Bab 5: Cenayang Baru

“Ma … Ayo berangkat sekarang.” Ajay mencium punggung tangan ibunya, setelah itu dia pun masuk kedalam mobil sang ayah. Sonia pun mencium punggung tangan suaminya. Mereka tidak berangkat bersama karena arah mereka yang berlawanan. 

Ya Allah apa yang terjadi padaku? Aku hamil anak Zaki, dan aku tertabrak truk tadi malam. Tapi kenapa sekarang masih bulan januari, bukannya kemaren sudah bulan Juli awal? Ahh aku harus beli alat tes kehamilan. 

Gumam Sonia bingung dengan berbagai pertanyaan yang bersarang di kepalanya sehingga dia pun tidak memperhatikan sang ibu mertua yang bersungut-sungut melihat sang menantu berjalan di hadapannya tanpa melihatnya sama sekali.

Kenapa aku merasa kejadian ini pernah terjadi ya? Dalam ingatanku, Zaki akan mengajakku untuk berkencan. Ahh semoga saja itu tidak terjadi, Bisa hancur niat ku untuk hijrah.  

Sonia terus saja bicara dengan dirinya sendiri. Dia seperti sedang mengalami dejavu namun ingatan itu hanya sepotong-sepotong. Hal ini membuatnya menjadi bingung sekaligus takut. Takut jika kejadian ini hanya mimpi dan dia terjebak dalam manisnya mimpi, Sesaat wanita itu masih merasa kalau dirinya sedang berbadan dua. Tapi kebingungan mengenai jawaban sang putra yang mengatakan kalau ini masih di bulan Januari, hal ini sungguh membuat Sonia menjadi bingung dan takut. 

“Sonia, itu anakmu ngajakin kamu bicara! ada apa dengan kamu ini? ngelamun aja, kalau memikirkan selingkuhanmu jangan pagi-pagi! Tu kan Ajay sudah masuk mobil, kelamaan nungguin mak nya yang lagi bengong.” Pungkas Ema dengan sindiran yang membuat telinga terasa sakit. 

“Ibu, tidak baik bicara seperti di hadapan Ajay. Aku berangkat bu,” Ucap Sonia mengambil tangan Ema dan mencium punggung tangannya. Ema seakan jijik tangannya disentuh oleh sang menantu. Kabir dan Ajay berangkat terlebih dahulu dan kini hanya ada Sonia dan Ema di ambang pintu. 

“Jangan menyentuh tanganku dengan tangan kotormu, aku sebenarnya sudah tidak kuat lagi kau berada di sisi putraku. Sonia pergilah dari Kabir dan jauhi putra dan cucuku,” Ucap Ema datar, Sonia sudah terbiasa mendapatkan kalimat itu hampir setiap hari. 

“Semoga mas Kabir tidak memiliki keinginan yang sama dengan ibu, Aku berangkat bu, Assalamualaikum.” Sahut Sonia tidak ingin panjang lebar, wanita itu segera memasuki mobilnya dan melajukan kendaraan itu dengan kecepatan sedang. 

Ema yang masih berdiri di depan pintu merasa sedikit aneh dengan perubahan menantunya yang kini mengucapkan salam sebelum berangkat. Padahal sebelumnya dia tidak pernah mengucapkan kalimat mulia itu tiap berangkat atau masuk kedalam rumah. 

Sonia sampai di kantor dan dia ingin segera bertemu dengan Anne, sahabat kental manis yang selama ini tempat Sonia bersandar dengan semua keluh kesahnya. Anne yang melihat Sonia jalan terburu-buru, memandang dengan tatapan heran. Di ruangan itu hanya ada mereka berdua, sebagai staff keuangan Prameswara Group.

Hoss … hosh … hosh 

Sonia meletakkan tasnya dengan nafas yang ngos-ngosan. Dengan cepat dia menyambar botol minum yang selalu dia bawa, setelah tenang Sonia kini duduk berhadapan dengan sang sahabat dengan tatapan tak terbaca. 

“Lo Kenapa Nia? abis ngeliat jin ifrit lo?” Tanya Anne. Gadis cantik itu selalu saja tidak bisa bicara lurus, ketika sedang di luar jam formal.

“Ne, gue ngalamin hal aneh semalem. Lo tau nggak kemaren gue meninggal,” Ucap Sonia dengan serius. Anne melongo melihat temannya yang mendadak edan. 

“Lo kenapa Nia? Pagi-pagi ngasih kabar kemaren lo meninggal. Lo sakit?” Tanya Anne dengan masih keheranan. 

Sonia diam sejenak, otaknya kini berfikir bagaimana cara menjelaskan kepada Anne tentang kejadian aneh yang dia alami dan hal itu bisa dipercaya oleh tamannya. 

