"A... Adam berapa kali harus kubilang kalau menikah dan menjadi orang tua itu dua hal yang berbeda jadi...aku mengijinkanmu menjadi ayah anak ini tapi untuk menikah denganmu sekali lagi kutegaskan kalau aku tidak bisa melakukannya dan kalau kau bertanya alasannya maka jawabanku akan tetap sama",tegas Amera dengan kesal karena dia merasa pemikiran Adam sangat belum dewasa sama sekali meski tidak salah tapi yang dipikirkan pria muda itu hanya ingin memberi keluarga utuh pada calon anaknya tanpa memikirkan perasaannya sebagai individu yang terkait langsung dengan hubungan itu.
"Apa begitu sulit mengatakan iya sebagai jawaban dari tawaranku padamu Amera?",tanya Adam mulai terlihat frustasi dengan kekeras kepalaan perempuan itu.
"Tentu saja sulit kamu pikir berapa lama aku menyetujui lamaran yang dikatakan Elvan padaku saat itu?3 bulan Dam. Lalu sekarang kau ingin aku langsung menerimamu hanya karena aku hamil denganmu sementara kita tidak punya hubungan apapun.Maksudku hubungan emosional sebagai pasangan apa kau paham maksudku",tekan Amera dengan mulai frustasi menghadapi sikap keras kepala pria muda itu.
"Kenapa tidak bisa?.Lalu apa artinya kau ingin melahirkan tanpa seorang suami nanti?!",tanya Adam mulai kesal.
"Apa salahnya dengan itu.Menjadi singgle mom bukan sesuatu yang buruk!",tegas Amera tak kalah kesal pada Adam.
"Tapi aku tidak ingin anakku lahir tanpa tau siapa ayahnya Mer!".
"Sudah kukatakan aku tidak melarangmu menemuinya nanti tapi jangan lagi paksa aku untuk menikah denganmu".
"Aku tidak setuju dengan rencanamu itu.Aku ingin kita menikah secepatnya jadi saat dia lahir dia akan memakai nama Maxwel".
"Aku tidak mau.Apa kau sama sekali tidak perduli dengan perasaanku Dam.Kemarin aku baru saja batal menikah dengan pria yang sudah dua tahun kukencani lalu beberapa hari kemudian tiba tiba aku menikah dengan supirku sendiri karena.... Oh Tuhan kau membuatku frustasi Dam!."gerutu Amera benar benar kehabisan kata kata menghadapi pria muda dihadapannya ini karena tidak menyangka apa yang dilakukannya malam itu akan berakibat fatal dalam hidupnya seperti sekarang.
"Kutegaskan sekali lagi padamu Amera Jasmine setuju atau tidak aku tetap akan menikahimu dan aku tidak perduli meski kau menganggapku tidak layak menjadi suamimu karena Dari semua hal yang engkau cemaskan itu kau sama sekali tidak mencemaskan calon anak kita tapi hanya memikirkan dirimu sendiri jadi bagaimana mungkin selama hamil aku bisa membiarkanmu tidak dalam pengawasanku".
"Apa maksudmu Dam?".
Adam mendekatkan wajahnya kearah Amera.
"Aku khawatir kalau kau punya niat buruk untuk menggugurkan kandunganmu lalu setelah itu meminta sibrengsek Elvan itu tetap menikahimu karena itu kau menolak keras niatku untuk menikahimu dengan alasan karena aku hanya supir pribadimu.Apa kau pikir meski aku hanya seorang supirmu aku tidak lebih baik dari mantan calon suami brengsek yang seorang CEO itu!",dengan nada penuh penekanan membuat Amera
tanpa sadar menggenggam kedua tangannya lalu menatap tajam kewajah tampan Adam yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya hingga Amera bisa melihat sepasang mata setajam elang yang dibingkai sepasang alis tebal dengan garis luka samar yang terdapat di alis kanannya membuat Amera berpikir apa yang menyebabkan ada bekas luka ditempat yang sangat riskan itu tapi bekas luka itu malah menambah nilai plus diwajah persegi pria muda itu ditambah hidung tegas juga bibir tipis yang terlihat sangat sexy Dimata Amera hingga tanpa sadar dia menjilat bibir bawahnya saat kilatan kejadian malam panas yang mereka habiskan tiga Minggu yang lalu terputar lagi diotaknya sekarang.Amera masih bisa mengingat saat bibir tipis itu menelusuri setiap jengkal kulitnya dimalam sial itu hingga tanpa sadar kembali membuat tubuhnya meremang karena ingatan erotis itu.
