Pertengkaran Di kamar hotel 2

"Bodoh". sambil tersenyum sinis, Okta pergi berlalu menuju kamar mandi.

Wilona yang mendengar perkataan itu seketika menjadi emosi kembali dan menoleh ke arah Okta yang ternyata sudah tidak ada lagi di ruangan itu.

Enak saja berkata bodoh, harusnya kamu tahu diri, apa yang kamu lakukan itu tidak pantas, main buka baju segala, siapa juga yang tidak berpikiran aneh-aneh kalau kondisinya cuma ada kita berdua( tanganya terkepal geram mendengar kata yang di ucapkan Okta tadi)

Wilona pun lantas berjalan dan menemukan tas kecilnya.

Ah tasku disini ....

Ia lantas duduk di sofa, merogoh sesuatu di dalam tas dan segera mengeluarkan ponselnya, karena setidaknya dia bisa dapat hiburan dari sana.

Tak lupa Wilona memberi kabar pada keluarga dirumah, membalas semua ucapan selamat yang masuk di nomornya.

Pikiran melintas pada kedua sahabatnya yang pasti sedang hepi-hepi di luar sana.

Sebaiknya aku telepon mereka saja. batin Wilona.

Jesi mengangkat panggilan dari ponsel nya.

"Wilonaaaa, hei kenapa telepon jam segini bukannya kamu seharusnya asik-asik dengan pengusaha tampan itu.hahahaha, "seru Jesika

 "Heyyy, apaan sihhhh Jes, jangan bicara yang engga-engga, kamu sedang apa sekarang?" tanya Wilona.

"Yah biasa donk, kita lagi ngopi nih di kafe, lagi seru-serunya bahas tentang kamu, ngga habis-habisnya nih kita bicarakan tentang kamu?hahahahah"

"Apa? ...kalian masih berdua ya..ih aku jadi pengen kesitu, andai saja aku bisa bergabung".

Wilona mengekspresikan wajah manyun dengan bibir melengkung kebawah, membayangkan kedua wajah sahabatnya itu .

Tanpa di ketahui, Okta yang sudah selesai mandi mendengar percakapan mereka dari ruang ganti.

"Apa kalian berdua sudah merasakan nikmatnya bercinta ... terus ... gimana rasanya?

Aku tidak bisa membayangkan sudah tinggi, kaya, tampan, orang ternama hihihi?" Jesi tertawa sambil mengibaskan rambutnya geli lalu kemudian menutup mulutnya.

Petra yang duduk di sebelahnya cuma bisa berdecak, sambil geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini.

"Nikmatnya bercinta?hahaha ... su-sudah pasti lah, iya-iya, ke-kenapa engga, hahaha ...hanya saja badan ini terlalu capek, mau langsung tidur ajalah sebentar lagi" Wilona mencoba mengarang indah sambil menunjukkan ekspresi mau muntah setelahnya .

"Aaaaa..Wilona dasaaarrr, udah ngga usah pamer yah kamu" jesika seru sendiri sambil tutup mulut membayangkan yang tidak-tidak.

Tidak tahan dengan kelakuan Jesika yang menggila, Petra menyaut ponsel Jesi dan gantian berbicara;

"Wil, udahan ah, temani suamimu sana, jangan di tinggal ngobrol sama kita.

OK...selamat istirahat ya cantik, semoga mimpi indah." Petra langsung mengakhiri pembicaraan tersenyum tenang masih sedikit melirik melihat Jesika yang senyum-senyum sendiri.

"Iyah, Pet kamu juga ya, Met bersenang senang semuanya." Wilona menaruh ponselnya di meja dekat sofa.

Setelah itu kembali lemas menghela nafas panjang, merebahkan tubuhnya di sansaran sofa.

Mereka bertiga adalah sahabat yang rasa sayangnya sudah seperti saudara sendiri, tidak ada satupun hal yang mereka tutupi.

Apalagi kalau mereka bertiga tidur bersama, hal sekecil apapun akan di bongkar habis tak tersisa.

Hanya saja akhirnya Wilona terpaksa berbohong pada mereka berdua tentang pernikahan ini, dia tidak akan tega melihat kedua sahabatnya bersedih ketika tahu bahwa pernikahan ini adalah perjodohan dan hanya sementara.

"Cih...nikmatnya bercinta? teman-temanmu itu mesum juga ternyata." sindir Okta sambil menggosok-gosok rambutnya.

