"Ayo kita menikah",Ajak Adam dengan tiba tiba membuat Amera langsung terhenyak mendengar ajakan tiba tiba pria muda yang berprofesi sebagai supir pribadinya sekitar 2 bulan ini.
" A...Apa menikah?!Kau gila Dam!Apa yang kita pakai sebagai dasar pernikahan?!Selain itu tadi siang aku baru saja gagal menikah.Apa nanti yang akan dikatakan semua orang yang mengenalku?Bagaimana nanti dengan karierku?!".
Amera mendorong tubuh Adam yang masih mengungkungnya dengan perasaan kacau setelah mendengar ajakan pria muda itu.
Sementara ekspresi Adam sama sekali tidak berubah setelah mengajaknya menikah.
"Kenapa kita tidak bisa menikah?"tanya balik Adam pada Amera.
Amera menarik nafas keras lalu menatap Adam yang duduk ditepi ranjang dengan tatapan lekat kewajah Amera yang masih pucat.
"Mari coba kita urutkan satu persatu hal apa saja yang membuat kita tidak bisa menikah".
"Katakan apa saja itu",balas Adam tidak bergeming.
Amera menarik nafas lagi sebelum menjawab .
"Adam yang paling pertama adalah usia.Usiaku lebih tua beberapa tahun darimu lalu profesiku yang seorang artis ini akan sulit kau imbangi dengan profesimu sekarang meski aku tidak ingin menyebutkan itu tapi itu nyata adanya dan aku tidak ingin terlibat skandal lain lagi sekarang karena hal itu yang pasti akan membuat orang yang tidak suka padaku akan semakin senang waktu tau aku gagal menikah dengan Elvan tapi lalu menikahi supirku yang seorang berondong.Mereka akan berpikir kalau aku melakukan nya karena keegoisanku".
Adam masih diam dengan ekspresi tidak berubah sama sekali meski Amera sudah bicara panjang lebar padanya tentang asumsinya kalau mereka berdua menikah.
"Kurasa kau terlalu banyak melihat sisi buruk dari apa yang kutawarkan padamu tanpa melihat hal baiknya tapi baiklah karena tadi pagi kau baru saja mengalami hal buruk dalam hidupmu sekarang aku akan mengalah padamu untuk sementara waktu tapi ada yang perlu kamu ingat ini baru permulaan karena aku tidak akan pernah membiarkan calon anak kita lahir tanpa seorang ayah".
"Hah apa maksudmu Dam?".
Tapi bukannya menjawab pertanyaan Amera Adam malah bangkit dari posisinya duduknya ditepi ranjang lalu dengan tiba tiba dia mengecup bibir Amera meski hanya sekilas tapi bisa membuat Amera blusing dan terkejut dengan keberanian pria muda itu padanya dan berniat protes tapi gagal karena melihat senyum lembut yang ditunjukan pria muda itu padanya.
"Istirahatlah,aku akan keluar sebentar untuk bicara dengan dokter,lalu nanti aku akan kembali lagi kemari",ucapnya yang hanya dibalas tatapan bingung oleh Amera sampai sosok Adam menghilang dibalik pintu ruang rawatnya.
Setelah Adam tidak ada Amera baru bisa menatap keseluruhan ruang rawat yang ditempatinya sekarang dan dia cukup terkejut karena ternyata Adam menempatkannya diruang VVIP rumah sakit. Meski awalnya heran tapi setelah dia sadar dengan profesinya dan apa yang barusan terjadi padanya tadi akan bahaya kalau dia sampai dirawat diruang biasa karena wartawan pasti akan datang untuk menusuknya dengan pertanyaan yang membuat perasaannya yang sedang tidak baik baik saja sekarang akan menjadi tambah buruk nantinya dia
"Syukurlah dia memikirkan semua itu untukku",gumam Amera dengan kembali merebahkan tubuhnya diranjang dan memilih beristirahat seperti apa yang dikatakan Adam padanya dari pada memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya hari ini.
Mungkin karena terlalu lelah atau karena memang mengantuk tak butuh waktu lama Amera sudah tertidur pulas dan tidak tau waktu Adam kembali masuk kedalam ruang rawatnya lagi.
Melihat Amera yang tertidur nyenyak Adam mendekat kearah perempuan itu lalu menyentuh lembut pipi perempuan itu yang terlihat ada sedikit lebam karena apa yang dilakukan Elvan tadi pagi.
