Bab 3: Keluarlah Dari Rumah Ini!

“Aku akan meminta petunjuk dari Allah, saat ini aku tidak ingin mengambil keputusan. Aku mohon pergilah dulu menyelesaikan urusanmu dengan Zaki, dan kembalilah setelah kamu selesai melahirkan bayi itu. Ingat pesanku Sonia, jika kamu ingin bertaubat, maka perkuatlah niat itu dan berubahlah menjadi lebih baik. Allah akan mengampuni sebesar apapun dosa hambanya, jika orang itu bersungguh-sungguh menjemput hidayah Allah. Aku mungkin tidak bisa mendidikmu lebih baik, tapi Allah punya cara sendiri untuk hambanya untuk kembali mengingat Nya.” Ucapan Kabir yang sesekali terdengar bergetar. Sonia kembali terisak, hatinya sungguh hancur saat ini. Kabir masih bisa tenang menghadapi penghianatan yang dia lakukan, padahal dirinya sudah sangat kotor. 

Sonia hanya bisa mengangguk dan tidak bisa membantah atau sekedar memohon kepada sang suami. Dengan gontai wanita itu mengemas semuanya. Dia hanya meminta waktu untuk malam ini, besok pagi dia akan keluar dan menyelesaikan semua urusannya seperti yang Kabir utarakan tadi. 

Kabir sudah menjelaskan kepada Ema, Ema mengembalikan beberapa pakaian yang sudah dia kemas ke dalam koper. Wanita itu tidak terima dengan kelonggaran yang diberikan sang putra. Ema ingin malam ini juga Sonia keluar dari rumahnya.

“Sonia, saya tidak mau malam ini kamu menginap disini. Malam ini juga kamu harus angkat kaki dari rumah ini!” Amuk Ema. Wanita itu dengan amarah yang sudah di ubun-ubun menunjuk muka Sonia. 

“Bu, Nia mohon malam ini saja, besok pagi Nia akan keluar dari sini.” Ucap Sonia dengan mata yang sudah sembab. Wanita itu tidak menyangka sama sekali kalau sang mertua tidak menyetujui permohonan Kabir. 

“Tidak, aku tidak mau rumahku di kotori oleh seorang pezinah seperti mu. Setelah mengemas semua barang mu, keluarlah segera dari sini!” Ucap Ema tajam. Sonia masih terus berusaha memohon. Tapi Ema tidak bisa ditawar lagi, kini wanita paruh baya itu semakin keras bicara dengan menyebut Sonia dengan istilah yang menyakitkan.  

*****

Zaki sudah berada di kamar bersama Zoya. Melihat wajah cerah sang suami membuat Zoya berpikir kalau suaminya habis menang tender. 

“Sayang, kamu bahagia banget keliatannya?” Tanya Zoya. 

“Aku ada kabar baik untuk kamu Honey,” Ucap Zaki. Tangan pria itu menyambar pinggang sang istri dan membawanya ke pangkuan kaki kekarnya. 

“Heeemm … pasti abis menang tender,” Ucap Zoya dengan senyum cantiknya. Zoya memiliki kecantikan yang sempurna, mata bulat, bibir tipis, hidung mancung dan alis yang tebal asli bukan hasil sulaman.  

“Kita akan punya bayi sayang,” Ucap Zaki dengan mata berbinar. Zoya berdiri dan duduk di sebelah Zaki, keningnya berkerut dan otaknya sibuk berpikir apa yang sedang terjadi. 

“Ma-maksud kamu aku hamil Honey?” Tanya Zoya yang bingung karena saat ini dia sedang datang bulan, bagaimana Zaki mengatakan dirinya sedang hamil. 

“Bukan Sayang, jadi begini ….” Zaki menceritakan semuanya tentang hubungannya dengan Sonia dan tidak lupa pria itu memohon maaf kepada sang istri. Tetapi Zaki tetap meminta Zoya mau menerima kehadiran Sonia karena ada penerus generasinya di rahim Sonia. 

Zoya tercengang mendengar semua cerita sang suami, dunianya runtuh tapi tidak bisa dia berbuat apa-apa. Wanita mana yang mau di khianati dan kini ada bayi yang hadir di antara hubungan terlarang antara suaminya dengan istri orang lain. 

Zoya berusaha untuk tidak meledakkan amarahnya, di satu sisi dia juga merasa rendah diri karena selama ini belum juga diberikan anak. Melihat kebahagiaan suami, Zoya berusaha sekuat tenaga untuk menarik bibirnya membentuk sebuah senyum. 