"APA???" Wilona marah seketika dengan muka kesal, namun akhirnya kaget menutupi mulutnya.

Ia tersadar kalau percakapan tadi di dengar juga oleh Okta, dengan cepat Wilona menoleh ke samping sambil mengernyitkan mukanya kesal memukul mulutnya sendiri berkali-kali.

"Apa kamu benar-benar mau kita melakukanya disini?" lanjut Okta dengan nada menggoda namun ekspresi menghina.

"Huuuh, sudah gila ya anda Pak. Sudah berapa wanita yang ditiduri? Saya tidak akan mau sama laki-laki sepertimu."

 "APA?... apa kamu bilang tadi?" nada tinggi keluar,Okta seketika marah, tangan yang sejak tadi merapikan baju tidurnya tiba tiba berhenti.

"Ah, tidak ... aku mau mandi saja." Cepat-cepat menuju kamar mandi menghindari perdebatan dan menutup pintu dengan keras.

Okta menarik nafas panjang, sejenak menutup mata, menahan nafas kemudian menghembuskan pelan-pelan sembari mencoba mencari ketenangan, meregangkan lehernya ke kanan dan kekiri dan langsung duduk di ranjang bersandar pada bantal sambil meluruskan kaki.

Membaca beberapa laporan penting dari ponsel nya, lalu setelah itu membuka galeri melihat berbagai foto kekasihnya Leony

(ponsel Okta merupakan sarana melepaskan kepenatan dalam hidupnya, benar saja di ponsel ini terdapat koleksi yang sering di curi-curi Okta saat bersama kekasihnya Leony; saat Leony tertidur di kursi, saat makan salad, saat bermain piano bahkan saat asik memainkan hpnya Okta sibuk mencuri-curi foto).

Jempol jarinya juga bergerak mengikuti alurnya

rambut Leony seolah-olah sedang membelai rambut kekasihnya itu.

Senyum tersungging pelan-pelan dari mulutnya membayangkan betapa manisnya pujaan hatinya saat itu, suaranya yang lembut, senyumannya bahkan tawanya membuat kepala Okta di penuhi dengan bayang-bayang Leony.

Sementara di sebelahnya

Wilona yang sudah selesai mandi dibuat penasaran,

kenapa Okta menjadi tenang, hanya memandang hp bisa terlihat senyum sendiri di kamar. batin Wilona.

Perlahan Wilona melangkahkan kaki maju sedikit mencuri lihat apa yg di pandangi Okta saat ini.

Ia sepertinya melihat samar-samar seorang wanita berambut panjang namun masih belum terlihat jelas oleh matanya.

Wilona berusah mengernyitkan mata untuk mendapatkan gambar dengan lebih fokus

Apa itu kekasihnya ya, tapi siapa wanita itu,  di logika saja memang tidak mungkin juga sih kalau Okta sampai tidak punya kekasih, banyak yang cerita kalau wanita wanita di luar sana berusaha merebut hatinya, artis terkenal juga banyak yang menaruh hati padanya

Ah...aku ngapain sih ngga penting juga.

Rasa penasarannya membuat badannya maju perlahan-lahan untuk melihat siapa perempuan di ponsel itu.

Tak sadar Wilona menggeser tubuhnya, sampai remot TV yang ada di rak tempat tidur ikut bergeser dan ...

Prakk!!!

2 orang yang kaget tiba-tiba seirama melihat remot yang jatuh lalu seirama pula bertatapan mata, sempat diam beberapa detik, (entah mereka berdua kaku otot atau bagaimana^^)

"Huhhh, tidak berguna."Okta langsung memasang muka menyebalkan lagi dan langsung tidur membelakangi Wilona.

Ti-tidak berguna? ...

S**umpaaah aku kesel hari ini, gunting, mana gunting, aku mau potong rambutnya. Wilona kembali mengepalkan tangannya, sembari matanya coba mencari-cari siapa tahu ada gunting di sekitar sini.

Dasar Manusia kejam bisa bisanya berkata begitu, (mulutnya komat kamit tidak jelas, sembari kedua tangannya maju berusaha mencolok mata Okta dari belakang dan tersadar)tapi tunggu ... tunggu sebentar ... bed cuma ada satu.

Lalu aku? aku tidur dimana, masa Dia tega aku tidur di sofa.

Coba menenangkan diri sebentar kemudian berusaha bertanya sopan...

