut bersama kami, aku akan bawa ibu jauh sejauh mungkin dari tempat yang menyimpan sejuta kepahitan bagiku dan ibu.
* * * *
Akhirnya ibu di bolehkan pulang dan aku di beri resep obat untuk ibuku selama perjalanan, bahkan dokter putri pun tidak tau aku akan pindah kemana namun aku sangat berharap aku dan ibu memiliki privasi sendiri, dan jelas aku tidak ingin bertingkah gegabah dalam semua ini.
Aku sudah memesan sebuah kontrakan kecil di salah satu daerah yang ku rasa akan cukup untuk kami berlima di sini, tidak begitu sempur namun cukuplah, WC di dalam kamar semua, sudah tersedia kasur dll.
Aku membayar uang kos sebesar lima belas juta untuk dua tahun kedepannya sebelum itu aku dan pemilik kontrakan ini membuat perjanjian dimana kalai aku tidak betah ibu kontrakan akan menyerahkan seluruh uang yang sudah ku bayarkan.
Akhirnya kami semua pindah, tidak ada interaksi apapun dengan kluarga mereka, bibi menjual kios nya dan membeli kembali di kota ini, kota baru namanya kota baru.
Ku rasa cukup lah malah lebih dari cukup yang untuk biaya kami di sini, dan aku akan bekerja, bibi dan paman cukup mengurusnya saja, aku tidak ingin kalau mereka kelelahan dan sakit.
Aku mulai mencari pekerjaan di berbagai restoran, dan perusahaan namun belum ada panggilan satu pun dari mereka, ku pikir mungkin belum rezeki, aku kembali mencari perusahaan yang sedang membutuhkan tenggara kerja, segera aku masuk dan mendaftar namun siapa sangka aku menjadi manajer di perusahaan yang ku lamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments