Pertengkaran di kamar hotel 1

Pintu lift telah terbuka dan Judika menundukkan kepala, mempersilahkan kami lewat terlebih dahulu, kemudian kami keluar menyusuri lorong menuju kamar utama.

Wilona yang sudah menerima tatapan maut jadi tidak berani berjalan bersebelahan dengan Okta, karena itu ia memperlambat langkahnya sehingga akhirnya berada di belakang Okta.

Pandangannya teralih setelah melihat kanan dan kiri ruangan.

Semua hal yang tampak di matanya membuatnya terheran-heran.

Biasanya lorong hotel hanya tampak monoton, namun kali ini berbeda.

Lorong ruangan ini cukup besar, penuh dengan lukisan yang terbilang mahal, karpet tebal berwarna coklat dengan motif bunga membuat ruangan nampak elegan.

Alunan instrumen musik terdengar melalui speaker audio yang tertanam tiap dinding.

Lampu menggantung dan beberapa susunan tanaman yang seolah olah menyambut kami menyusuri jalan menuju kamar.

Dikanan dan kirinya terdapat dua kamar dengan pintu yang besar, tapi di ujung sana terdapat kamar dengan pintu yang lebih besar lagi, sudah bisa di pastikan itu adalah kamar utamanya.

Sambil berjalan Wilona merasakan suatu yang aneh....

Bagaimana ini, bagaimana ini ... Ada apa dengan mereka, kenapa sepi sekali.

**S**ekarang tinggal kita bertiga, mereka berdua juga diam saja, aku harus bagaimanaaaa? aura di lift saja sudah tidak nyaman rasanya.

Wilona bingung merasakan keheningan di antara mereka bertiga, ia lalu mengalihkan pikirannya dan kembali kagum melihat keadaan ruangan dengan segala dekorasi di sekelilingnya.

Brukkk!

seketika Okta menghentikan langkahnya membuat Wilona yang berjalan di belakang menabrak tubuh besarnya.

Tidak bisa lagi menjaga keseimbangan dan mulai jatuh kebelakang.

Untung saja dengan sigap Judika yang juga berada di belakang Wilona menangkap dan kembali menegakkannya kembali pada posisi semula

Dengan perasaan malu Wilona menatap Judika

Ka-k**amu keren sekali.

Kalau sampai aku benar-benar jatuh tadi, mau ditaruh mana mukaku.

Hm ... sepertinya kamu lebih menarik ... ayolah kenapa bukan kamu saja yang jadi Okta, setidaknya aku tak perlu melihat tatapan maut dan pernikahan sementara ini mungkin lebih nyaman(berimajinasi sambil melengkungkan bibir ke bawah, setelah itu pikirannya teralih pada tubuh tinggi di depannya)bukan seperti manusia keras berkepala batu seperti dia. Wilona menggerutu sebal dalam hatinya.

"Te-terimakasih Judika." ujar Wilona sambil melirik ke belakang.

Wilona menyampaikan dengan senyum dan gestur malu-malu merapikan rambut di belakang telinganya.

Tampak Judika membalas hanya dengan menundukkan kepala saja tanpa berkata-kata.

"Jud, istirahatlah." Okta menoleh tanpa melihat.

"Baik Tuan, saya ada di kamar ini jika Tuan perlu sesuatu. "

"Masuklah!" Menyuruh dengan nada datar.

" Baik, Tuan dan Nyonya, selamat beristirahat." Judika menundukkan kepala sebentar dan langsung menuju kamar yang di sediakan khusus untuknya.

Rupanya si tatapan maut itu berhenti karena berdiri tepat di pintu kamar Judika.

Setelah itu!

Suasana jadi mencekam lagi dan hening tanpa ada suara sama sekali, bahkan Wilona dapat mendengar suara nafasnya sendiri yang tidak tertata dengan baik, tiba-tiba jantungnya juga ikut berdetak tidak karuan.

Kenapa dia diam saja ya, Judika sudah disuruh pergi, terus kamu mau apa? apa aku mau di usir dari sini?....(Wilona berfikir aneh-aneh)

" Hei, kalau jalan pakai mata bisa tidak?" Okta menoleh tanpa melihat.

Wilona tampak ingin mengumpat tapi akhirnya dia bisa menahan sambil menutup mata dan menghela nafas panjang.

●●●●●

Begitu lah beberapa aturan yang masih dia ingat, yang dulu pernah di sampaikan asisten tampan waktu itu.

