Sesampainya di rumah Amara, aku langsung disuruh masuk ke dalam rumah Amara berdebar-debar prasaan ku. aku takut kalau keluarga anakku tidak akan membiarkan aku di sini, tapi aku akan menerima konsekuensinya apapun itu karena di sini akulah yang salah.
"Assalamualaikum, bibi, paman amara pulang" teriak Amara tak berselang beberapa lama keluar dua orang wanita dan laki laki mungkin seumuran dengan ku, menghampiri kami.
"Waalaikumssalam yaallah Amara gimana kabarmu nak? Bibi khawatir kamu gak pulang pulang"
"Amara pasti pulang bi"
"Iya Iya, ini siapa nak?"
"Saya dani Bu," ucapku gugup dan penuh rasa takut.
"Dani Prasetya?"
"Iyah bu"
Bugh
Sebuah bogem mentah berhasil mendarat di pipi ku, aku tidak melawan karena aku memang salah.
"Berani kamu datang ke sini yah, trus bawa ponakan saya, mau apa kamu ke sini hah? Ucap laki-laki itu dengan penuh emosi
"S ... saya ... "
Plak
Belum sempat menyelesaikan ucapan ku sebuah tamparan kembali ku dapatkan kali ini aku terima dari seorang wanita yang di sebut bibi
"Apa kamu ga mikir gimana keadaan Kaka saya hah? Trus mau apa kamu datang ke sini?" Ucapnya sambil menangis
"Saya akan bertanggung jawab atas semua perbuatan saya di masa lalu pada lia, saya berjanji, boleh saya bertemu dengan lia saya ingin bicara dengannya, selama bertahun-tahun saya mencari nya dan selama ini pula saya kepikiran terus rupanya tuhan sedang berbaik hati mempertemukan aku dengan buah hatiku, kumohon maafkan lah aku" ucapku memohon sambil bersimpuh di kaki bibi nya Amara.
"Mau bertanggung jawab apa kamu hah? Kamu mau liat kondisi Lia setelah kamu p*r*o*a dulu?"
"Iyah saya akan lakukan apapun permintaan kalian, boleh saya lihat Lia?"
"Amara bawa lelaki ini bertemu dengan ibumu nak, paman akan mengantarkan kalian, bibi tidak sanggup kalau harus melihat semua ini."
Kami semua pergi ke belakang rumah dan di sana ada sebuah kamar tertutup lalu aku mendengar suara tangis seseorang, apakah itu Lia? Tapi kenapa dia di kurung? Banyak pertanyaan yang terlintas di benak ku, selangkah demi selangkah akhirnya kami sampai di kamar tersebut, paman membuka kan pintu sekarang terlihat lah seorang wanita yang dulunya cantik sedang di pasung, separah ini kah aku membuat nya terluka? Sungguh aku telah berdosa.
Menurut cerita paman, sewaktu itu lia pulang dengan keadaan menghawatirkan, Lia seperti orang linglung namun saat bibi mendekat dan bertanya dia kenapa, dia hanya menangis lalu tersenyum ntah apa artian dari senyum itu, beberapa bulan berikutnya perut Lia semakin membesar dan itu membuat para tetangga dan warga lain menggunjing nya dengan sebutan wanita malam yang menjual diri demi uang, namun kenyataannya lia bekerja sebagai waiters di salah satu restoran.
Memang benar dulu aku menculik nya di depan sebuah restoran yang sudah tutup kala itu aku mabuk, tapi tidak sampai mabuk benar aku frustasi karena Oma menjodohkan ku dengan Andin wanita yang saat ini berstatus istri ku, jika bukan karena Oma mungkin aku tidak akan melakukan hal s*b*j*d ini pada orang lain.
Ya tuhan maafkan aku yang menyalahkan orang yang telah lama tiada, tapi memang Oma lah penyebab semua ini sungguh aku benar-benar menyesal, aku dekati lia apakah dia mau menerima ku? Namun, kenyataan pahit lah yang ku terima, saat Lia melihat ku dia kembali histeris dan mengamuk.
"Lia, maafkan aku aku salah"
"Pergi sana pergi aku mohon jangan lakukan ini tolong lepaskan aku, aku hanya wanita miskin yang sedang bekerja ku mohon"
Ucapan yang sama saat aku tengah m*m*e*k*s* nya, sungguh sakit hati ini melihat dia dengan keadaan seperti ini, paman bercerita kalau lia mengalami depresi tapi dia sangat menyayangi Amara putrinya, warga di sini memanggil nya dengan sebutan orang gila bahkan tak jarang mereka melempari lia dengan batu.