"Pak Okta, saya ... tidur dimana?"

tanya Wilona dengan nada yang super duper lembut.

"Kamu harus tahu batasanmu, mengerti?"

"Apa? Maksudnya apa?"Wilona menyaut dengan nada tinggi.

Okta Diam saja tidak membalas, Wilona yang kesal mengekspresikan muka marah sambil berusaha meninju, menendang udara seolah olah benar menghantam tubuh Okta

Andai aku bisa bawa truk pengangkut alat berat, sudah kutimbun kamu pakai batu besar.

baru hari pertama aku sudah dibuat emosi tingkat dewa. batin Wilona.

sambil mengacak-acak rambutnya kesal akhirnya Wilona berjalan ke arah sofa

ah...sudahlah sudah lelah aku tidak mau berdebat sama kepala batu ini. batinnya sekali lagi.

Berbaring di sofa melihat hp sebentar, pandangan sudah kabur dan mata yang sudah berat membawa mereka berdua masuk dalam mimpi

...

Bersambung

Halo semua, terimakasih sudah mau mampir dinovel ini ya, jangan lupa setelah membaca klik ♡ dan dukung author dengan kasih vote sebanyak-banyaknya, lewat poin yang kalian kumpulkan secara gratis

Terpopuler

Comments

Yustina Rini

Yustina Rini

Awalnya saling musuhan deh

2021-11-09

1

anca

anca

wilona syg klo ngumpat di utarakan aja jangan dlm hati 🤣🤣

2021-11-05

1

Imel Mel

Imel Mel

hhh

2020-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Pertengkaran di kamar hotel 1
3 Pertengkaran Di kamar hotel 2
4 Merintih...
5 Aku Sakit!
6 Perjanjian 9 bulan
7 Baik...Aku Setuju
8 Karyawan tampan
9 Ketegangan
10 Menghadapi Sikapnya
11 Kenangan tak terlupakan
12 Sandiwara 1
13 Sandiwara 2
14 Persiapan Bulan Madu Palsu
15 Wilona dan Okta di Paris
16 Pertemuan Pertama Kali dengan Bobby dan Leony
17 Mereka Berpisah
18 Kelaparan
19 Bobby si penolong
20 Wilona kamu cantik!
21 Tolong Jangan Salah Paham...
22 Merayu di apartemen
23 Awas kamu Wilona ...
24 Pisah Kamar
25 Tiga Hari Lagi
26 Sepasang Cincin Ikatan
27 Mencoba Champagne pertama kali
28 Mereka Berpelukan Secara Tidak Sadar
29 Kejadian Semalam yang Terlupakan
30 Terkurung di Kamar
31 Tragedi Malam Sebenarnya
32 Malam bersama Okta*1
33 Malam bersama Okta *2
34 Hari Piknik 1
35 Hari Piknik 2
36 Di pantai
37 Sendiri
38 Lagu Penyemangat
39 Langganan
40 Pertemuan tak terduga
41 Berkunjung ke makam
42 Kesedihan dan Kemarahan
43 Pulang
44 Terbongkar
45 Baik atau buruk
46 Basah Kuyup
47 Author ijin sementara waktu
48 Ayo Kita Keluar
49 Setitik Cahaya
50 Bertemu Bastian 1
51 Bertemu Bastian 2
52 Tempat Terakhir
53 Malam yang Terlalu Cepat
54 Pria dalam mobil
55 Payung Hitam
56 Membayar kesalahan
57 Dua hari lagi.
58 Buket Baby Breath
59 Tuhan Jagai Wanita Ini
60 Lesu
61 Janji Pertemuan
62 Pengakuan Judika
63 Pembalasan
64 Menghindarimu
65 Kalian Berdua ?
66 Menepati janji
67 Kemarahan Besar
68 Maaf yang Sukar 1
69 Maaf yang Sukar 2
70 Mendadak!
71 Antara Dua Pilihan
72 Jujurlah!
73 Aku mencintainya
74 Aku Tidak Peduli Padamu
75 Pulang!
76 Taktik Leony
77 Perasaan apa ini?
78 Menjauh
79 Titik terang
80 Satu per satu
81 Semua karena Doamu
82 Usaha tersembunyi
83 Kontrak yang Mulai Tercium
84 Menutupi
85 Keceplosan
86 Anonim
87 Keputusan yang sulit
88 Pilihan Judika
89 Misi khusus *1
90 Misi Khusus *2
91 Penghiburan Wilona
92 Pengunduran Diri
93 Leony beraksi *1
94 Leony beraksi *2
95 Jujur
96 Pengumuman Author
97 Penguji Hati
98 Pakai cincin itu
99 Vonis
100 Kebaikan Wilona
101 Persekongkolan
102 Keputusan Part 1
103 Keputusan part 2
104 Hari Pelantikan Tiba
105 Tak Terduga
106 Mencurahkan
107 Persiapan cerai part 1
108 Persiapan cerai Part 2
109 Permohonan tulus
110 Maaf, Terimakasih, Kembalilah pada Wilona
111 Kembali
112 Kesetiaan Okta di Uji ... (The End)
113 SAPA AUTHOR
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pernikahan
2
Pertengkaran di kamar hotel 1
3
Pertengkaran Di kamar hotel 2
4
Merintih...
5
Aku Sakit!
6
Perjanjian 9 bulan
7
Baik...Aku Setuju
8
Karyawan tampan
9
Ketegangan
10
Menghadapi Sikapnya
11
Kenangan tak terlupakan
12
Sandiwara 1
13
Sandiwara 2
14
Persiapan Bulan Madu Palsu
15
Wilona dan Okta di Paris
16
Pertemuan Pertama Kali dengan Bobby dan Leony
17
Mereka Berpisah
18
Kelaparan
19
Bobby si penolong
20
Wilona kamu cantik!
21
Tolong Jangan Salah Paham...
22
Merayu di apartemen
23
Awas kamu Wilona ...
24
Pisah Kamar
25
Tiga Hari Lagi
26
Sepasang Cincin Ikatan
27
Mencoba Champagne pertama kali
28
Mereka Berpelukan Secara Tidak Sadar
29
Kejadian Semalam yang Terlupakan
30
Terkurung di Kamar
31
Tragedi Malam Sebenarnya
32
Malam bersama Okta*1
33
Malam bersama Okta *2
34
Hari Piknik 1
35
Hari Piknik 2
36
Di pantai
37
Sendiri
38
Lagu Penyemangat
39
Langganan
40
Pertemuan tak terduga
41
Berkunjung ke makam
42
Kesedihan dan Kemarahan
43
Pulang
44
Terbongkar
45
Baik atau buruk
46
Basah Kuyup
47
Author ijin sementara waktu
48
Ayo Kita Keluar
49
Setitik Cahaya
50
Bertemu Bastian 1
51
Bertemu Bastian 2
52
Tempat Terakhir
53
Malam yang Terlalu Cepat
54
Pria dalam mobil
55
Payung Hitam
56
Membayar kesalahan
57
Dua hari lagi.
58
Buket Baby Breath
59
Tuhan Jagai Wanita Ini
60
Lesu
61
Janji Pertemuan
62
Pengakuan Judika
63
Pembalasan
64
Menghindarimu
65
Kalian Berdua ?
66
Menepati janji
67
Kemarahan Besar
68
Maaf yang Sukar 1
69
Maaf yang Sukar 2
70
Mendadak!
71
Antara Dua Pilihan
72
Jujurlah!
73
Aku mencintainya
74
Aku Tidak Peduli Padamu
75
Pulang!
76
Taktik Leony
77
Perasaan apa ini?
78
Menjauh
79
Titik terang
80
Satu per satu
81
Semua karena Doamu
82
Usaha tersembunyi
83
Kontrak yang Mulai Tercium
84
Menutupi
85
Keceplosan
86
Anonim
87
Keputusan yang sulit
88
Pilihan Judika
89
Misi khusus *1
90
Misi Khusus *2
91
Penghiburan Wilona
92
Pengunduran Diri
93
Leony beraksi *1
94
Leony beraksi *2
95
Jujur
96
Pengumuman Author
97
Penguji Hati
98
Pakai cincin itu
99
Vonis
100
Kebaikan Wilona
101
Persekongkolan
102
Keputusan Part 1
103
Keputusan part 2
104
Hari Pelantikan Tiba
105
Tak Terduga
106
Mencurahkan
107
Persiapan cerai part 1
108
Persiapan cerai Part 2
109
Permohonan tulus
110
Maaf, Terimakasih, Kembalilah pada Wilona
111
Kembali
112
Kesetiaan Okta di Uji ... (The End)
113
SAPA AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!