Bab 3

Aku selalu memperhatikan Amara setiap kali sedang memasak atau sedang menyiapkan makanan untuk para costumer lewat cctv yang terhubung langsung ke hp ku, terkadang aku sengaja menyuruhnya untuk memasak makanan yang ku suka dan mengantarkan nya ke dalam ruangan ku, aku ingin sekali memandang wajahnya berlama-lama.

Sudah berbulan-bulan lamanya aku menjadi pengagum rahasia Amara, semenjak pertemuan tidak sengaja kami di salah satu restoran kala itu. Aku langsung jatuh cinta dengan nya.

Saat aku mengutarakan prasaan ku pada nya, namun sayang ia menolak ku dengan alasan jika kami berbeda kasta.

Sungguh aku tidak memperdulikan nya sama sekali, aku cinta dengan Amara tulus dari hati yang paling dalam.

Aku akan meminta bunda segera melamar Amara sebelum di tikung oleh orang lain, aku tidak peduli dengan status ekonomi dia, aku tidak peduli soal pekerjaannya sungguh aku tidak peduli yang jelas aku mau dia menjadi istriku seutuhnya.

Sudah enam bulan berlalu Amara semakin cantik saja di mataku, bukan hanya cantik masakan nya juga enak, sungguh membuat aku semakin suka saja dengannya.

Ku beranikan diri untuk berbicara pada bunda kalau aku suka dengan Amara, aku takut kalau bunda menolak Amara untuk jadi menantu nya, karena status sosial kami dan pekerjaan Amara hanya seorang juru masak meskipun dia lulusan S1, namun dugaan ku salah ternyata ibu menerima nya dengan senang hati, dan aku harus bertemu dengan keluarga Amara.

"Bunda, aku ingin berbicara dengan bunda tapi bunda janji ya jangan marah apapun yang aku bilang" ucapku sambil bermanja-manja dengan bunda

"Bicaralah nak."

"Aku menyukai Amara Bun, boleh kah aku meminang nya?" Ucap ku gugup

"Tentu boleh sayang, bunda mendukung itu, tapi satu hal yang harus kamu lakukan kamu harus menemui keluarga besar Amara, dan minta ijin lah dengan ayahmu"  jawab bunda tentu saja membuatku senang dan semangat, besok aku akan bicara pada ayah, karena malam ini ayah tidak ada di rumah dia sedang ada rapat penting dengan orang kantor.

Matahari menyelinap masuk lewat sela gorden kamar ku pertanda hari susah lagi, aku sangat bersemangat untuk bicarakan ini pada ayah, segera mandi dan turun ke bawah untuk ikut sarapan bersama mereka dan mengutarakan niatku saat sudah sampai ternyata semua sudah berkumpulnya di sana.

"Pagi semua" sapaku sambil duduk di kursi samping ayah.

"Pagi" sapa mereka serempak, aku langsung to the poin dengan ayah.

"Ayah, aku ijin dengan ayah untuk meminang Amara, dan rencana esok aku akan ke kampung bersama Amara" ucapku dan membuat ayah tersedak.

"Sarapan dulu nanti kita bicarakan lagi ya" ucap ayah yang membuat aku sedikit kecewa tapi tidak masalah setidaknya ayah tidak memberikan jawaban tidak padaku.

* * * *

POV Amara

Yes akhirnya aku berhasil membuat Damar menyukai ku, selangkah lagi rencana ku akan berhasil, tiba-tiba papah memanggil ku masuk ke dalam ruang kerjanya dan bertanya sebenarnya siapa dan apa tujuan Ku masuk ke dalam keluarga nya.

"Nak Amara, bicara dengan ku sebenarnya siapa kamu dan apa sebenarnya motif mu bekerja di sini? Mengapa kamu begitu mirip dengan..." Ucap nya terhenti.

" Dengan wanita malang yang dulu kamu p*r*o*a begitu?" Ucapku sontak membuat nya kaget.

"A .... Apakah kamu anakku darinya? Atau mungkin anak dari teman temanku?" Ucapnya ingin sekali aku mencakar wajahnya, jadi begitu rupanya, ibu dibairkannya b*r*i*ir dengan teman-temannya, sungguh b*j*d kau papah.