Flash back pertemuan dengan Judika

Waktu itu di pagi hari yang cerah, berdiri seorang laki-laki tampan berpenampilan rapi di depan kedai roti milik ayah Wilona.

Seolah-olah sudah janjian dengan ayah sebelumnya, ayah pun pergi kedepan menyambutnya pria tampan itu, mereka bertemu dan mempersilahkan Judika duduk di tempat yang sudah dirapikan ayah sedari tadi, setelah berbincang sebentar ayah langsung masuk ke dapur mendekati Wilona.

"Nak, itu Judika asisten Pak Okta sudah datang, sana di temui dulu"

"I-iya ayah" melirik ke arah meja melihat seorang laki-laki dengan postur tegap duduk. Wilona pun jalan dengan malas menuju meja.

" Selamat pagi Nona."Judika langsung berdiri dan tersenyum hangat menatapku.

Begitulah pertemuan pertama kami, saat aku melihat wajahnya yang tersenyum seperti melihat sinar mentari pagi yang cerah seketika.

Senyumannya juga menghangatkan suasana.

Ditambah posturnya tinggi tegap dengan setelah jas hitam dan rambut yang rapi, aroma parfum yang menambah kesempurnaan tubuhnya.

Membuatku membayangkan ini adalah sosok idaman para wanita yang biasa ada di novel-novel yang sering ku baca.

" Nona, kedatangan saya kesini bla..bla..bla."

wah ruangan ini jadi tampak bersinar, dengan kedatangan pangeran mempesona di depanku.

Apa? kenapa harus pakai bahasa formal juga, memangnya aku siapa? dia siapa?

tapi ... eh ... tidak-tidak kenapa aku langsung memikirkan cowok ini, heh Wil fokus-fokus.

Aku tidak boleh tertarik hanya dari penampilan luar, semuanya menipu, lebih baik orang yang baik hati dan setia itu sudah cukup, seperti Bastian, Itu adalah prinsip hidupku dalam mencari pasangan (Saking seringnya Wilona baca novel-novel romantis dia tidak mau lagi tertarik hanya dengan ketampanan dan kekayaan seperti idaman wanita pada umumnya).

Bastian? Siapa Dia?

( Bastian adalah kekasih Wilona yang akhirnya diputus sepihak karena tidak mau menyakiti perasaannya)

...

Kembali ke pertemuan dengan Judika.

Tunggu! asisten ini memang terlalu tampan, sayang untuk dilewatkan, baiklah aku cukup sampai disini, cukup menikmatinya saja. gumamnya

"Nona? ... Nona Wilona?" Judika memanggil.

"Eh ... Iya, ada apa?" tersadar dari lamunannya.

" Apa Nona sudah mengerti apa yang saya sampaikan tadi?"

"hah? ... eh ...?" mata Wilona bingung mencari jawaban tentang apa yg di jelaskan tadi, sambil beberapa kali mengedipkan mata berfikir dan sadar bahkan satu kata pun tidak ada yang masuk dalam otaknya.

Sambil tersenyum Judika mengambil beberapa kertas dari dalam tasnya dan menyerahkan pada Wilona.

"Nona, ini adalah beberapa hal yang tadi sudah saya jelaskan tentang peraturan ketika menjadi istri Tuan Okta.

Begitu juga peraturan dalam kehidupan Keluarga Wahardian.

Sekiranya nona masih bingung, Nona bisa membacanya kembali " Judika tersenyum ramah sambil menyerahkan lembaran kertas.

"I-iya." seketika kata-kata 'istri Tuan Okta' kembali menyadarkan Wilona dan membuatnya menjadi lemas terkulai menyadari bahwa ia sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga Wahardian

●●●●●

Kembali ke Hotel

"Hei, apa kamu tidak mau masuk?" nada keras Okta, membuat Wilona tersentak kaget. Ia kembali sadar dari lamunannya.

"I-iya" Wilona berjalan cepat menuju kamar.

Ternyata Okta sudah berjalan jauh sampai di depan pintu, sedang Wilona masih terdiam sibuk dengan lamunannya.

Di dalam Kamar Hotel

Saat menutup pintu dan berbalik Wilona dibuat takjub lagi dengan suasana kamar hotel, sebuah bed yang cukup besar terletak ditengah ruangan, tampak lukisan di sebelah kanan dengan hiasan lampu yang terpasang di setiap pojok lukisan, terdapat meja kerja kursi dengan lampu melengkung disebelahnya, aroma ruangan terhirup tanpa permisi membuat Wilona terlupa sementara apa yang terjadi, dia berjalan dua langkah penasaran melihat ada ruangan apa di belakang meja kerja itu.

Dekorasi ruangan yang sangat apik, dindingnya juga bermotif, bahkan bagian atapnya saja dihiasi dengan lampu yang sangat cantik membuat siapa saja yang melihat pasti kagum dibuatnya.

Ini benar-benar kamar hotel berkelas, aku tidak menyangka ada kamar seluas ini, ini bahkan sudah bisa dibilang ukuran rumah buatku.

Okta melihat sinis Wilona yang saat itu sedang terkagum-kagum dengan mulut terbukanya.

Saat pandangannya belum cukup puas menyusuri sudut-sudut ruangan, Wilona di buat kaget bukan kepalang melihat kejadian di depan matanya.

Okta membuka kancing baju satu persatu,

Dengan reflek yang cepat buru-buru dia menyilangkan ke dua tangan di dada dan membalikkan badan kembali ke pintu masuk tadi

Apa iniiiiii? dia sudah gila ya. batin Wilona dengan jantungnya yang tanpa permisi berdegup kencang.

▪▪▪▪▪

Bersambung....

Halo semua, terimakasih sudah mau mampir dinovel ini ya, jangan lupa setelah membaca klik ♡ dan tinggalkan jejak dukung author dengan kasih vote sebanyak-banyaknya, lewat poin yang kalian kumpulkan secara gratis

Terpopuler

Comments

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

masih nyimak

2021-11-17

1

Yustina Rini

Yustina Rini

Kok ya mau nikah ma.orang yg gk kenal bingit

2021-11-09

1

anca

anca

nyimak dulu deh
di awal kurang sreg deh mah karakter wilona kayak bnyk ngelamun ,,,ngehalluu,,,berimajinasi sendiri,,
moga kesepan karakter lebih kuat

2021-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Pertengkaran di kamar hotel 1
3 Pertengkaran Di kamar hotel 2
4 Merintih...
5 Aku Sakit!
6 Perjanjian 9 bulan
7 Baik...Aku Setuju
8 Karyawan tampan
9 Ketegangan
10 Menghadapi Sikapnya
11 Kenangan tak terlupakan
12 Sandiwara 1
13 Sandiwara 2
14 Persiapan Bulan Madu Palsu
15 Wilona dan Okta di Paris
16 Pertemuan Pertama Kali dengan Bobby dan Leony
17 Mereka Berpisah
18 Kelaparan
19 Bobby si penolong
20 Wilona kamu cantik!
21 Tolong Jangan Salah Paham...
22 Merayu di apartemen
23 Awas kamu Wilona ...
24 Pisah Kamar
25 Tiga Hari Lagi
26 Sepasang Cincin Ikatan
27 Mencoba Champagne pertama kali
28 Mereka Berpelukan Secara Tidak Sadar
29 Kejadian Semalam yang Terlupakan
30 Terkurung di Kamar
31 Tragedi Malam Sebenarnya
32 Malam bersama Okta*1
33 Malam bersama Okta *2
34 Hari Piknik 1
35 Hari Piknik 2
36 Di pantai
37 Sendiri
38 Lagu Penyemangat
39 Langganan
40 Pertemuan tak terduga
41 Berkunjung ke makam
42 Kesedihan dan Kemarahan
43 Pulang
44 Terbongkar
45 Baik atau buruk
46 Basah Kuyup
47 Author ijin sementara waktu
48 Ayo Kita Keluar
49 Setitik Cahaya
50 Bertemu Bastian 1
51 Bertemu Bastian 2
52 Tempat Terakhir
53 Malam yang Terlalu Cepat
54 Pria dalam mobil
55 Payung Hitam
56 Membayar kesalahan
57 Dua hari lagi.
58 Buket Baby Breath
59 Tuhan Jagai Wanita Ini
60 Lesu
61 Janji Pertemuan
62 Pengakuan Judika
63 Pembalasan
64 Menghindarimu
65 Kalian Berdua ?
66 Menepati janji
67 Kemarahan Besar
68 Maaf yang Sukar 1
69 Maaf yang Sukar 2
70 Mendadak!
71 Antara Dua Pilihan
72 Jujurlah!
73 Aku mencintainya
74 Aku Tidak Peduli Padamu
75 Pulang!
76 Taktik Leony
77 Perasaan apa ini?
78 Menjauh
79 Titik terang
80 Satu per satu
81 Semua karena Doamu
82 Usaha tersembunyi
83 Kontrak yang Mulai Tercium
84 Menutupi
85 Keceplosan
86 Anonim
87 Keputusan yang sulit
88 Pilihan Judika
89 Misi khusus *1
90 Misi Khusus *2
91 Penghiburan Wilona
92 Pengunduran Diri
93 Leony beraksi *1
94 Leony beraksi *2
95 Jujur
96 Pengumuman Author
97 Penguji Hati
98 Pakai cincin itu
99 Vonis
100 Kebaikan Wilona
101 Persekongkolan
102 Keputusan Part 1
103 Keputusan part 2
104 Hari Pelantikan Tiba
105 Tak Terduga
106 Mencurahkan
107 Persiapan cerai part 1
108 Persiapan cerai Part 2
109 Permohonan tulus
110 Maaf, Terimakasih, Kembalilah pada Wilona
111 Kembali
112 Kesetiaan Okta di Uji ... (The End)
113 SAPA AUTHOR
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pernikahan
2
Pertengkaran di kamar hotel 1
3
Pertengkaran Di kamar hotel 2
4
Merintih...
5
Aku Sakit!
6
Perjanjian 9 bulan
7
Baik...Aku Setuju
8
Karyawan tampan
9
Ketegangan
10
Menghadapi Sikapnya
11
Kenangan tak terlupakan
12
Sandiwara 1
13
Sandiwara 2
14
Persiapan Bulan Madu Palsu
15
Wilona dan Okta di Paris
16
Pertemuan Pertama Kali dengan Bobby dan Leony
17
Mereka Berpisah
18
Kelaparan
19
Bobby si penolong
20
Wilona kamu cantik!
21
Tolong Jangan Salah Paham...
22
Merayu di apartemen
23
Awas kamu Wilona ...
24
Pisah Kamar
25
Tiga Hari Lagi
26
Sepasang Cincin Ikatan
27
Mencoba Champagne pertama kali
28
Mereka Berpelukan Secara Tidak Sadar
29
Kejadian Semalam yang Terlupakan
30
Terkurung di Kamar
31
Tragedi Malam Sebenarnya
32
Malam bersama Okta*1
33
Malam bersama Okta *2
34
Hari Piknik 1
35
Hari Piknik 2
36
Di pantai
37
Sendiri
38
Lagu Penyemangat
39
Langganan
40
Pertemuan tak terduga
41
Berkunjung ke makam
42
Kesedihan dan Kemarahan
43
Pulang
44
Terbongkar
45
Baik atau buruk
46
Basah Kuyup
47
Author ijin sementara waktu
48
Ayo Kita Keluar
49
Setitik Cahaya
50
Bertemu Bastian 1
51
Bertemu Bastian 2
52
Tempat Terakhir
53
Malam yang Terlalu Cepat
54
Pria dalam mobil
55
Payung Hitam
56
Membayar kesalahan
57
Dua hari lagi.
58
Buket Baby Breath
59
Tuhan Jagai Wanita Ini
60
Lesu
61
Janji Pertemuan
62
Pengakuan Judika
63
Pembalasan
64
Menghindarimu
65
Kalian Berdua ?
66
Menepati janji
67
Kemarahan Besar
68
Maaf yang Sukar 1
69
Maaf yang Sukar 2
70
Mendadak!
71
Antara Dua Pilihan
72
Jujurlah!
73
Aku mencintainya
74
Aku Tidak Peduli Padamu
75
Pulang!
76
Taktik Leony
77
Perasaan apa ini?
78
Menjauh
79
Titik terang
80
Satu per satu
81
Semua karena Doamu
82
Usaha tersembunyi
83
Kontrak yang Mulai Tercium
84
Menutupi
85
Keceplosan
86
Anonim
87
Keputusan yang sulit
88
Pilihan Judika
89
Misi khusus *1
90
Misi Khusus *2
91
Penghiburan Wilona
92
Pengunduran Diri
93
Leony beraksi *1
94
Leony beraksi *2
95
Jujur
96
Pengumuman Author
97
Penguji Hati
98
Pakai cincin itu
99
Vonis
100
Kebaikan Wilona
101
Persekongkolan
102
Keputusan Part 1
103
Keputusan part 2
104
Hari Pelantikan Tiba
105
Tak Terduga
106
Mencurahkan
107
Persiapan cerai part 1
108
Persiapan cerai Part 2
109
Permohonan tulus
110
Maaf, Terimakasih, Kembalilah pada Wilona
111
Kembali
112
Kesetiaan Okta di Uji ... (The End)
113
SAPA AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!