Berat

Setelah berbincang dengan Hera di telepon dan keputusannya dia akan membantu, mengajak bekerja di luar Negri. Sonia merasa sedikit tenang.

Sonia melihat putaran jarum jam di layar ponsel sudah menunjukan jam 10.30 malam. Akhirnya ia membaringkan diri tuk istirahat biar tidak kesiangan dalam menyambut hari esok.

Pagi-pagi, seperti Biasa Sonia sudah bangun membantu Ibunya memasak. Sonia membuatkan nasi goreng kesukaan adik-adiknya.

"Nia, lihat adik-adikmu sudah bangun apa belum? suruh sholat subuh dulu." Titah sang ibu.

"Baik Bu." Sonia meninggalkan bu Melani.

Sampai di kamar ia pun segera membangunkan adik laki-lakinya, ya itu Iman. Rendi dan Luki, karena kalau Sindi dan Santi sudah bangun duluan.

"Dek bangun, salat subuh dulu sana, mau sekolah juga nanti kesiangan," berpangku tangan. Mengamati yang saling bergeliat, setelah mereka bangun Sonia kembali ke dapur.

Kini sarapan sudah siap, bu Melani memanggil anak-anaknya. "Kalian sarapan dulu ya. Sebelum berangkat sekolah"

Semua sudah berkumpul di meja makan kayu yang hampir reod.

"Ah, sarapannya juga itu lagi itu lagi. Bosan, tek berselera," kata Sindi dengan malas. Ibunya menatap sendu.

"Sindi, jangan bilang begitu nak. Sepatutnya kita bersyukur masih di beri makanan, masih bisa sarapan."

"Benar kak, gak napsu." Tambah Iman dan beranjak dari duduknya.

"Sindi pergi sekarang aja." Sindi berdiri memakai tas lalu melangkah keluar hendak sekolah. Tanpa salaman lebih dahulu pada orang tuanya, di ikuti oleh Iman dari belakang.

Sonia geram melihat adik-adiknya seperti itu "Sindi ..." panggil Sonia dengan nada tinggi.

"Nia! sudah biarkan aja Nak," tutur Ibunya lembut.

"Gitu, tuh Bu kalau terlalu di sabaran lama-lama ngelunjak," ketus Sonia cemberut.

Bapaknya yang sedari tadi diam saja, membuka suara. "Sudah-sudah, tak baik berisik di depan makanan," kemudian melahap sarapan di ikuti yang lain. Tak lupa membaca doa sebelum makan.

Selesai makan, yang sekolah pada berangkat tak lupa cium tangan kedua orang tuanya.

Sonia membantu Ibunya yang kebetulan ada orderan mencuci. Sekian lama tak ada yang berbicara, akhirnya Sonia buka suara. "Bu, Nia ada rencana kerja di luar Negeri."

Ibunya melirik Sonia. "Kamu serius? kan gak gampang?" ucap Ibunya.

"Serius Bu, Nia mau ikut Hera, katanya ada lowongan di situ. Tapi masih menunggu keputusan kok Bu." Sonia Yakin.

"Kenapa gak cari kerja di sini saja? lagian, kan kamu sudah punya kerjaan, gak nganggur?" menatap lekat Sonia.

"Nggak tahu Bu, Nia pengen aja. Iya sih Nia juga di sini punya kerjaan, tapi Nia ingin mencari pengalaman," tambah Sonia.

"Rasanya berat Nak ... jika harus melepaskan kamu jauh begitu, ibu cemas. Kamu itu wanita, gimana kalau--" ucapannya terhenti.

"Ibu ... jangan berpikir jelek, pamali. Nia hanya ingin doa dari Ibu itu aja," Sonia memeluk tangan Ibunya.

"Sudah tentu Ibu doakan, tapi ... bagai mana jika Ayahmu tak mengijinkan?" mengernyitkan dahinya.