Amera menarik nafas karena merasa udara yang dihirup ya terasa pengap oleh kedekatan mereka sekarang.
"Bi...bisakah kau sedikit menyingkir dari hadapanku Dam ka...karena a..aku merasa sesak nafas",ucap Amera dengan kembali menjilati bibir bawahnya karena merasa tenggorokannya semakin kering dan nafasnya mulai terasa sesak oleh kedekatan Meraka sekarang.
Adam masih diam diposisi itu sambil mencoba mengamati ekspresi Amera yang terlihat semakin gugup.
"Baiklah maaf",jawab Adam dengan menegakkan tubuhnya lalu berjalan kesofa yang ada diruang perawatan itu.
Melihat Adam menyingkir cukup jauh tanpa sadar Amera menarik nafas lega dan tanpa sadar menyeka pelipisnya yang berkeringat dingin karena kenangan malam panas itu kembali muncul akibat kedekatan mereka barusan.
"Pikirkanlah",ucap Adam tiba tiba yang membuat Amera kembali menoleh kearah Adam yang duduk disofa dengan menatap kearah Adam.
"Bukankah aku....".
"Minimal sampai anak itu lahir".
Amera terkejut mendengar perkataan pria itu.
"Apa maksudmu?".
"Mari kita menikah selama 1tahun sampai bayi kita lahir setelah itu kalau kita tidak saling mencintai atau tidak merasa cocok kita bisa bercerai".
Bola mata Amera membulat mendengar saran Adam dan dia merasa tersinggung dibuatnya hingga tanpa sadar menghardik keras pria muda itu dengan ekspresi marah.
"Aku tidak setuju!Kau pikir apa pernikahan itu?!Apa sebuah permainan atau....".
"Kalau begitu mari berusaha supaya pernikahan kita berhasil supaya calon anak kita tidak perlu melihat kedua orang tuanya bercerai karena alasan tidak masuk akal".
Amera menarik nafas keras bahkan sangat keras sampai Adam bisa mendengarnya tapi dia tidak perduli karena tujuannya memang itu agar Pria muda itu tau betapa dia sangat marah sekarang pada pria muda itu yang menurutnya keras kepala dan tidak peka juga egois.
"Sebaiknya kau keluar sekarang Dam aku lelah terus bicara denganmu yang tidak bisa menemukan titik terang dari permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang ini",usir Amera dengan menggerakkan tangannya meminta Adam keluar dari kamarnya karena dia benar benar merasa kepalanya sangat sakit sekarang memikirkan semua permasalahan yang datang bertubi tubi padanya diwaktu bersamaan.
Amera pikir Adam akan menolak keinginannya karena dia mendengar pria itu melangkah mendekatinya tapi ternyata dia salah Adam memang mendekat tapi dia mendekat hanya untuk membelai pipinya sebentar lalu pergi menuruti keinginan Amera yang butuh ruang untuk dirinya berpikir saat ini.
"Baiklah aku akan keluar sekarang lalu aku akan menyuruh suster untuk datang kemari supaya dia membantumu membersihkan dirimu".
"Tidak perlu!",tolak Amera reflek yang membuat dahi Adam langsung mengernyit mendengar nya.
"Maksud mu kau lebih suka aku yang membantumu mandi sekarang daripada suster begitu Mer",jawab Adam dengan ekspresi jahil yang membuat wajah Amera langsung bersemu merah mendengar jawaban yang sengaja diucapkan pria itu untuk menggodanya.
"Bukan begitu,maksudku aku bisa melakukannya sendiri kalau hanya mandi jadi....".
"Tubuhmu masih lemah jadi menurutlah kalau kau tidak mau suster yang membantumu biar aku yang melakukannya dan kurasa itu akan lebih menyenangkan dari pada mandir dibantu suster bukan",ucap Adam didekat telinga Amera yang membuat Amera langsung mendorong keras tubuh pria itu sampai sedikit terdorong kebelakang.
"Panggil suster saja sekarang!",perintah Amera ketus yang dijawab anggukan dan senyum smrik pria itu sebelum berjalan keluar meninggalkan ruang rawat Amera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TITIK TERANGNYA SUDAH ADA, LO AZA YG KERAS KPALA DN GK PNY OTAK..
2023-09-03
0
Toyo Lie
ego keduanya!??????
2023-04-10
0
chan
jgn egois amera
2023-04-09
0