"Oh begitu? Sebuah fakta baru yang mengejutkan bukan? Seorang Dani Prasetya m*m*e*k*s* seorang gadis malang bahkan rela m*n*g*l*e nya dengan teman-temannya waktu itu, bagaimana kalau semua orang tahu ya ayah? Tapi tunggu kau tidak pantas ku panggil ayah" ucapku.

Plak

"Jangan macam-macam kamu yah, aku akan membuktikan terlebih dahulu melalui tes DNA aku minta kita harus tes DNA dulu, hari ini aku akan membawamu pergi ke rumah sakit untuk tes DNA" ucapnya panik.

"Kasih sayang seorang ayah yang selama ini tidak pernah ku dapatkan darimu dan sekarang saat aku sudah menemui mu bahkan kau sudah merasa yakin kalau aku adalah anakmu tapi sebuah tamparan lah yang ku dapat, tidak masalah kau mau kita tes DNA bukan? Maka aku akan mengabulkannya kau tenang saja wahai bapak Dani yang terhormat." ucapku menahan tangis dan berlalu keluar untuk menggantikan pakaianku saat sudah berada di ambang pintu tangis ku pun pecah namun sebelum aku melanjutkan langkahku aku mendengar suaranya.

"Aku tunggu kamu di bawah" ucapnya yang tidak ku pedulikan sungguh sakit hati ini mendengar nya, ternyata ada damar di sana ku tatap damar dalam dalam, aku melanjutkan langkahku menuju ruang ganti dan mengganti pakaian setelah itu aku menunggu nya di bawah beberapa saat kemudian dia muncul dan langsung mengajakku pergi.

Tiga puluh menit berlalu akhirnya kami sampai di sebuah rumah sakit dan langsung menemui dokter untuk melakukan tes DNA, tes DNA sengaja di percepat karena ini genting dan setelah menunggu lama akhirnya tes DNA pun keluar dan menunjukkan bahwa aku 180persen anak biologis seorang Dani yang terhormat, tak ku sangka dia bersimpuh di kakiku dan meminta maaf lalu mengajakku pergi ke sebuah tempat yang menurut nya.

"Maafkan ayah nak, ayah dulu sedang frustasi karena Oma mu menjodohkan ayah dengan wanita yang saat ini ada di rumah besar itu" aku hanya diam mendengarkan.

"Maafkan ayah karena ayah tidak memberikan nafkah untuk mu, maafkan atas semua kesalahan ayah, dimana ibumu nak? Boleh ayah bertemu dengannya dan meminta maaf padanya, kamu dan damar tidak boleh menikah kalian saudara seayah."

"Apa anda tau kalau ibu saya mengalami depresi dan dia saat ini sedang di pasung oleh bibi saya di kampung, bertahun-tahun dia menderita karena perbuatan b*j*d anda, dan bertahun-tahun ibu saya mengalami perundungan dari warga tempat kami tinggal, apa anda berpikir tentang semua itu? Jelas tidak bukan? Anda tidak memikirkan semua itu karena anda tidak pernah peduli dengan kami."

"Dengarkan ayah nak, setelah kejadian itu ayah terus berpikir untuk menikahi ibumu, ayah mencari cari nya kemana-mana dan ayah pun memikirkan nasib kalian berdua, ayah janji ayah akan bertanggung jawab atas semua ini. Dulu sebelum ayah pergi ayah sempat menanyai nama ibumu, sebab itulah ayah bertanya dengan mu siapa nama ibu mu nak."

"Semua sudah terlambat anda terlambat, jujur saya datang ke kota untuk membalas kan dendam atas nama ibu saya."

"Ayok kita ke kampung mu nak hari ini, jangan buang buang waktu kita akan menyelesaikan semuanya, ayah akan membiayai semua biaya pengobatan ibumu di RSJ ternama bahkan ayah akan berikan dokter hebat untuk menyembuhkan ibumu, ijin kan ayah nak."

Aku berpikir sejenak dengan tawarannya, lalu aku menyetujui permintaan nya itu aku ingin liat bagaimana reaksi orang rumah saat bertemu dengan ayah.

Selama perjalanan kami tidak banyak bicara, kalaupun ayah mengajakku bicara tapi aku tetap diam, kami berasalan pulang kampung karena ibuku sakit, ya memang benar ibuku sakit karena ulah bapak Dani yang terhormat ini.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!