"Sonia akan nekat Bu, gak perduli di ijinkan atau tidak. Karena Nia sudah bertekad ingin membantu Ayah dan Ibu. Sebelum Sonia menikah nanti." Sejenak termangu.

"Tapi Nia!" panggil sang ibu dengan tatapan sendu.

"Sudahlah Bu, doakan aja yang terbaik Buat Nia." Sonia memeluk Ibunya, yang meneteskan air mata.

Sonia mengusap air mata Ibunya. "Ibu ini belum apa-apa sudah menangis, Gimana Nanti?" tersenyum getir.

"Sudah siang Bu Nia siap-siap kerja dulu ya?" Sonia beranjak pergi.

"Nia-nia, kerjaan sudah ada. Buat apa cari yang lain?" bu Melani menggeleng pelan.

Sonia di kamarnya, baru selesai mandi. Memakai celana longgar, dan kaos panjang warna senada. Rambut di ikat biar simpel.

Wajahnya di poles bedak tipis aja biar natural, begitupun dengan bibir yang natural aja. Namun tak mengurangi rautnya yang cantik alami.

Kini ia bersiap berangkat, dan biasanya akan di jemput kekasih Sonia yang bernama Zay, tak lama menunggu, Zay pun datang dengan motor beat miliknya.

"Sorry, sayang nunggu lama." Kata Zay.

"Nggak apa-apa, Bang," Sonia tersenyum dan segera naik, takut terlambat. Dan sebelumnya sudah pamitan pada orang rumah.

"Jalan Bang, takut macet nih." Sonia menepuk bahu Zay, setelah memakai helm.

Setelah beberapa puluh menit menelusuri jalan, sampai lah di tempat yang di tuju.

Sonia turun, melepas helm dan memberikan pada Zay. "Aku masuk dulu ya Bang?" sembari melangkah masuk ke sebuah Rumah makan tempatnya bekerja.

"Ok, nanti malam Abang jemput lagi?" kata Zay dan melajukan motornya.

Sonia bergegas keruang kerjanya, memakai celemek dan langsung melayani pelanggan. Kebetulan sudah ada yang ngantri, maklum sudah waktunya jam makan siang.

Setelah beberapa waktu ia berkutat dengan kerjaannya, tibalah waktu Pulang. Namun manajer meminta briefing sebentar. "Saya minta besok semua harus on time, tepat waktu. Jangan ada yang telat, oke?"ucap Pak manajer tegas.

"Baik Pak," jawab semua karyawan, akhirnya semua bubar.

Begitupun Sonia sudah di tunggu oleh Zay di luar. "Sudah nunggu lama ya Bang?" Sonia menghampiri Zay yang duduk di atas motor.

"Kenapa lama?" Zay menatap dan memberikan helm, hatinya sedikit kesal karena Sonia telat.

"Biasa, briefing sebentar," sahut Sonia mengenakan helm.

"Ya sudah. Gimana kalau kita ke taman sebentar, masih sore!" ucap Zay sebelum melajukan motornya.

Sonia melihat jam di layar ponselnya. "Sudah malam juga, jam 10 lewat nih, pulang ah, besok sore aja ya? malam ini aku capek banget," pinta Sonia sembari naik, menyilangkan tangan di pinggang Zay.

Walau sedikit kecewa Zay mengiyakan Sonia untuk pulang, dengan cepat Zay melajukan motor. Mengantar pulang kekasihnya.

Tak ada yang bicara selama di perjalanan, hanya suara mesin saja yang terdengar. Memenuhi gendang telinga.

Akhirnya sampai juga di rumah, Sonia turun dan meletakkan helm di jok motor. "Makasih ya Bang?" Sonia berdiri di depan Zay,

"Benar ya? besok kita jalan, sudah lama tak jalan berdua!" kata Zay dengan tatapan penuh arti.

Sonia menaikan sebelah alisnya. "Bukankah tiap hari juga kita jalan ya?" Sonia polos.

"Iya sih. Tapi kan berbeda, bukan sengaja jalan," ucap Zay.