"Untung kalian baik baik saja Amera karena kalau sampai terjadi hal yang lebih dari ini aku bersumpah aku akan membuat hidup pria brengsek itu hancur sehancur hancurnya",ucap Adam lirih karena khawatir suaranya bisa membangunkan Amera sekarang dan setelah memeriksa kondisi Amera Adam memilih merebahkan tubuhnya disofa ruang perawatan untuk mengistirahatkan tubuhnya.
***
Amera terjaga karena mendengar suara orang berbicara didekatnya lalu perlahan dibukanya matanya untuk melihat siapa yang sedang berbicara sekarang.
"Selamat pagi nona Amera",sapa dokter yang sedang berbicara dengan Adam disamping tempat tidurnya itu.
"Pagi dok",jawab Amera dengan berusaha bangun dari posisinya.
"Bagaimana perasaan anda hari ini nona Amera apakah sudah lebih baik?",tanya dokter itu yang dijawab anggukan oleh Amera lalu menatap kearah Adam yang juga menatap kearahnya dengan tatapan lembut.
"Kapan saya boleh pulang dok?",tanya Amera kembali mengalihkan tatapannya pada dokter yang memeriksanya.
"Sebaiknya anda istirahat sehari lagi baru setelah itu bisa pulang agar kondisi anda benar benar pulih karena kemarin bagian perut anda sempat terbentur jadi tuan Adam khawatir bayi kalian bermasalah karena itu dia meminta kami melakukan pengecekan ulang pada kondisi anda sekali lagi nona",terang dokter yang membuat Amera langsung menoleh kearah Adam dan bertanya dengan isyarat tapi hanya dijawab pria muda itu dengan kedikan bahu saja membuat Amera setengah kesal karenanya.
Setelah dokter pergi baru Amera bisa bertanya langsung pada Adam yang juga mendekat kearahnya.
"Bagaiman perasaanmu hari ini Mommy?",tanyanya yang membuat mata Amera membulat sempurna dipanggil Adam seperti itu dan reflek semburat merah muda terang muncul dikedua pipinya yang seputih pualam itu.
"A..apa mommy?!",tanyanya terkejut dan syok.
"Iya bukankah sebentar lagi kau akan menjadi mommy bagi Baby A",jawab Adam dengan merapikan rambut diwajah Amera yang berantakan karena baru saja bangun dari tidurnya.
"A..apa Baby A!.kenapa kau sampai sudah menamainya seperti itu sementara dia belum pasti akan ada sampai lahir nanti?!".
Mendengar perkataan terakhir Amera wajah Adam yang semula lembut tiba tiba mengeras.
"Dia akan baik baik saja dokter sudah mengatakan kondisinya tidak ada masalah meski kemarin sempat terbentur karena apa yang dilakukan pria brengsek itu padamu Amera".
"Me..meski dia baik baik saja sekarang tapi kita tidak akan tau sampai beberapa bulan kedepan apa yang akan terjadi padanya bukan".
"Aku akan memastikan dia lahir dengan selamat dan akan membuatnya tumbuh dengan dilimpahi cinta kita",jawab Adam dengan nada penuh penekanan pada Amera membuat Amera terdiam mendengarnya karena tidak menyangka pria yang terlihat belum matang itu tekadnya ternyata sangat kuat pada makhluk yang bahkan belum terbentuk utuh dalam rahimnya sekarang.
"Kau begitu semangat dengan kehadirannya kurasa aku tidak akan khawatir dia nanti akan kekurangan kasih sayang dari ayahnya kelak",balas Amera dengan memalingkan wajahnya dari Adam.
"Lalu apa itu berarti kau setuju menikah denganku Amera agar dia bisa lahir dan tumbuh ditengah keluarga lengkap nantinya".
Mendengar perkataan Adam Amera langsung menoleh kearah pria muda itu.
"Adam bukankah aku sudah bilang kalau aku...".
"Kau hanya tinggal bilang iya padaku dan aku yang akan mengurus semuanya".
Mendengar itu bukannya senang Amera malah merasa kesal pada pria muda itu karena merasa pria itu terlalu menggampangkan apa yang dikatakannya itu sementara Amera tau menjalani sebuah hubungan apalagi sebuah pernikahan itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh dua orang yang tidak saling mencintai meski sudah pernah tidur bersama sampai menghasilkan calon anak yang sekarang sedang tumbuh dalam perutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Lisa Halik
apakah adam menyamar
2025-03-08
0
Natalina Renes
Adam seorg CEO nih , curiga saya
2023-04-12
2
Toyo Lie
saya rasa si adam bukan sopir biasa!?
2023-04-08
2