Sonia memejamkan matanya dan berusaha mengingat kejadian sekitar enam bulan yang lalu disaat itu persis di tanggal hari ini. Sekelebat bayangan tentang sahabatnya itu muncul dalam ingatan, tapi sayangnya hal itu tidak panjang. 

“Anne nanti jam 12 siang, Lo akan di traktir makan siang sama Leo. Dan dia akan membicarakan tentang perasaannya ke Lo,” Hanya itu yang bisa diingat oleh Sonia. Anne sontak menjatuhkan rahangnya melihat kelakuan aneh sang sahabat di pagi hari yang ceria ini. 

“Waaahh Lo bener-bener ya Nia, dalam waktu satu malam bisa berubah jadi cenayang. Gue kok jadi khawatir ya ama Lo beb,” Ucap Anne dengan pandangan keheranan.

“Ya udah gini aja ntar lo liat apa yang terjadi nanti, semoga ingatan gue tentang hal itu bener. Gue minta tolong sama Lo untuk mau dengerin cerita Gue, ketika apa yang Gue bilang tadi bener, Deal?” Tanya Sonia. Wanita cantik itu nampak gelisah dengan apa yang kini terjadi dengan dirinya. Kejadian yang kurang lebih terjadi di 6 bulan yang lalu, membuat dia kesulitan mengingatnya secara detail. 

“Yaelaah … ni orang bener-bener deh, Gue jadi penasaran sama apa yang terjadi sama Lo. Tapi kita lihat aja ntar siang ya, sekarang kita kerja dulu beb, Biar ntar gak di amuk sama pak Kris. Eh betewe kemaren sore pak Zaki nanyain Lo, kan Lo balik duluan jadi Gue nggak sempet ngasih tau,” 

Degg!

Zaki, nama yang saat ini membuatnya merinding. Sesaat Sonia teringat untuk memeriksakan dirinya dengan tespek, tapi saat ini sudah memasuki jam kerja dan apotik lumayan jauh. Wanita itu sedang berpikir bagaimana caranya dia membeli alat itu, Sonia mengibaskan tangannya dan kembali ke mejanya setelah melakukan absen, dia pun langsung berkutat dengan setumpuk pekerjaan yang menunggunya.

Ting!

Notifikasi di aplikasi pesan milik Sonia berbunyi, dengan cepat wanita itu membuka dan membacanya. Sebuah pesan dari Zaki yang meminta Sonia untuk datang ke ruangannya. Sesaat Sonia memejamkan matanya dan berusaha keras mengingat apa yang pernah terjadi, Sonia sepertinya mulai terbiasa dengan apa yang terjadi dengan dirinya. 

Usahanya untuk mengingat ternyata tidak membuahkan hasil, Kembali pesan dari Zaki masuk dan tidak menunggu waktu lama Sonia berangkat ke ruangan pemilik perusahaan itu. 

“Anne, gue di panggil bos, bentar ya cinta.” Ucap Sonia berpamitan dengan sahabatnya itu. 

“Iya … jangan kemakan rayuan buaya rawa Beb. Gue liat dia ada rasa tuh ama Lo,” Sahut Anne jujur. Sonia mengacungkan jempolnya dan tersenyum lebar kepada sahabatnya itu. 

Selama berjalan ke ruangan Zaki, wanita itu tidak berhenti memeras ingatannya untuk mengetahui apa yang akan terjadi saat nanti berada di ruangannya. 

Tok … Tok … Tok!

“Masuk!” Suara berat penuh wibawa terdengar dari dalam. Sonia membuka pintu dan melangkah hati-hati ke ruangan mewah milik CEO Prameswara Group. Dengan Cepat Zaki mengunci pintu dengan remot yang ada di meja kerjanya, dengan cepat pria tampan yang sangat berwibawa itu mendekati Sonia. 

“Lama sekali kamu datangnya sayang,” 

Degg!   

❤️❤️❤️

Ayoolah Sonia, ingat jangan tergoda, kamu kan niat mau insaf.. 😰

Yuuukk pemirsaaahh like, komen, vote dan hadiaahhnya ya. jangan lupa subscribe ...

❤️❤️❤️😰😰😰🌹🌹🌹 

Terpopuler

Comments

Liu Zhi

Liu Zhi

km di beri kesempatan hrs bisa manfaatin dgn baik tuh

2023-05-11

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

wadduhh.. blm apa apa udah masuk perangkap buaya rawa nich..
ayo Sonia,keluar aja dari perusahaan itu drpd bikin dosa, toh paksu siap nafkahi lahir batin khan

2023-04-12

2

K-Ji Percil

K-Ji Percil

Semangat insaf Sonia, jangan sampai goyah melihat setan ganteng, maaf ya zaky

2023-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!