"Gak sengaja gimana? aku bingung deh, kita jalan hampir setiap hari. Emangnya Abang gak sengaja mengantar jemput aku?" Sonia mengangkat bahunya.

Zay terdiam membisu, mencerna kalimat Sonia. "Iya Nia ... tapi itukan bukan kencan?" sahut Zay menggeleng pelan.

"Nia ... sudah malam, tak baik ngobrol di jalan." Panggil Ibunya dengan jelas.

Sonia menoleh ke sumber suara. "Masuk dulu, Bang?" Sonia mengajak Zay masuk.

"Gak, mau pulang aja," Zay memakai helm.

"Ya sudah, hati-hati ya?" pinta Sonia sembari melambaikan tangannya ....

...🌼---🌼...

Jangan lupa subscribe, like dan komen ya ... terima kasih banyak.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

perbedaan di dunia halu dan dunia nyata..
istri Abang becak didunia halu, namanya Bu Melani,
kl di dunia nyata, istri tukang becak namanya ibu Marni ☺️😆..
semangat otor, sukses yaaa😘

2023-05-20

1

SEPTi

SEPTi

bang Zay kaya ojol aja anter jemput 😁😁😁

2023-05-18

1

Aurel Bundha

Aurel Bundha

lanjut 🥰🥰🥰 semangat

2023-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Berat
3 Mau resign
4 Cinta kita.
5 Berangkat
6 Camas
7 Butuh duit
8 Jinak kok
9 Tas mahal
10 Nona cantik
11 Menunggu
12 Takut jatuh
13 Ganti rugi
14 Undangan
15 Angin segar
16 Menawarkan
17 Itu uang semua
18 Berani bayar
19 Ada janji
20 Naksir
21 Hotel mewah
22 Pingsan
23 Satu malam
24 Jangan lakukan
25 Mengoyak
26 Kotor
27 Benci
28 Marah
29 Tinggal di mana
30 Kemungkinan
31 Obat
32 Ngeri
33 Pelampiasan
34 Teman pria
35 Lepaskan
36 Tidak terduga
37 Salat itu wajib
38 Predator
39 Jarum suntik
40 Berubah status
41 Bebas
42 Stik sama nasi
43 Lelet amat sih
44 Bayaran malam kemarin
45 Sarapan apa
46 Istri CEO
47 Buka rekening
48 Pergi
49 Bukan rejeki
50 Cantik juga
51 Tuyul
52 Keluarga
53 Di pecat
54 Mengatakan sesuatu
55 Mendaki gunung
56 Pesta
57 Bunga BANK
58 Mulai
59 Pesan tiket
60 Traveling
61 Interogasi
62 Foto pernikahan
63 Kerasukan apa
64 Jakarta
65 Kotor
66 Tidak benar
67 Keluarkan dari kk
68 Di usir
69 Tidak terduga
70 Masa lalu
71 Beli sepeda
72 Baik hati
73 Mengurangi beban
74 Meminta maaf
75 Kecewa
76 Berada jauh
77 Menyesal
78 Aku mencintai mu
79 Membisu
80 Berkumpul
81 Bawa keluarga
82 Andai saja
83 Menginap di hotel
84 Cemburu
85 Sama saja
86 Kebahagiaan
87 Jangan nakal
88 Mengganggu
89 Jelalatan.
90 Mantan
91 Jauh dari kriteria
92 Kurang bersahabat
93 Kembali lah
94 Lebih halal
95 Terkunci
96 Diobatin
97 Meringis
98 Angkuh
99 Kencan
100 Tidak mau pulang
101 Menginap
102 Motor baru
103 Jentikan jari
104 Suruh siapa
105 Tidak tahu
106 Kepanikan Leo.
107 Mencoba kabur
108 Jangan kabur
109 Mengganggu
110 Mengintip
111 Teman lama
112 Bertanggung jawab
113 Tidak mau
114 Hanyut
