Dengan ekspresi dingin Adam Maxwel berjalan mendekat kearah Elvan yang masih memegang rambut dikepala Amera.
"Bisakah anda melepaskan tangan anda dari kepala nona Amera saya atau perlu saya memaksa anda melakukannya!",perintah Adam dengan menatap Elvan dingin.
Mendengar permintaan yang diucapkan oleh pria yang lebih muda dan posisinya lebih rendah darinya membuat Elvan merasa sangat terhina lalu dengan keras didorongnya lagi Amera sampai hampir terjatuh tapi tubuhnya segera diraih oleh Adam yang langsung menarik Amera kedalam pelukannya.
"Apa kau berusaha menjadi pahlawan kesiangan untuk majikanmu sekarang",cemooh Elvan sinis.
"Saya hanya tidak suka melihat pria berbuat kasar pada perempuan tanpa terkecuali apa lagi sekarang nona Amera adalah majikan saya jadi wajar kalau saya membelanya sebagai wujud terimakasih saya karena sudah menerima gajih darinya".
Mendengar apa yang dikatakan Adam,Elvan menjadi semakin marah pada Amera apalagi melihat bagaimana pemuda yang menjadi supir calon istrinya itu melindunginya membuat Elvan merasa direndahkan.
"Apa!Hanya karena uang tidak seberapa yang diberikan perempuan ini padamu tapi kau membelanya seperti dia Dewi penolongmu Hah!",bentak Elvan marah dengan menunjukan jarinya pada Adam Maxwel.
"Kurasa ucapan anda sudah sangat keterlaluan sebagai calon pria yang akan menikahi nona saya tuan Elvan",balas Adam dengan tatapan tajam kearah pria yang berdiri dengan pongah didepannya sekarang.
"Pagi tadi aku memang masih berniat menikahi perempuan ini tapi sekarang aku berubah pikiran karena ternyata dia perempuan murahan".
Amera yang mendengar apa yang dikatakan Elvan hampir saja pingsan kalau tidak ditopang oleh tubuh Adam.
"Sa..sayang sudah kukatakan aku minta maaf karena kesalahan itu".
"Stop Amera kau pikir aku Sudi memaafkanmu dan tetap meneruskan pernikahan kita ini sekarang, jangan harap!".
"Maksudmu apa sayang?",tanya Amera dengan mulai menangis lagi dihadapan Elvan karena khawatir apa yang ditakutkannya menjadi kenyataan.
Elvan bermaksud meraih rahang Amera tapi segera ditepis dengan keras oleh Adam membuat Elvan sangat marah pada pria muda itu yang sudah lancang padanya.
"Kau...".
"Saya tidak akan diam saja kalau anda berani menyentuh nona Amera seperti tadi",jawab Adam dengan membalas tatapan Elvan dengan sama tajam.
"Dasar bre*sek!kalian berdua benar benar membuat aku muak!",bentak Elvan.
"Sayang",panggil Amera masih berusaha membujuk Elvan.
"Berhenti memanggilku seperti itu Amera karena mulai detik ini kita tidak punya hubungan apa apa lagi!",bentak Elvan dengan menatap Amera dan Adam dengan penuh kemarahan.
"A..apa maksudmu sayang bukankah kita akan menikah hari ini kenapa kau bilang kira tidak punya hubungan lagi?".
"Aku membatalkan pernikahan kita Amera dan mulai sekarang bersiaplah aku akan membalas apa yang sudah kau lakukan padaku ini berkali lipat banyaknya".
Seketika Amera pingsan mendengar apa yang dikatakan Elvan padanya dan jatuh kelantai kalau tidak berada dalam pelukan Adam.
"Dasar perempuan murahan!",maki Elvan tanpa perduli pada kondisi Amera lalu keluar dari ruangan itu dengan penuh kemarahan.
***
Amera membuka perlahan matanya dan bingung waktu melihat kondisi ruangan tempatnya berada yang didominasi warna putih itu.
"Kau sudah bangun?".
Seketika Amera menoleh kesumber suara dan terkejut melihat Adam duduk dikursi tidak jauh dari tempatnya berbaring sekarang dan sedang menatap lekat kearahnya.
"Adam sedang apa kau disini? Dan dimana aku sekarang?",tanya Amera dengan berusaha bangun dari posisinya.