Otak cerdasnya langsung berpikir cepat, apa yang harus dia lakukan dengan semua ini, haruskan dia menerima wanita selingkuhan suaminya menjadi madunya? Zoya sudah membulatkan tekad untuk menguatkan hatinya menghadapi persoalan yang sangat besar menurutnya, tapi sangat membuat sang suami bahagia. 

“Bawalah perempuan itu kerumah ini Honey, aku menerimanya.” Ucap Zoya tenang. Tepatnya berusaha untuk tenang. 

Criiing!

Mata bermanik hitam milik Zaki bersinar cerah mendengar titah istrinya tercinta. Zaki sangat mencintai Zoya tapi dia pun tidak ingin melepaskan Zonia yang kini sudah mengisi seluruh ruang di hatinya. Entah tipe macam apa Zaki ini, Author juga sebel liat dia. 

Zaki menghubungi Sonia dan ada rasa sedikit lega di hati wanita itu, Sebelum ke rumah Zaki yang jaraknya cukup jauh, Sonia berniat untuk beristirahat di hotel. Dengan cara itu dia berharap bisa menenangkan pikiran dan berpikir jernih. 

Kabir terpaksa melepas sang istri karena desakan sang ibu. Sakit juga hatinya ketika mendengar Ema yang memaki Sonia dan terus saja mengusir sang istri. Taxi online sudah berada di luar rumah, Kabir berusaha tegar dengan masalah yang menerpa rumah tangganya.

Sonia kini sudah berada di kamar hotel dan mengirimkan pesan kepada Zaki untuk menjemputnya besok pagi, Zaki setuju karena dia juga ingin menyiapkan tempat untuk Sonia di dalam rumah besarnya. 

Sonia membersihkan diri dan kali ini dia melaksanakan sholat maghrib seorang diri. Dalam doanya wanita itu memohon ampunan dan ingin bertaubat, air mata penyesalan kembali keluar dari kedua matanya yang masih sembab. Setelah puas berdoa dan bertaubat, Sonia merasa lapar. Sesaat wanita itu mengusap perutnya yang masih rata. 

“Dedek laper ya? mau makan apa sayang?” Tanya Sonia kepada bayi yang ada dalam perutnya. Seakan benih itu sudah bisa bicara. Entah kenapa tiba-tiba Sonia ingin makan nasi padang, wanita itu berniat untuk keluar hotel dan mencari nasi padang. 

Tidak jauh dari depan hotel, Sonia melihat ada restoran padang dan senyumnya pun terkembang. kembali wanita itu mengusap perutnya dan bicara dengan dirinya sendiri. 

“Dedek makan yang banyak ya sayang, biar sehat dan tumbuh baik di perut mama.” Ucap Sonia lembut, pandangannya mengarah ke restoran dan dia pun tidak memperhatikan lalu lintas.

Kaki wanita itu melangkah pelan menyeberang jalan. Dari arah kanan jalan sebuah truk melaju dengan kecepatan sedang, beberapa kali truk itu membunyikan klakson tapi sepertinya Sonia melamun dan tidak mendengar apa yang terjadi dengan sekitarnya. 

Ciiiiittttt!

Braaaak!

“Aaaaakkhhhh!” Teriakan sonia membuat banyak orang berteriak dan berhenti mendadak. 

“Tolong telpn ambulan!” Teriak seorang pria yang masih bisa dilihat oleh Sonia. Tampan dan berwajah putih bersinar. Tidak lama pandangan Sonia mengabur dan nafasnya sesak. 

“La ilaha illallah, Muhammadarrasulullah ….”  

❤️❤️❤️

Waduhhh Sonia kenapa? 😱.

Yuuukkk ramaikan jempolnya pemirsaaahh.. komen yang rame, vote yang banyak, hadiah berlimpah ya. tengkyuuuhh pemirsa tercinta.

❤️❤️❤️😱😱😱🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MSH BISA SYAHADAT JUGA LO..
KELAKUAN SONIA, INGATKN KU SAMA MNTAN ISTRI PERTAMA, YG AKHIRNYA BUAT AKU PISAH, DN JDI NAPI SLAMA 3 TH.. MSKI AKU MNYESALI, NMUN AKU PUAS, MSKI PEBINORNYA GK MATI, TPI JDI PRIA CACAT SEUMUR HIDUP, DN MNTAN ISTRI WAJAHNYA JUGA CACAT SEUMUR HIDUP..

2023-08-25

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DIDUNIA SAJA LO UDH DPT AZAB..

2023-08-25

1

Liu Zhi

Liu Zhi

ya syok banget tuh

2023-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!