Sebuah mobil memasuki halaman rumah 2 lantai yang begitu mewah. Sang pengendara mobil memarkirkan mobilnya dan segera turun. Berjalan santai menapaki satu persatu tangga di bagian teras rumahnya. Saat hendak membuka pintu, sebuah mobil juga memasuki halaman rumahnya. Hal itu membuatnya urung untuk masuk dan memilih menunggu seseorang yang turun dari mobil itu.
"Baru pulang sayang?"tanyanya.
"Iya ma, tadi bantuin papa dulu di kantor makanya baru pulang"jawabnya yang di angguki oleh sang mama.
Kedua insan yang diketahui berstatus ibu dan anak itu masuk kedalam rumah beriringan. Sesekali mereka bercengkrama dan bergurau.
"Udah sana kamu mandi dulu, udah sore"ujar sang mama.
"Iya ma, Rendra kekamar dulu"jawab Rendra.
Abimanyu Rasarendra atau kerap disapa Rendra oleh orang terdekatnya berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Rendra adalah anak tunggal dari pasangan Gani dan Reni. Dia adalah pria yang humble dan ceria. Tak salah jika dia memilikibanyak teman. Selain itu dia juga sosok pria yang cerdas hingga para dosen begitu membanggakan dirinya.
Rendra meletakkan tasnya di dekat meja belajar miliknya dan berlalu merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia memejamkan matanya sejenak untuk melepas penat. Namun saat memejamkan mata, bayangan wajah ayu seorang wanita melintas di benaknya. Seketika Rendra membuka matanya dan tersenyum. Wanita berwajah dingin namun memiliki sejuta pesona berhasil membuat seorang Abimanyu Rasarendra tersenyum manis.
Rendra semakin merekahkan senyumnya bahkan sampai terkekeh geli saat ingat bagaimana seorang wanita yang menabraknya bukan minta maaf. Tapi malah memarahinya. Sungguh wanita itu sangat unik baginya. Apalagi wanita tadi dengan terang terangan menolak bantuan Rendra yang hendak membantunya berdiri. Sungguh, dia adalah wanita langka menurut Rendra.
"Unik"gumam Rendra seraya beranjak dari ranjang dan berlalu kekamar mandi.
.
.
.
Sinta masih setia menampakan wajah kesalnya. Apalagi saat dirinya sampai dirumah ternyata Dian, sang mama juga ada dirumah. Ahh, rencana Sinta yang akan mengusir Rama saat sampai rumah pun gagal sudah. Dian dengan sengaja menunggu kehadiran Sinta dan Rama di depan rumah.
"Sungguh skenario yang melelahkan"gerutu Sinta.
Sinta duduk di ruang tamu bersama Rama dan Dian dengan tak suka. Apalagi saat melihat Rama dan sang mama yang terlihat berbincang begitu akrab. Sungguh itu membuatnya begitu tak suka. Sinta akui Rama memang tampan dan pandai mendapatkan hati orang tuanya. Namun tidak untuk hati Sinta.
Sinta dan Rama terikat oleh perjodohan kedua orang tua mereka. Namun dengan terang terangan Sinta menolaknya dengan dalil tak mencintai Rama. Bahkan Sinta sampai melakukan hal yang memalukan saat pertemuan kedua keluarga berharap keluarga Rama akan ilfiel padanya.
Tapi ternyata tak segampang itu. Mereka malah tertawa melihat penampilan Sinta dan merasa gemas. Sinta yang awalnya semangat melakulannya pun di buat malu. Sungguh ingin rasanya Sinta menghilang saja kala itu.
Sinta sudah merasa jenuh saat ini. Dia berniat meninggalkan ruang tamu dan beranjak kekamarnya.
"Mau kemana Sin?"tanya Dian.
"Kamar ma, capek"jawab Sinta cuek.
"Nggak boleh gitu dong, ada Rama lhoo"kesal Dian.
"Nggak apa apa tante, mungkin Sinta capek"ujar Rama menengahi.
"Tuh, mama dengerkan"sahut Sinta.
"Nggak sopan Sinta ada tamu malah kamu tinggal di kamar"ucap Dian tak mau kalah.
"Emm, maaf tante, saya juga mau pamit pulang"ujar Rama lagi.
"Tuh mama denger lagi kan, Rama mau pulang"ucap Sinta. Dian menatap tajam anaknya itu. Dia beralih menatap Rama yang berstatus calon mantunya itu.
"Aduh Rama, kok buru buru sih, nggak usah dengerin kata Sinta, kamu disini dulu ya, makan dulu ya"bujuk Dian.
"Udah deh ma, kalau orangnya nggak mau nggak usah dipaksa"ucap Sinta tak suka.
"Diam Sinta"sungut Dian kesal.
"Maaf tante, lain waktu saja, karena saya harus ikut papa meeting setelah ini"bohong Rama.
"Ooh, begitu ya"sedih Dian.
"Ya udah, nggak apa apa, sering sering main kesini ya Rama"lanjut Dian tersenyum.
"Iya tante"jawab Rama sembari berpamitan.
"Biar di anter Sinta kedepan"ujar Dian.
"Lah, kenapa harus dianter ma? kan dia udah gede, udah tau juga dimana pintu keluar"kesal Sinta.
"Sinta, nurut aja"ucap Dian dengan mata melotot. Dengan kesal Sinta mehentakkan kakinya mengantar Rama sampai halaman depan.
"Gue balik"ucap Rama dingin seraya melajukan mobilnya. Sinta pun tak membalas perkataan Rama. Bahkan dengan segera dia kembali masuk kedalam rumah.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments