Waktu sudah hampir dini hari saat Ruby keluar dari club malam tempatnya bekerja. Dia buru-buru ingin pulang dan melihat ayahnya juga mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah. Setengah berlari dia melintasi pelataran club saat sebuah mobil tengah melaju.
“ Ckiiittt !!! “ Suara rem mobil begitu keras. Ruby yang terkejut jatuh terduduk.
“ Hei kau buta ya?! “ Teriak marah sopir mobil itu seraya keluar dari mobil.
“ Apa? “ Jawab Ruby sambil meringis merasakan sakit di sikunya karena menahan tubuhnya saat terjatuh.
“ Hei kau yang buta, ini bukan lintasan balap mobil, kenapa membawa mobil sambil kebut-kebutan “ makinya kepada sopir yang belagak sok itu.
“ Apa kau bilang, dasar perempuan sialan !! “ balas sopir seraya mengangkat tangannya hendak memukul Ruby.
Tapi dengan cepat Ruby meraih tangannya dan memutar tubuhnya kemudian membantingnya. Sopir itu jatuh tersungkur, sebelum sempat bangun Ruby menin*dih punggungnya dengan lututnya juga memelintir pergelangan tangannya.
“ Hei kau pikir siapa main pukul orang seenaknya “ Ruby berkata seraya menekankan tubuhnya kepada lawannya dan semakin kuat memelintir tangannya, membuat sopir tadi berteriak kesakitan.
“ Kau yang siapa, itu mobil tuan muda, aaargghh “ teriak sopir itu mengerang.
“ Hah dasar para orang kaya manja, seenaknya saja menindas orang lemah, menyepelekan orang lain “ ucap Ruby seraya bangkit melepaskan sopir itu.
Kemudian dia berpaling ke mobil yang ada dibelakangnya, membuat tanda dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, menusukkan ke arah mobil itu.
Laki – laki berwajah dingin itu menyaksikan semua kejadian yang tak terduga tadi dengan sedikit terkejut, baru kali ini dia melihat perempuan segarang itu. Membuatnya sedikit tertarik dan memutuskan untuk keluar dari mobil.
Sekertaris Yuri sudah bersiap mencegah namun lambaian tangan Rai membuatnya urung melakukan hal itu.
Rai berjalan mendekati Ruby, dia penasaran apa perempuan itu masih akan segarang tadi kalau tau siapa pemilik mobil itu.
“ Kau berani juga rupanya “ katanya dengan suara pelan tapi penuh aura dingin dan gelap, setelah lebih dekat ke arah Ruby.
“ Oh jadi rupanya kau si tuan muda manja dan sombong itu “ balas Ruby dengan tangan terlipat di dadanya. Tanpa ada rasa takut, karena dia tidak tau dengan siapa dia sedang berhadapan.
“ Hei perempuan sinting, kau bahkan tau aku tapi tidak takut sekalipun? Nyali mu besar sekali, habis kau malam ini “ ancam Rai dengan seringai yang menyeramkan.
“ Hei kau yang sinting, apa karena kau tuan muda jadi bisa seenaknya merendahkan orang? Apa mati ? Hei bocah manja jaga ucapanmu, aku bahkan mengalami hal yang jauh lebih buruk dari kematian, ancamanmu sama sekali tidak membuatku takut “ balas Ruby dengan nada merendahkan juga.
“ Ah sudahlah aku harus buru-buru pergi, tidak ada waktu untuk bermain-main dengan anak manja seperti mu “ kata Ruby sambil berlalu meninggalkan tuan muda yang hampir kehabisan kata-kata.
Baru kali ini ada perempuan yang berani memaki ku, sialan. Akan ku cari kau meskipun sampai ke lubang semut. Kata hati Rai dengan penuh amarah.
Bagi Ruby ancaman kematian tidak akan membuatnya takut, hidupnya yang sekarang bahkan lebih menyeramkan dari kematian, hidup tapi seperti mati, itu lah yang dia rasakan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Ruby membuka pintu dengan sangat hati-hati, dia takut akan membangunkan ayahnya.
Memasuki rumah dengan pelan, menuju kamarnya, segera melemparkan tubuhnya di atas kasur tipis tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu. Tubuhnya sudah sangat lelah dan dia hanya ingin langsung tertidur tanpa berpikir.
“ Triiiingg triiiingg “ bunyi alarm di hp nya membuat Ruby kaget dan langsung bangun terduduk.
“ Hooaamm...” dia menguap menyingkirkan rasa kantuknya.
Dia segera berdiri dan menuju kamar mandi sebelum kasur tipis itu menggodanya untuk tidur lebih lama lagi.
Dia hanya mencuci muka dan menggosok giginya. Air yang sangat dingin membuatnya tidak berani untuk mandi.
Setelah melakukan rutinitas paginya, dia beranjak ke dapur untuk memasak.
Rumahnya adalah rumah sewa dua kamar dan dapur yang menyatu dengan ruang tengah, lingkungan tempat tinggalnya adalah lingkungan kumuh dengan harga sewa 500 ribu tiap bulan. Untuk kota besar harga sewa itu adalah harga termurah yang bisa ditawarkan.
Keluarga Ruby dulunya tidak semiskin ini, tapi karena ibunya yang sakit dan membutuhkan biaya besar, ayahnya menjual semua harta mereka untuk bisa mengobati ibunya.
Meskipun pada akhirnya ibunya harus meninggal tapi Ruby dan ayahnya tidak menyesal karena bagi mereka keluarga adalah harta terbesar di dunia ini.
Lima tahun setelah ibunya meninggal, ayahnya juga sakit dan di diagnosa menderita penyakit jantung. Dokter menyarankan agar ayah Ruby beristirahat saja dirumah. Namun ayahnya memaksakan diri terlalu berlebihan hingga akhirnya membuat kondisinya semakin memburuk. Sejak saat itu ayahnya tidak berkerja lagi dan Ruby otomatis menjadi tulang punggung keluarga.
Ruby anak yang baik, dia tidak pernah sekalipun mengeluhkan hidupnya kepada ayahnya, dia selalu menemui ayahnya dengan senyum secerah matahari dan menceritakan hal-hal yang menyenangkan saja.
Begitu juga pagi ini, selesai membuatkan bubur untuk ayahnya dia membawanya ke kamar untuk sarapan bersama.
Ayahnya masih tidur di dalam selimut, wajahnya semakin kurus dan penuh keriput, terlihat 10 tahun lebih tua dari usia yang seharusnya.
“ Ayah ku sayang ayo bangun, kita sarapan bubur kesukaan ayah, setelah itu kita minum obat “ ucap Ruby dengan riang, suaranya bahkan mengalahkan riangnya cuitan burung di pagi hari.
Namun ayahnya tidak bangun, masih terlelap.
“ ayah ayo... “ ulang ruby seraya menyentuh tangan ayahnya, suhu tubuh ayahnya dingin.
Ruby membelalakkan mata, antara takut dan terkejut.
“ Ayah bangun... “ ulang Ruby mulai cemas.
Tanpa pikir panjang lagi Ruby membawa ayahnya ke rumah sakit.
🍁🍁🍁🍁🍁
Ruby mondar mandir di depan ruang UGD menunggu dokter yang memeriksa ayahnya.
Ruby benar-benar benci bau rumah sakit, semua kenangan buruknya berkumpul di sini. Tentang ibunya, dan sekarang tentang ayahnya.
Perlahan mata Ruby mulai berkaca kaca, siap turun menjadi aliran air mata, dada Ruby sesak, nafasnya tak teratur, kepalanya berat, perutnya mual, dia takut membayangkan hal buruk terjadi pada ayahnya.
Tak lama berselang dokter yang memeriksa ayahnya keluar.
“ Ayahmu masih beruntung, terlambat sedikit saja mungkin akan lain keadaannya. Tapi ayahmu harus menjalani rawat inap, keadaannya harus diperiksa secara intensif, serangan jantung kali ini adalah yang terfatal. Ruby bertahanlah, ayahmu mengalami koma “ jelas dokter.
Bagai anak panah yang langsung di lesatkan ke jantungnya, Ruby jatuh bersimpuh, kedua kakinya tidak kuat menopang berat tubuhnya. Suaranya tercekat di tenggorokan, bahkan untuk mengeluarkan suara tangisannya pun dia tidak sanggup.
Ibu aku harus bagaimana sekarang. Teriak hati Ruby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Faridah
hai thor aku juga kembali lgi, dan baca ulang novelmu,dulu selalu menunggu cerita ini tp akhrnya baru ktemu lgi stlh ada notif,awalnya gak prcaya bakal bsa baca cerita ruby lgi..semangat ya thor
2025-02-10
0
cery
hai thor ini tahun 2024 dan aku kembali membaca ulang karyamu dan tepatnya aku selalu menunggu notif up mu kelanjutan cerita dilan masih gntung 😭
2024-01-15
1
Devi Aji Putri
nostalgia baca ini lagi😁
2023-02-06
1