115 Mendatangi
116 Jangan-jangan
117 Sudah sadar
118 Mimpi apa
119 Petunjuk
120 Hargai
121 Baby Aidan
122 Liburan
123 Rebutan
124 Haus Banget
125 Sarang apa tuh
126 Pasrah
127 Luluh
128 Tahu dari mana
129 Minta Maaf
130 Garda Depan
131 Harga diri
132 Bersilaturahmi
133 Berada kenal
134 Kisah Lalu
135 Berkumpul
136 Khawatir
137 Terpesona
138 Perdebatan
139 Baby tampan
140 Perhatian dan cinta
141 Frustasi
142 Keselamatan
143 Berkumpul
144 Kesempatan emas
145 Syukuran
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Perkenalan
2
Berat
3
Mau resign
4
Cinta kita.
5
Berangkat
6
Camas
7
Butuh duit
8
Jinak kok
9
Tas mahal
10
Nona cantik
11
Menunggu
12
Takut jatuh
13
Ganti rugi
14
Undangan
15
Angin segar
16
Menawarkan
17
Itu uang semua
18
Berani bayar
19
Ada janji
20
Naksir
21
Hotel mewah
22
Pingsan
23
Satu malam
24
Jangan lakukan
25
Mengoyak
26
Kotor
27
Benci
28
Marah
29
Tinggal di mana
30
Kemungkinan
31
Obat
32
Ngeri
33
Pelampiasan
34
Teman pria
35
Lepaskan
36
Tidak terduga
37
Salat itu wajib
38
Predator
39
Jarum suntik
40
Berubah status
41
Bebas
42
Stik sama nasi
43
Lelet amat sih
44
Bayaran malam kemarin
45
Sarapan apa
46
Istri CEO
47
Buka rekening
48
Pergi
49
Bukan rejeki
50
Cantik juga
51
Tuyul
52
Keluarga
53
Di pecat
54
Mengatakan sesuatu
55
Mendaki gunung
56
Pesta
57
Bunga BANK
58
Mulai
59
Pesan tiket
60
Traveling
61
Interogasi
62
Foto pernikahan
63
Kerasukan apa
64
Jakarta
65
Kotor
66
Tidak benar
67
Keluarkan dari kk
68
Di usir
69
Tidak terduga
70
Masa lalu
71
Beli sepeda
72
Baik hati
73
Mengurangi beban
74
Meminta maaf
75
Kecewa
76
Berada jauh
77
Menyesal
78
Aku mencintai mu
79
Membisu
80
Berkumpul
81
Bawa keluarga
82
Andai saja
83
Menginap di hotel
84
Cemburu
85
Sama saja
86
Kebahagiaan
87
Jangan nakal
88
Mengganggu
89
Jelalatan.
90
Mantan
91
Jauh dari kriteria
92
Kurang bersahabat
93
Kembali lah
94
Lebih halal
95
Terkunci
96
Diobatin
97
Meringis
98
Angkuh
99
Kencan
100
Tidak mau pulang
101
Menginap
102
Motor baru
103
Jentikan jari
104
Suruh siapa
105
Tidak tahu
106
Kepanikan Leo.
107
Mencoba kabur
108
Jangan kabur
109
Mengganggu
110
Mengintip
111
Teman lama
112
Bertanggung jawab
113
Tidak mau
114
Hanyut
115
Mendatangi
116
Jangan-jangan
117
Sudah sadar
118
Mimpi apa
119
Petunjuk
120
Hargai
121
Baby Aidan
122
Liburan
123
Rebutan
124
Haus Banget
125
Sarang apa tuh
126
Pasrah
127
Luluh
128
Tahu dari mana
129
Minta Maaf
130
Garda Depan
131
Harga diri
132
Bersilaturahmi
133
Berada kenal
134
Kisah Lalu
135
Berkumpul
136
Khawatir
137
Terpesona
138
Perdebatan
139
Baby tampan
140
Perhatian dan cinta
141
Frustasi
142
Keselamatan
143
Berkumpul
144
Kesempatan emas
145
Syukuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!