"Dia tidak gila dia hanya mengalami depresi dan trauma kami tidak memiliki cukup uang untuk membawanya ke rumah sakit di kota maka dari itu kami hanya memasung nya di rumah dan merawatnya semampu kami" jelas paman padaku.
Saat ini kami semua berkumpul di ruang tamu dan membicarakan semua nya, aku berniat membawa lia ke rumah sakit dan akan mendatangkan dokter hebat untuk menyembuhkan lia dan memberikan modal untuk usaha paman dan bibi, awalnya mereka menolak namun aku meyakinkan kalau aku melakukan ini semua karena bentuk tanggung jawab ku pada mereka yang telah aku sakiti, aku tidak akan bisa tenang jika melihat keadaan Lia semakin memburuk aku akan menyalahkan diriku sendiri sampai akhir hayat, yang akhirnya mereka menyetujui permintaan ku ini.
Aku langsung menelfon ambulan untuk menjemput lia di rumah, namun tanpa ku sangka di luar rumah sudah ramai warga melihat kejadian ini dan sayup sayup aku mendengar mereka berbicara jelas membuatku ikut merasakan apa yang lia rasakan selama ini.
"Oh laki laki ini yang udah menghamili lia, pantes lia mau wong laki nya kaya mau dibawa kemana tuh orang gila" begitulah salah satu ucapan mereka. Aku mendekati Amara dan menguatkan nya untuk tetap sabar jangan terpancing emosi, Lia yang terus memberontak dan menyerang petugas berhasil di bawa meskipun harus menggunakan obat penenang terlebih dahulu.
Aku dan Amara berpamitan pergi ke rumah sakit untuk mengurusi semua keperluan Lia di sana, sepanjang jalan tak hentinya Amara menangis, aku menyuruhnya untuk berhenti bekerja dan aku akan membiayai kehidupan nya.
Setelah beberapa saat kemudian kami sampai di sebuah rumah sakit lia di masukkan ke ruangan yang khusus aku memesan kamar VVIP untuk lia beristirahat aku ingin yang terbaik untuk wanita malang ini.
Beberapa hari kemudian Amara sudah berhenti bekerja dan tinggal di rumah yang ku belikan untuk nya atas namanya, dan ku kirimkan uang setiap bulan nya aku belum bersedia untuk menceritakan semuanya pada Sonya, aku tidak ingin membuat nya terluka.
Namun, sayang rupanya putra ku menaruh hati pada Amara sampai dia tidak ingin berbicara pada kami dan selalu menghayal tentang Amara tak jarang putraku Damar berbicara sendiri seperti orang gila, dia menyebut nyebut kalau dia akan melamar Amara, dia berjanji akan datang dengan keluarga besarnya.
Ya tuhan nak kalian tidak akan bisa menikah, kalian sedarah maafkan ayah nak.
Ayah salah ayah menyesal terlah berbuat seperti itu tolong maafkan aku tuhan. Begini kah rasanya menjadi Amara melihat orang yang di sayangi bertingkah seperti orang gila? Dulu sebelum perjodohan di sepakati aku mendatangi Sonya dan membuat perjanjian kalau selama tiga hari aku bisa nyaman dengannya maka aku akan menikahi nya. Namun saat kami sedang berlibur di pantai dan menikmati senja setan datang dan menggoda iman ku, kala itu Sonya sedang memakai b*k*n* s*k*i tentu membuatku semakin bergejolak.
Setelah kejadian di pantai itu Sonya menyerahkan sebuah tespek bergaris dua dan mau tidak mau aku harus bertanggung jawab, itu lah sebabnya Amara dan Damar hanya berbeda beberapa bulan saja, aku tidak habis pikir aku bisa menghamili dua wanita sekaligus bahkan anak ku berjodoh satu laki laki dan satu perempuan, andai dulu aku menikah dengan lia lalu menikah dengan Sonya pasti saat ini kami sedang berbahagia di rumah ini. Memang ini terlihat gila namun itulah kenyataannya yang ada di dalam otakku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Rosee
semangat thoor sukses buat novelnya 💪✨
2023-05-06
1