"Dirumah sakit.Aku membawamu kesini karena kau tiba tiba pingsan setelah calon suamimu membatalkan pernikahan kalian",terang Adam dengan ekspresi datar menatap kearah Amera yang kembali memucat karena mulai ingat pertengkaran dirinya dengan Elvan tadi dan semakin pucat waktu sadar apa penyebab dirinya dan Elvan bertengkar lalu gagal menikah hari ini.
Amera langsung menoleh kearah Adam yang tetap menatapnya lekat seperti sebelumnya tapi sekarang dia sadar kalau tatapan pria itu ternyata sangat dingin padanya.
"A...apa kata dokter?Aku tidak papa bukan?Jadi aku akan bersiap lalu ayo antar aku pulang karena aku harus menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya pada Elvan agar dia tidak membatalkan pernikahannya denganku".
Setelah mengatakan itu Amera bermaksud bangkit dari ranjang tapi sebelum dia berhasil bangkit tangan Elvan menahan tubuhnya supaya masih tetap berbaring.
"Jangan pergi kemana mana karena dokter bilang saat ini kandunganmu masih belum stabil".
Jder!!
Amera sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Adam padanya membuat wajah Amera semakin memucat tapi dia masih berusaha menutupi masalah kehamilannya pada pria didepannya itu sekarang dengan mencoba berdalih.
"A...apa...aku hamil?Ka..kalau begitu aku harus segera menghubungi Elvan untuk mengabarkan tentang kehamilanku ini dan aku yakin dia pasti....".
"Hentikan Amera!Sebelum aku semakin kesal!",hardik Adam dengan menekan suaranya yang membuat Amera tanpa sadar langsung diam menuruti perintah pria itu.
Melihat Amera diam Adam lalu bangkit dari duduknya dan mendekat kearah Amera lalu tiba tiba meletakkan tangannya yang besar diatas peru Amera dengan menatap lekat kearah Amera yang membolakan matanya melihat apa yang dilakukan Adam sekarang.
"Dia anakku bukan?",tanya Adam dengan suara lembut membuat Amera tercekat.
"Bu..bukan.A..apa kau pikir sekarang aku sedang hamil anakmu Adam kau salah karena sebenarnya itu adalah anak...".
"Jangan mengelak lagi Amera",ucap Adam dengan ekspresi kesal yang terlihat jelas.Tqpi Amera masih berusaha mengelak mengakui meski itu benar.
"Bukan".
"Lalu?".
"Dia anakku hanya anakku Adam!",tekan Amera tak bergeming membuat Ekspresi Adam menjadi semakin dingin.
"Kau masih terus menyangkalnya sementara kita berdua tau malam itu adalah yang pertama bagimu dan aku melakukannya tanpa menggunakan pengaman selain itu kita melakukannya bukan hanya satu kali.Apa kau lupa hal itu Amera".
Amera segera memalingkan wajahnya yang langsung memerah mendengar apa yang dikatakan pria muda itu tentang apa yang mereka lakukan malam itu sampai akhirnya dia bisa hamil seperti sekarang.
"Tapi bukan berarti hanya karena itu ini pasti calon bayimu karena bisa saja setelah hari itu aku melakukannya juga dengan Elvan dan....".
Ucapan Amera terhenti karena tiba tiba Adam mengungkung tubuhnya dengan ekspresi sangat marah.
"Apa itu benar?!", tanyanya dengan nada penuh penekanan yang membuat Amera sedikit bergidik ngeri melihat ekspresi Adam saat itu yang menurutnya lebih mengerikan dari Elvan tadi meski Elvan sudah mengasarinya tapi intimidasi sikap Adam dari tatapan mata elangnya lebih terasa mengerikan sampai tanpa sadar membuat Amera mengeluarkan keringat dingin karena gugup dan takut tapi tetap berusaha menjawab pertanyaan pria itu.
"Tidak,Apa kau pikir aku perempuan yang begitu mudahnya bisa tidur dengan pria mana saja tanpa....".
"Syukurlah karena kalau benar aku tidak akan diam saja seperti tadi apalagi sekarang ada calon anakku didalam perutmu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Lisa Halik
anaknya adam supirnya sendiri
2025-03-08
0
Sri Widjiastuti
Ameera dodol nyaaa
2024-10-19
0
Sulaiman Efendy
LO MAU JELASIN APA LAGI, EMANGNYA ELVAN MAU TERIMA TU BAYI BENIH DRI LKI2 LAIN, GK PNY OTAK JUGA LO AMERA.
2023-09-03
1